Persilangan Beberapa Varietas Padi Gogo Dan Padi Sawah (Oryza sativa L.) Untuk Menghasilkan F1

Yanuar, Aninda Dwi (2017) Persilangan Beberapa Varietas Padi Gogo Dan Padi Sawah (Oryza sativa L.) Untuk Menghasilkan F1. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang menjadi komoditas penting di Indonesia. Permintaan terhadap ketersediaan padi sangat tinggi namun tidak diikuti dengan jumlah produksi yang tinggi pula. Salah satu penyebabnya adalah semakin berkurangnya luas lahan pertanian terutama lahan sawah. Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2015, luas lahan sawah di Indonesia pada tahun 2013 mengalami penurunan dibandingan tahun 2012. Penurunan luas lahan sawah ini dapat diatasi dengan upaya penggunaan lahan sub-optimal seperti lahan kering. Salah satu sifat unggul yang ada pada beberapa varietas padi saat ini adalah sifat tahan pada kondisi lahan kering, misalnya varietas–varietas padi gogo. Namun produktivitas padi gogo masih tergolong rendah jika dibandingkan padi sawah. Untuk itu dibutuhkan suatu upaya dalam memperbaiki sifat tanaman agar tanaman dapat tumbuh pada kondisi lahan kering dan berproduksi tinggi. Pemuliaan tanaman merupakan suatu usaha untuk memperbaiki sifat tanaman, sehingga diperoleh tanaman yang mempunyai sifat lebih baik dari tetuanya, salah satunya yaitu dengan persilangan. Persilangan antara padi gogo dan padi sawah diharapkan dapat menghasilkan benih F1. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah yang berlokasi di Jalan Hamid Rusdi Desa Talok, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2017. Koordinat lahan penelitian adalah 8011’37,72’’ LS 112041’36,11’’ BT dan berada pada ketinggian ± 375 mdpl. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah, pinset, jarum, gunting kecil, kaca pembesar, kamera, sabit, cangkul, jangka sorong, timbangan analitik, dan alat tulis. Bahan tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Towuti sebagai tetua betina, padi sawah varietas Ciherang, dan Cibogo sebagai tetua jantan. Sedangkan bahan lainnya adalah glacyne bags (kantong plastik), kertas label, papan nama, alkohol 70 %, pupuk Urea, pupuk SP36, dan pupuk KCl. Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan persilangan pada padi gogo dengan padi sawah untuk menghasilkan F1. Persilangan dilakukan dengan menggunakan 4 varietas sehingga terdapat 4 set persilangan. Pengamatan dilakukan pada karakter kuantitatif dan kualitatif. Pada pengamatan karakter kuantitatif dilakukan pengamatan pada keberhasilan persilangan (%), masa pengisian bulir (hari), panjang beras pecah kulit (mm), dan lebar beras pecah kulit (mm). Data karakter kuantitatif yang didapatkan dari hasil pengamatan dianalisis dengan uji-t tidak berpasangan (t-student unpaired) taraf 5%. Pengamatan dilakukan pada 10 butir beras yang dipilih secara acak dari benih F1 pada setiap ii set persilangan dan benih hasil tanaman tetua (kontrol) yang terdiri dari 2 varietas padi gogo dan 2 varietas padi sawah. Pada karakter kualitatif dilakukan pengamatan pada warna kulit ari beras dan bentuk beras pecah kulit. Analisis data kualitatif dilakukan menggunakan analisis deskriptif, yakni dengan menampilkan data kualitatif benih dari setiap set persilangan (F1) dan dari hasil tanaman tetua secara visual. Pada karakter kuantitatif, karakter keberhasilan persilangan dan masa pengisian bulir di uji dengan data dari set persilangan yang berbeda. Sedangkan pada karakter panjang beras pecah kulit (mm) dan lebar beras pecah kulit (mm) yang diperoleh tidak hanya di uji dengan data dari set persilangan yang berbeda, tetapi juga di uji dengan data yang diperoleh dari tanaman tetua (kontrol). Hasil analisis uji-t menunjukkan bahwa keberhasilan persilangan, masa pengisian bulir padi, panjang beras pecah kulit (mm), dan lebar beras pecah kulit (mm) memberikan pengaruh tidak nyata pada set persilangan yang berbeda. Sedangkan analisis uji-t yang dilakukan pada hasil persilangan dan pada tanaman tetua menunjukkan pengaruh nyata pada panjang beras pecah kulit dan lebar beras pecah kulit (mm). Pengamatan karakter kualitatif dilakukan pada warna kulit ari beras dan bentuk beras pecah kulit. Pengamatan dilakukan pada 10 benih yang dipilih secara acak dari benih F1 pada setiap set persilangan dan dari tanaman tetua (kontrol). Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa warna kulit ari beras benih F1 pada setiap set persilangan adalah coklat muda. Sedangkan pada benih tanaman tetua, warna kulit ari beras adalah putih. Karakter bentuk beras pecah kulit ditentukan dengan cara membandingkankan panjang beras pecah kulit (mm) dan lebar beras pecah kulit (mm). Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, menunjukkan bahwa bentuk beras pecah kulit (F1) pada setiap set persilangan yang berbeda adalah ramping. Sedangkan bentuk beras pecah kulit pada benih hasil tanaman tetua menunjukkan hasil yang berbeda. Bentuk beras pecah kulit pada tanaman tetua padi gogo adalah ramping sedangkan pada padi sawah adalah sedang.

