Optimasi Volume Pelarut Etil Asetat dan Lama Ekstraksi Terhadap Kadar Vanillin dari Pod Kakao Hasil Degradasi Lignoselulosa menggunakan Jamur Brown Rot Serpula lacrymans

Rosiyana, Dwi (2018) Optimasi Volume Pelarut Etil Asetat dan Lama Ekstraksi Terhadap Kadar Vanillin dari Pod Kakao Hasil Degradasi Lignoselulosa menggunakan Jamur Brown Rot Serpula lacrymans. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kakao terdiri dari 75% limbah yang berupa kulit kakao atau sering disebut pod kakao. Jika dikonversikan dengan jumlah produksi kakao pada tahun 2014 (728.414 ton), maka negara Indonesia berpotensi menghasilkan pod kakao sebanyak 546.310,5 ton. Jumlah limbah tersebut akan sangat potensial jika dapat dimanfaatkan secara tepat. Pod kakao merupakan salah satu limbah lignoselulosik yang terdiri dari selulosa (24,24%), hemiselulosa (8,72%) dan lignin (26,38%). Kandungan lignin yang cukup banyak dalam pod kakao dapat dimanfaatkan untuk produksi senyawa turunan lignin, salah satunya adalah vanillin. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi volume pelarut etil asetat dan lama ekstraksi terhadap kadar vanillin dari filtrat pod kakao hasil degradasi lignoselulosa menggunakan jamur brown rot Serpula lacrymans. Metode yang digunakan untuk optimasi adalah Response Surface Methodology (RSM) dengan dua faktor yaitu volume pelarut etil asetat (20, 40, 60 ml) dan lama ekstraksi (60, 120, 180 menit). Hasil analisis menunjukkan bahwa volume pelarut berpengaruh terhadap respon kadar vanillin dan total soluble phenol (yang larut dalam etil asetat), sedangkan lama ekstraksi kurang berpengaruh terhadap respon kadar vanillin dan total soluble phenol (yang larut dalam etil asetat). Solusi optimal diperoleh dengan penambahan volume pelarut 60 ml dan lama ekstraksi 96,35 menit. Perlakuan tersebut akan menghasilkan prediksi respon berupa kadar vanillin sebesar 1,64% dan total soluble phenol sebesar 0,05 mg/g dengan ketepatan (desirability) 0,967 atau 96,7%.

English Abstract

Cocoa consists of 75% waste in the form of cocoa skin or often called cocoa pod. If it is converted to cocoa production by 2014 (728,414 tons), Indonesia has the potential to produce 546,310.5 tons of cocoa pod. The amount of waste will be very potential if it can be utilized appropriately. Cocoa pod is lignocellulosic wastes consists of cellulose (24.24%), hemicellulose (8.72%) and lignin (26.38%). A considerable amount of lignin in cocoa pods can be used for the production of lignin derivatives, such as vanillin. The objective of this study is to optimize the volume of ethyl acetate and the extraction time on vanillin content from lignocellulose degradation of cocoa pod using brown rot fungus Serpula lacrymans. The method used for optimization is Response Surface Methodology (RSM) with two factors: volume of ethyl acetate (20, 40, 60 ml) and extraction time (60, 120, 180 min). The results showed that the volume of solvent had an effect on the response of vanillin content and total soluble phenol (soluble in ethyl acetate), while the extraction time had little effect on the response of vanillin content and total soluble phenol (soluble in ethyl acetate). The optimal solution was obtained by adding 60 ml solvent volume and 96.35 minutes of extraction time. The treatment will produce a response prediction of vanillin content of 1.64% and total soluble phenol of 0.05 mg / g with desirability of 0.967 or 96.7%.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2018/77/051802477
Uncontrolled Keywords: Ekstraksi, lignoselulosa, pod kakao, vanillin.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 664 Food technology > 664.02 Processes > 664.022 Extraction
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Industri Pertanian
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 04 Jun 2018 04:06
Last Modified: 15 Mar 2023 07:42
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/11333
[thumbnail of DWI ROSIYANA.pdf] Text
DWI ROSIYANA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item