Proporsi Bekatul Dan Hidrolisat Protein Kepala Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Yang Berbeda Terhadap Nilai Proksimat Hidrolisat Protein

Zakir, Muhammad Anugrah (2018) Proporsi Bekatul Dan Hidrolisat Protein Kepala Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Yang Berbeda Terhadap Nilai Proksimat Hidrolisat Protein. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan jenis udang yang secara ekonomis bernilai tinggi sebagai komoditi ekspor karena diminati oleh pasar dunia. Menurut darmawan et al. (2017), komoditi ekspor udang vaname semakin meningkat 7,4% atau 785.025 ton pada tahun 2016. Hal tersebut berakibat meningkatnya limbah udang vaname yang dihasilkan oleh industri pengolahan udang tersebut. Pengolahan udang untuk komoditi ekspor terdiri atas tiga macam, yaitu udang yang dikemas utuh dari bagian badan dan kepala, udang badan tanpa kepala, dan daging udang saja. Limbah kepala udang hasil industri pengolahan dapat mencapai 30% dari berat udang. Pada analisa komposisi kimia dari kepala udang memiliki kandungan protein 53,74%, sehingga dapat berpotensi sebagai bahan tambahan pembuatan hidrolisat protein. Hidrolisat protein merupakan sumber protein alami yang dihidrolisis secara parsial sehingga lebih mudah diasimilasi oleh mahluk hidup. Hidrolisis secara parsial mampu memecah molekul protein menjadi beberapa gugus asam amino maupun peptida melalui pemutusan ikatan rantai peptida. Pada pembuatan hidrolisat protein udang digunakan bahan penghidrolisis asam, basa kuat atau enzim. Salah satu cara untuk mengoptimalkan kerja enzim yaitu dapat menggunakan metode fermentasi. Fermentasi adalah proses pengolahan bahan makanan dengan memanfaatkan mikroorganisme. Fermentasi juga tidak lepas dari waktu masa simpan produk hidrolisat protein ditentukan oleh jenis bahan pengikat yang digunakan. Umumnya bahan pengikat yang digunakan pada pembuatan hidrolisat protein kepala udang vaname yaitu tepung terigu, kanji, tepung aren, jagung, beras dan bekatul. Bekatul merupakan hasil samping penggilingan gabah yang berasal dari berbagai varietas padi. Dari segi gizi, bekatul merupakan bagian yang menghasilkan energi, kaya akan serat, mengandung protein tertinggi serta mengandung asam amino lisin yang lebih tinggi dibandingkan beras. Komponen kimia bekatul antara lain protein 12.0-15.6%, lemak 15.0-19.7%, karbohidrat 34.1-52.3%, abu 6.6-9.9% dan serat kasar 7.0-11.4%. Pada pembuatan bekatul hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan bekatul. Bekatul ditimbang sebanyak 100 g, kemudian dimasukkan kedalam baskom plastik. Selanjutnya ditambahkan cairan hidrolisat protein kepala udang vaname sebanyak 100 mL, 150 mL, dan 200 mL pada setiap perlakuan dan dihomogenkan. Setelah dihomogenkan, tuang dan ratakan dinampan kemudian dikeringkan dengan sinar matahari selama sehari. Baskom yang telah berisi sampel ditutup menggunakan kain dan disimpan selama 12 hari. Hasil penelitian proporsi bekatul dan hidrolisat protein yang berbeda memberikan pengaruh terhadap nilai proksimat hidrolisat protein kepala udang vaname. proporsi bekatul. Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini perlu dilakukan pengujian proksimat bekatul dan lama pengamatan yang berbeda untuk mengetahui nilai proksimat bekatul.

English Abstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2018/318/051805158
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 664 Food technology > 664.9 Meats and allied foods > 664.94 Fishes and shellfish
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 08 Oct 2018 02:56
Last Modified: 08 Oct 2018 02:56
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/12431
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item