Ekstraksi Brazilin Batang Tanaman Secang (Caesalpinia Sappan, L.) Dengan Teknik Maseras

-, Kristinawati (2019) Ekstraksi Brazilin Batang Tanaman Secang (Caesalpinia Sappan, L.) Dengan Teknik Maseras. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Secang (Caesalpina sappan, L.) merupakan jenis tanaman kacang-kacangan yang termasuk ke dalam family leguminosae. Salah satu bagian tanaman Secang yang sering digunakan adalah kayu secang berupa serutan atau potongan-potongan. Kayu secang memiliki kandungan brazilin yang termasuk kedalam flavonid sebagai isoflavonoid. Brazilin memiliki potensi sebagai sumber agen antioksidan, antiinflamasi, antidiabetes dan anti kanker, serta kayu secang memiliki indeks antioksidatif ekstrak yang lebih tinggi dibandingkan dengan antioksidan komersial. Aktivitas antioksidan yang terkandung dalam ekstrak kayu secang memiliki kemampuan lebih baik dari pada vitamin C dan vitamin E. Salah satu metode ekstraksi brazilin dari tanaman Secang yang lebih efisien adalah maserasi. Metode maserasi ini baik digunakan untuk ekstraksi kayu secang yang senyawanya memiliki sifat termolabil. Faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi dengan metode maserasi adalah jenis pelarut dan waktu maserasi. Kepolaran jenis pelarut yang digunakan mempengaruhi kelarutan zat dalam bahan. Waktu Maserasi mempengaruhi hasil ekstraksi, dimana waktu ekstraksi yang terlalu lama akan menyebabkan ekstrak yang dihasilkan terhidrolisis, apabila waktu ekstraksi terlalu singkat akan menyebabkan bahan tidak terekstraksi secara sempurna atau tidak semua senyawa aktif terekstrak dari bahan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut dan waktu maserasi serta mengetahui perlakuan terbaik terhadap ekstrak senyawa brazilin yang diperoleh dengan metode maserasi. Penelitian dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktorial pertama yaitu jenis pelarut (X1) yang terdiri dari 2 level (akuades dan etanol 95%), faktor kedua yaitu waktu maserasi (X2) yang terdiri dari 3 level (24 jam, 48 jam, 72 jam). Kedua faktor tersebut menghasilkan 6 kombinasi perlakuan yang akan dilakukan ulangan sebanyak 3 kali, sehingga diperolehviii total perlakuan sebanyak 18 perlakuan percobaan. Selanjutnya dilakukan pengamatan kadar air, rendemen, aktivitas antioksidan, dan total fenol. Pemilihan perlakuan terbaik menggunakan metode multiple attribute (Zeleny, 2003) dengan 3 parameter (rendemen ekstrak, aktivitas antioksidan, dan total fenol). Sampel terbaik akan dilakukan analisis kadar brazilin dengan Liquid ChromatographyMass Spectrometry (LC-MS). Analisis data menggunankan analisis sidik ragam, apabila terdapat perbedaan nyata antar perlakuan, maka dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) atau Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses ekstraksi brazilin kayu secang didapatkan hasil yaitu jenis pelarut berpengaruh signifikan terhadap rendemen, kadar air dan aktivitas antioksidan, namun tidak berpengaruh signifikan terhadap total fenolik. Waktu maserasi berpengaruh signifikan terhadap rendemen, kadar air, aktivitas antioksidan dan total fenolik. Hasil terbaik didapatkan dari kombinasi perlakuan jenis pelarut etanol dan waktu maserasi 24 jam dengan total fenolik sebesar 327,52 mg GAE/g. Rendemen yaitu 4,198%. Aktivitas antioksidan (IC50) yaitu 40,37 ppm. Senyawa brazilin pada sampel perlakuan terbaik berhasil teridentifikasi menggunakan uji LC-MS dengan massa molekul sebesar 285,0762 m/z dengan waktu retensi yaitu 3,621 menit. Nilai koefisien transfer massa tertinggi pada etanol 95% selama 24 jam sebesar 0,04/jam.

English Abstract

Sappan wood (Caesalpina sappan, L.) is a type of legume plant that belongs to the leguminosae family. One part of sappan plant that is often used is sappan wood in the form of shavings or pieces. Secang wood contains brazilin which is included in the flavonids as isoflavonoids. Brazilin has potential as a source of antioxidant, anti-inflammatory, antidiabetic and anti-cancer agents, and sappan wood has a higher antioxidant index of extract compared to commercial antioxidants. Antioxidant activity contained in sappan wood extract has better ability than vitamin C and vitamin E. One of the more efficient methods of extracting brazilin from Secang plants is maceration. This maceration method is best used for the extraction of sappan wood whose compounds have thermolable properties. Factors that influence the extraction process by maceration method are the type of solvent and maceration time. The polarity of the type of solvent used affects the solubility of the substance in the material. Maseration time affects the extraction results, where the extraction time is too long will cause the extract to be hydrolyzed, if the extraction time is too short it will cause the material not to be extracted completely or not all active compounds extracted from the material. The research objective was to determine the effect of the type of solvent and maceration time and determine the best treatment of brazilin compound extracts obtained by maceration method. The study was designed using a Randomized Block Design (RAK). The first factorial is the type of solvent (X1) consisting of 2 levels (distilled water and 95% ethanol), the second factor is maceration time (X2) consisting of 3 levels (24 hours, 48 hours, 72 hours). These two factors produce 6 treatment combinations that will be repeated 3 times, so that a total of 18 experimental treatments is obtained. Then the water content, yield, antioxidant activity and total phenol were observed. The selection of the bestx treatment uses the multiple attribute method (Zeleny, 2003) with 3 parameters (extraction yield, antioxidant activity, and total phenol). The best samples will be analyzed by Brazil levels with Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LC-MS). Data analysis uses analysis of variance, if there are significant differences among treatments, then tested the Least Significant Difference (LSD) or Duncan's Multiple Range Test (DMRT). The results showed that the extraction process of brazilin sappan wood showed that the type of solvent had a significant effect on yield, water content and antioxidant activity, but did not significantly influence total phenolic. Maceration time has a significant effect on yield, moisture content, antioxidant activity and total phenolic. The best results were obtained from a combination of ethanol solvent treatment and 24-hour maceration time with a total phenolic of 327.52 mg GAE / g. The yield is 4,198%. Antioxidant activity (IC50) is 40.37 ppm. Brazil compound in the best treatment sample was identified using the LC-MS test with a molecular mass of 285.0762 m / z with a retention time of 3,621 minutes. The highest value of mass transfer coefficient on ethanol 95% for 24 hours is 0.04 / hour.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2019/124/052002118
Uncontrolled Keywords: Brazilin, Caesalpinia sappan, L., Jenis Pelarut, liquid chromatography-mass spectrometry, Waktu Maserasi., Brazilin, Caesalpinia sappan, L., Solvent type, liquid chromatography-mass spectrometry, Maceration Time.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 664 Food technology > 664.02 Processes > 664.022 Extraction
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Industri Pertanian
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 10 Aug 2020 06:50
Last Modified: 21 Oct 2021 04:35
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/181027
[thumbnail of KRISTINAWATI (2).pdf] Text
KRISTINAWATI (2).pdf
Restricted to Registered users only

Download (12MB)

Actions (login required)

View Item View Item