Pengaruh Penambahan Tepung Daging Bekicot (Achatina Fulica) Dalam Pakan Terhadap Kualitas Eksternal Dan Internal Telur Burung Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica)

Putra, Ramadhan Dwi (2017) Pengaruh Penambahan Tepung Daging Bekicot (Achatina Fulica) Dalam Pakan Terhadap Kualitas Eksternal Dan Internal Telur Burung Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Bekicot merupakan salah satu hewan hama yang merusak sektor pertanian, meskipun bekicot termasuk hama tetapi banyak mengandung nutrisi yang baik untuk tubuh. Berdasarkan hasil uji Laboratorium di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya tepung daging bekicot mengandung protein 65,61%, lemak 3,26%, air 13,28%, abu 4,60% dan karbohidrat 13,25%. Kandungan zat nutrisi tepung daging bekicot ini dapat digunakan untuk memelihara burung puyuh sebagai pakan tambahan. Penelitian ini dimulai pada tanggal 4 April sampai 16 Juli 2017. Lokasi penelitian dilaksanakan di peternakan burung puyuh milik Pak Iskandar yang berlokasi di jalan sentana, Desa Bunder, Ampledento, karangploso Kabupaten malang. Analisis data kualitas telur dilakukan di Laboratorium Teknoligi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Brawijaya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daging bekicot terkadap kualitas telur yang mencakup berat telur, berat kerabang, indeks putih telur, indeks kuning telur dan Haugh Unit. Manfaat hasil penilitian ini diharapkan dapat menambahkan informasi atau kajian ilmiah tentang penambahan tepung daging bekicot pada pakan burung puyuh. Materi penelitian ini menggunakan ternak burung puyuh (Coturnix coturnix Japonica) sebanyak 120 ekor, burung puyuh betina dan diberi pakan dari PT. Japfa Comfeed, dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Setiap ulangan diisi burung puyuh sebanyak 5 ekor. Adapun penambahahan tepung daging bekicot dengan 4 perlakuan yaitu P0= tanpa perlakuan, P1= 10%, P2= 20% dan P3= 30%. Hasil data yang didapat pada penelitian ini selanjutnya ditabulasi dengan menggunakan program Microsoft Exel, kemudian dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dari Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 6 ulangan, apabila dalam analisis ada perbedaan maka akan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s. Hasil dari data yang didapat pada penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan penambahan tepung daging bekicot tidak memberikan perbedaan pengaruh yang tidak nyata (0>0.5) terhadap berat telur dengan rataan tertinggi P3 (10,19+0,33), berat kerabang dengan rataan tertinggi P3 (1,018+0,029), indeks putih telur dengan rataan tertinggi P2 (0,094+0,007), indek kuning telur dengan rataan tertinggi P1 (0,451+0,008) dan Haugh Unit dengan rataan tertinggi P2 (67,693+2,405). Meskipun tidak memberikan perbedaan pengaruh yang tidak nyata akan tetapi telur memiliki kualitas standar dari setiap variabel. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah penambahan tepung daging bekicot terhadap pakan burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) tidak memberikan perbedaan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap bobot telur, bobot kerabang, indeks putih telur, indeks kuning telur dan Haugh Unit. Kualitas telur yang dihasilkan memiliki nilai setandar telur burung puyuh dari setiap variabel. Disarankan dilakukan penelitian lebih lanjut penambahan tepung daging bekicot terhadap kualitas telur burung puyuh pada umur 3-5 bulan, karena burung puyuh sedang diatas puncak produksi telur, dengan tujuan untuk melihat efisiensi protein dalam pakan pada kualitas telur burung puyuh.

English Abstract

The purpose this research was to find out the effect of snail meat meal towards the quality of quail’s egg. The variables that used in this research was egg weight, shell weight, white egg weight index, yolk index and haugh unit. The feeds treatment that used in this research consist of P0: basal feed + 0% snail meat meal, P1: basal feed + 10% snail meat meal, P2: basal feed + 20% snail meat meal and P3: basal feed + 30% snail meat meal. Data collected was analyzed by using Anova, if there was a different results between the treatments then continue tested by Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). The results showed that, there were no significantly effect on the egg weight, shell weight, white egg weight index, yolk index and haugh unit (P>0,05). On the egg weight with the highest average value P3 (10.19 + 0,33), shell weight with the highest average value P3 (1,018+0,029), white egg index with the highest average value P2 (0,094+0,007), yolk egg index with the highest average value P3 (0,451+0,008) and haugh unit with the highest average value P2 (67,693+2,405). Although the results showed there were no significantly effect, but the eggs still have quality standard. So, it can be concluded that the addition of snail meat meal towards quail feed (Coturnix coturnix japonica) showed there were no significantly effect (P>0,05) towards egg weight, shell weight, white egg index, yolk egg index and haugh unit but the eggs have quality standard on each variables

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2017/449/051712537
Uncontrolled Keywords: Snail meat meal, eksternal quality, internal quality of quail egg.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.5 Chickens and other kinds of domestic birds > 636.59 Other poultry > 636.597 Ducks
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 01 Jul 2019 07:43
Last Modified: 01 Jul 2019 07:43
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/166197
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item