JuanitaChristanti (2010) Fleksibilitas Ruang pada Sekolah Fotografi. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Perkembangan dunia seni fotografi digital semakin marak ditelaah oleh masyarakat. Ditambah dengan dukungan secara tidak langsung dari dunia maya membuat seni fotografi semakin menarik dan mendapat apresiasi dari berbagai pihak dan kalangan. Terdapat pula segelintir orang yang melihat keunikan dari sebuah seni fotografi yang seakan dapat membius masyarakat dengan perspektif dan cara pandang yang berbeda yang kemudian mendirikan sebuah wadah untuk memberikan edukasi tersendiri bagi peminatnya yang benar-benar terjun ke dalam dunia seni fotografi. Dengan adanya perkembangan dunia fotografi yang begitu pesat, maka semakin mengindikasikan kebutuhan yang ingin dipenuhi untuk mengikuti perkembangan tersebut, antara lain kebutuhan akan suatu tempat yang dapat membantu masyarakat awam untuk dapat lebih mengenal dunia fotografi, seperti galeri fotografi, studio foto, klub-klub fotografi, maupun sekolah fotografi. Sekolah fotografi yang ada dinilai masih belum mempunyai fleksibilitas ruang yang baik sebagai alternatif desain ruang yang mempunyai fungsi saling berkesinambungan, padahal fleksibilitas ruang penting digunakan sebagai upaya untuk mewadahi bermacam-macam sifat dan kegiatan dalam sebuah ruangan, dan dapat dilakukan pengubahan susunan ruang sesuai dengan kebutuhan tanpa mengubah tatanan bangunan. Fleksibilitas ruang baik digunakan sebagai salah satu usulan desain dalam arsitektur berkelanjutan, yaitu sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur. Fleksibilitas ruang merupakan efisiensi terhadap bahan bangunan, luasan lahan, dan juga pemanfaatan teknologi sebagai penemuan terbaru yang lebih murah, hemat, cepat diproduksi, dan terbuka terhadap inovasi. ( http://www.astudio.id.or.id/ , diakses tanggal 15 Mei 2010). Fungsi sekolah fotografi sebagai sebuah wadah dirasa penting untuk dijadikan sebuah pokok bahasan. Hal ini dikarenakan bahwa sebagai sebuah wadah yang menampung kegiatan apresiasi maupun hobi, perlu lebih diperhatikan pada fungsi sekolah tersebut, yaitu bagaimana ruang yang ada di dalamnya saling berkesinambungan dan mampu mendukung kegiatan yang ada dalam kurikulum sekolah fotografi tersebut. Maka dari itu, permasalahan tentang fleksibilitas ruang merupakan hal yang cukup signifikan dalam sebuah sekolah fotografi. Metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan yaitu Traditional Problem Solving oleh William Pena, yang dimulai dari pendefinisian masalah, pengumpulan data, analisa, sintesa,yang akhirnya berupa konsep dan solusi desain. Pembahasan desain dimulai dari tinjauan terhadap tapak untuk menentukan dimensi tapak terpilih serta kelebihan dan kekurangan dari kondisi tapak yang ada. Kemudian dari beberapa parameter fleksibilitas ruang, dikembangkan lagi sehingga mempunyai 8 (delapan) konsep fleksibilitas yang digunakan sebagai metode pendekatan fleksibilitas ruang dalam sekolah fotografi ini. Setelah dilakukan beberapa analisa terhadap konsep-konsep tersebut ternyata tidak semua konsep dapat diterapkan dalam ruang studio maupun ruang kelas. Konsep yang dapat diterapkan adalah konsep ekspansibilitas, konvertibilitas, dan versatilitas akan digunakan pada ruang kelas segi empat; sedangkan konsep ekspansibilitas dan konvertibilitas akan diterapkan pada ruang studio dengan bentuk segi empat. Fleksibilitas ruang akan dicapai dengan penggunaan partisi sebagai pembentuk ruang. Partisi yang digunakan adalah folding partition yaitu partisi lipat yang dapat bergeser agar dapat menyesuaikan dengan bentuk ruangan yang diinginkan. Penggunaan folding partition sebagai jawaban atas permasalahan yang ada. Karena sistem folding partition sendiri yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan konsep fleksibilitas dalam ruang kelas dan ruang studio, selain itu apbila digunakan partisi gypsum ataupun sketsel akan sulit dalam hal akses sirkulasi atau keberadaan pintu.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2010/528/051003127 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 690 Construction of buildings |
Divisions: | Fakultas Teknik > Arsitektur |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 20 Dec 2010 11:26 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 09:17 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/140441 |
Preview |
Text
BAB_I_-_III.pdf Download (3MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_IV_a.pdf Download (3MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_IV_d.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_IV_b.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_IV_e.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_IV_c.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_IV_f.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
DAFTAR_ISI.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_IV_h.pdf Download (3MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_IV_g.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_V.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Lampiran.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
LEMBAR_PENGESAHAN_sd_RINGKASAN.pdf Download (1MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |