Aktivitas Antimikroba Edible Film dari Kasein dan Kitosan dengan Perbandingan Berbeda

Achmad, Baitiyatul Mufaidah (2019) Aktivitas Antimikroba Edible Film dari Kasein dan Kitosan dengan Perbandingan Berbeda. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Produk pangan mentah maupun olahan yang mudah rusak memerlukan kemasan agar mempunyai daya simpan yang lama dan aman untuk dikonsumsi. Edible film dapat digunakan sebagai kemasan yang melindungi produk pangan dari faktor kerusakan mekanis, kimia dan mikrobiologi. Kasein merupakan golongan hidrokoloid yang dapat digunakan dalam pembuatan edible film, tetapi kasein tidak mempunyai sifat antimikroba. Kitosan adalah polisakarida yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan edible film yang kuat dan dapat bertindak sebagai antimikroba. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan terbaik kasein dan kitosan dalam pembuatan edible film sehingga dihasilkan aktivitas antimikroba terbaik terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Salmonella sp. dan Lactobacillus bulgaricus. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai perbandingan terbaik antara kasein dan kitosan dalam pembuatan edible film. Materi yang digunakan adalah edible film dari kasein dan kitosan dengan perbandingan berbeda sesuai perlakuan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah percobaan laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan, larutan kasein : kitosan = 1 : 1 untuk perlakuan 1 (P1), larutan kasein : kitosan = 1 : 2 untuk perlakuan 2 (P2), larutan kasein : kitosan = 1 : 3 untuk perlakuan 3 (P3) dan larutan kasein : kitosan = 1 : 4 untuk perlakuan 4 (P4). Variabel yang diamati adalah aktivitas antimikroba edible film dari kasein dan kitosan pada bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Salmonella sp. dan Lactobacillus bulgaricus. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis Variansi (ANAVA) dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) apabila terdapat perbedaan yang nyata maupun sangat nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbadingan berbeda antara kasein dan kitosan dalam pembuatan edible film menghasilkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) pada aktivitas antimikroba terhadap Staphylococcus aureus, perbedaan nyata (P<0,05) pada aktivitas antimikroba terhadap Escherichia coli dan Lactobacillus bulgaricus, namun tidak menghasilkan perbedaan nyata (P>0,05) pada aktivitas antimikroba terhadap Salmonella sp. Rata-rata diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus adalah 12,10 mm untuk P1, 13,53 mm untuk P2, 16,02 mm untuk P3 dan 18,06 mm untuk P4. Rata-rata diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli adalah 21,98 mm untuk P1, 24,99 mm untuk P2, 25,82 mm untuk P3, dan 26,92 mm untuk P4. Rata-rata diameter zona hambat bakteri Salmonella sp. adalah 16,41 mm untuk P1, 18,38 mm untuk P2, 21,17 mm untuk P3 dan 20,62 mm untuk P4. Rata-rata diameter zona hambat bakteri Lactobacillus bulgaricus adalah 15,52 mm untuk P1, 16,92 mm untuk P2, 17,74 mm untuk P3, dan 19,80 mm untuk P4. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa perbandingan terbaik kasein dan kitosan dalam pembuatan edible film adalah larutan kasein : kitosan = 1 : 4 (P4). Saran yang dapat diberikan adalah untuk membuat edible film dengan perbandingan larutan kasein : kitosan = 1 : 4.

English Abstract

The purpose of this research was to find out the best ratio of casein and chitosan in the manufacture of edible films so that could produced the best antimicrobial activity against Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Salmonella sp. and Lactobacillus bulgaricus. The material used was edible film made from casein and chitosan with different ratio. The method on this research was laboratory experimental with Completely Randomized Design with 4 treatments and 5 replications. The variable measured was antimicrobial activity of edible film againts Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Salmonella sp. and Lactobacillus bulgaricus. Data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA), and continued with Duncan's Multiple Range Test (DMRT) if there were significant difference or highly significant difference. The results showed that there was highly significant difference (P<0.01) on antimicrobial activity against Staphylococcus aureus, significant difference (P<0.05) on antimicrobial activity against Escherichia coli and Lactobacillus bulgaricus, but there was no significant difference (P>0.05) on antimicrobial activity against Salmonella sp. Conclusion of this research was the best ratio of casein and chitosan in the manufacture of edible films is casein : chitosan solution = 1: 4.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FAPET/2019/550/051910323
Uncontrolled Keywords: antimicrobial activity, edible film, casein, chitosan
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 664 Food technology > 664.02 Processes > 664.028 Preseravation techniques > 664.028 7 Chemical preservation by use of additives
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 15 Sep 2020 06:48
Last Modified: 15 Sep 2020 06:48
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/175796
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item