Faisal, Dicky (2018) Pengaruh Jenis Perekat Dalam Pembuatan Pelet Pada Ayam Pedaging Terhadap Kualitas Fisik Pakan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pakan yang berkualitas sangat mempengaruhi pertumbuhan ternak unggas untuk mengoptimalkan penampilan dan produktivitas ternak unggas. Kualitas pakan dipengaruhi oleh bahan pakan, komposisi bahan dalam pakan dan proses pengolahan pakan. Faktor lain yang mempengaruhi kualitas pakan yaitu bentuk pakan. Bentuk pakan yang diproduksi dibidang peternakan unggas adalah tiga macam bentuk, yaitu tepung (mash), butiran lengkap (pelet), dan butiran terpecah (crumble). Bentuk pakan yang paling sering digunakan sebagai pakan ternak yaitu pelet. Keuntungan pakan dalam bentuk pelet adalah mempermudah dalam penanganan dan menjamin keseimbangan zat nutrisi pakan yang terkandung dalam komposisi pada pakan sehingga dapat mengotimalkan produktivitas ternak dan menurunkan biaya produksi. Namun pakan bentuk pelet memiliki kelemahan yaitu mudah mengalami kerusakan dalam bentuk fisik atau hancur selama proses pengolahan dan pengangkutan, maka penggunaan bahan perekat sangat berperan penting dalam proses pembuatan pakan berbentuk pelet, yang dapat menjaga keutuhan tiap-tiap komponen penyusun pakan ayam pedaging menjadi kompak dan tidak mudah rapuh, sehingga menjaga kualitas pakan. Bahan perekat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bahan perekat berbahan pakan tebu (molasses), bahan perekat berbahan pakan singkong yang telah dikeringkan (tepung cassava), juga perekat bentonite yang berasal dari lempung mineral. Keuntungan menggunakan molasses sebagai bahan perekat diantaranya akan meningkatkan palatabilitas dan mengurangi sifat debu, molasses juga merupakan sumber karbohidrat mudah tercerna, selain itu molasses dapat meningkatkan penampakan tekstur pelet. Tepung cassava mengandung karbohidrat sebesar 82,56%, sehingga membuat tepung cassava berpotensi untuk digunakan sebagai bahan perekat untuk pakan ternak. Penambahan bahan perekat bentonite ke dalam pakan ayam pedaging bentuk pelet akan meningkatkan sifat fisik pakan ayam pedaging starter dengan menurunkan kadar air dan meningkatkan ketahanan benturan Pada pernyataan diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan perekat molasses, bentonite, dan tepung cassava dalam pembuatan pakan pelet ayam pedaging, terhadap tingkat kecerahan, warna dan tekstur (daya patah). Penelitian dilakukan di gedung 3 Laboratorium Nutrisi dan Makan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang pada bulan Desember 2017. Rangkaian proses dalam proses pengolahan bahan pakan menjadi pakan berbentuk pelet terdiri dari proses penggilingan (grinding), pencampuran (mixing), pengukusan, pencetakan pelet (peleting) dan terakhir pendinginan pelet (cooling). Metode penelitian menggunakan percobaan Laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakukan yang diberikan yaitu P0 = bahan pakan pelet tanpa menggunakan bahan perekat, P1= pakan basal + molasses 2%, P2= pakan basal + tepung cassava 2%, P3= pakan basal + bentonite 2%. Pengukuran Tingkat kecerahan dan analisis warna menggunakan mesin kromameter. Pengkuran tekstur/daya patah, alat yang digunakan berupa Mesin Tensile Strengtht. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh pada tiap variabel yaitu, tingkat kecerahan menunjukkam pengaruh sangat nyata (P˂0,01) dan warna kemerahan, warna kekuniNgan maupun tekstur/daya patah menunjukkan tidak berpengaruh nyata (P˃0,05). Rataan nilai tingkat kecerahan (L) pakan pelet ayam pedaging secara berturut-turut yaitu P0 sebesar 40,92 ± 0,33 (kecerahan terendah) ; P1 sebesar 43,97 ± 1,00 ; P2 sebesar 44,82 ± 1,46 (kecerahan tertinggi) dan P3 42,72 ± 0,77. Rataan nilai kemerahan (a*) pakan pelet ayam pedaging secara berturut-turut yaitu P0 sebesar 