English Abstract

Rice (Oryza sativa L.) is one of the most important food crops in Indonesia. The demand of rice is very high but not followed with the high production. One of the causes is the decreasing of agricultural land, especially in, especially field area. According to Badan Pusat Statistik in 2015, the wide of indonesia field area in 2013 has decreased compared to 2012. This decrease in field area can be solved by the efforts of sub-optimal land use such as dry land. One of the superior character in some rice varieties is resistance to dry land conditions, for example varieties of gogo rice. However, the productivity of gogo rice is still relative low compared to lowland rice. Afterwards, it needs an effort in improving the character of the plant so the plants can grow in dry land conditions and high production. Plant breeding is an attempt to improve the character of the plant, so that plants are obtained that have better character than the parents, one of which is by hybridization. Hybridization between gogo and lowland rice are expected to produce F1 seed. The study was conducted on fields located at Jalan Hamid Rusdi Talok Village, Turen Subdistrict, Malang Regency, East Java Province from February to June 2017. The coordinate of the research field is 8011'37,72 '' LS 112041'36,11 '' BT and is at an altitude ± 375 mdpl. The tool used in this research are tweezers, needles, small scissors, magnifying glass, camera, sickle, hoe, calliper, analytical scales, and stationery. Planting materials used in this study are Gogo rice varieties Situ Bagendit and Towuti as female parents, lowland rice varieties like Ciherang and Cibogo as male parents. Other materials include glacyne bags, label paper, nameplate, 70% alcohol, Urea fertilizer, SP36 fertilizer, and KCl fertilizer. This research was done by crossing on gogo with lowland rice to produce F1. The hybridization was done using 4 varieties so there are 4 sets of hybridization. Observations were done on both quantitative and qualitative characters. In observation of quantitative character observations were made on the success of hybridization (%), grain filling period (days), length of brown rice (mm), and width of brown rice (mm). Quantitative character data obtained from the observations were analyzed by unpaired t-test of 5% level. Observations were made on 10 seeds randomly selected F1 seeds from each set of hybridization and from control plants (2 varieties of gogo rice and 2 varieties of lowland rice). Qualitative character observation on the color of rice husk and brown rice shape. Qualitative data analysis was conducted using descriptive analysis, by displaying qualitative data from each set of hybridization and from control plants visually. In the quantitative character, observations were made on the success of hybridization (%), grain filling period (days), the length of brown rice (mm), and the width of brown rice (mm). In quantitative characters, the success characters of hybridization and the grain filling period are tested with the data from a different set hybridization. Meanwhile, the character lenght of brown rice (mm) and width of brown rice (mm) which is obtained, are not only tested with the data from a iv different sets of hybridization, but also tested with the data obtained from the control plants.. The result of t-test analysis showed that the success of hybridization, the period of filling of grain, the length of brown rice (mm), and the width of brown rice (mm) gave no significant effect on different sets of hybridization. While the t-test analysis conducted on different sets of hybridization and control plants showed a significant effect on the length and width of brown rice (mm). The observation of qualitative character was done on the rice husk color and brown rice shape. Observations were made on 10 seeds randomly selected from F1 seed and from the result of control plants. The results of descriptive analysis shows that the color of rice husk on each set of hybridization is light brown. While in the control plants, the color of rice husk is white. The characteristic brown rice shape is determined by comparing the length and width of brown rice (mm). According to the comparison result, it is shown that the shape of brown rice on each set of different hybridization is slim. While on the shape of brown rice in the control plants showed different results. The shape of brown rice in the control plants of gogo rice is slim while in the lowland rice is medium.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2017/585/051710772
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 664 Food technology > 664.7 Grains, other seeds, their derived products > 664.72 Milling and milling products > 664.725 Rice
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Yusuf Dwi N.
Date Deposited: 04 Dec 2017 02:36
Last Modified: 10 Dec 2020 08:38
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/6349
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item