13,62 ± 1,60 (kemerahan terendah) ; P1 sebesar 13,65 ± 0,31 ; P2 sebesar 13,85 ± 0,55 (kemerahan tertinggi) dan P3 sebesar 13,85 ± 0,38. Rataan nilai kekuningan (b*) pakan pelet ayam pedaging secara berturut-turut yaitu P0 sebesar 15,5 ± 0,82 (kekuningan terendah) ; P1 sebesar 16,57 ± 0,49 (kekuningan tertinggi) ; P2 sebesar 16,4 ± 0,69 dan P3 sebesar 16,22 ± 0,60. Dan rataan nilai tekstur/daya patah pakan pelet ayam pedaging secara berturut-turut yaitu P0 sebesar 6,42 ± 2,14 N (daya patah tertinggi) ; P1 sebesar 5,72 ± 2,08 N ; P2 sebesar 4,37 ± 0,63 N dan P3 sebesar 4,25 ± 0,34 N (daya patah terendah). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan bahan perekat molasses, tepung cassava dan bentonite masing-masing sebanyak 2% pada proses pembuatan pakan pelet ayam pedaging dapat meningkatkan kecerahan pada pakan pelet ayam pedaging fase finisher, tetapi tidak meningkatkan kualitas fisik pakan pelet ayam pedaging yang meliputi warna (kemerahan dan kekuningan) dan tekstur/daya patah. Disarankan perlu dilakukan uji in vivo untuk mengetahui tingakat kesukaan dan pertumbuhan ternak ayam pedaging terhadap pakan pelet penelitian ini dan penelitian lebih lanjut penggunaan jumlah air dalam proses pembuatan pelet ayam pedaging terhapat kualitas fisik.
English Abstract
The purposes of this research was to know the effect of differences some types binder in pellet making on the brightness, colors (redness and yellowness) and texture/strength. The material were used molasses, cassava flour, and bentonite. The treatment were feed without binder (T0), feed with 2% molasses (T1), feed with 2% cassava flour (T2), and feed with 2% bentonite (T3). The method used Laboratory Experimental with Complete Randomized Design (CRD) consist of 4 treatments and 4 replications. Variabels observed were brightness, colors (redness and yellowness) and texture/strength. Data were analysed by used Analysis of Variance (ANOVA), was contimued Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) if the observed variables were significantly different. The result showed that molasses, cassava flour and bentonite as binder gave significant different effect (P<0,01) due to the brightness of pellet but it did not effect (P>0,05) color quality (redness and yellowness) and physical strength. The conclution of this research is using 2% consentration of molasses, cassava flour and bentonite can increase the brightness of pellet but it will not increase the color (redness and yellowness) and the physical strenght. It conclude that the used of molasses, cassava flour, and bentonite use as much 2% can improve the quality of pellet. Best treatment shown by the user of cassava flour.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPT/2018/231/051804045 |
Uncontrolled Keywords: | pellet, molasses, cassava flour, bentonite, brightness, redness, yellowness, physical strength. |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.5 Chickens and other kinds of domestic birds > 636.508 5 Chickens and other kinds of domestic birds (Feeds and applied nutrition) > 636.508 52 Chickens and other kinds of domestic birds (Applied nutrition) |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 28 May 2018 02:37 |
Last Modified: | 22 Oct 2021 06:59 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/11153 |
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (52kB) |
|
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (6kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (144kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (252kB) |
|
Text
BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (35kB) |
|
Text
BAGIAN DEPAN.pdf Restricted to Registered users only Download (819kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (317kB) |
Actions (login required)
View Item |