Pengurangan Risiko Bencana Letusan Gunung Kelud Berbasis Ketahanan Pangan di Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang

Rahmawati, Dwi (2017) Pengurangan Risiko Bencana Letusan Gunung Kelud Berbasis Ketahanan Pangan di Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kelud adalah gunungapi aktif yang memiliki periode letusan antara 7-32 tahun serta memiliki karakter letusan yang eksplosif, menghasilkan endapan freatik, freatomagnetik, aliran piroklastik dan menghamburkan material piroklastik. Kecamatan Kasembon di Kabupaten Malang secara astronomis berada di 112.18-122.22 BT dan 7.05 -7.46 LS. Lokasi Kecamatan Kasembon sangat rentan terhadap dampak letusan Gunung Kelud. Letusan Gunung Kelud tahun 2014 telah menyebabkan kerusakan di Kecamatan Kasembon. Peristiwa tersebut berdampak pada kondisi desa-desa, khususnya terhadap aspek ketahanan pangan. Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinnya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan (UU. No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan). Oleh karena itu untuk merespon pengurangan risiko letusan Gunung Kelud diperlukan upaya peningkatan ketahanan pangan, sehingga dampak letusan dapat diatasi. Penelitian bertujuan untuk (1) membuat peta risiko bencana letusan Gunung Kelud desa-desa di Kecamatan Kasembon dengan analisis risiko bencana; (2) mengidentifikasi tingkat ketahanan pangan pasca letusan Gunung Kelud dengan memperhatikan tiga pilar utama ketahanan pangan (ketersediaan pangan, akses terhadap pangan dan pemanfaatan pangan); (3) menentukan prioritas alternatif ketahanan pangan untuk mengurangi risiko bencana letusan Gunung Kelud melalui penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan A New Additive Ratio Assessment (ARAS). Penelitian juga menggunakan korelasi somer’s d untuk mengetahui hubungan antara tingkat risiko bencana dan ketahanan pangan di Kecamatan Kasembon. Penelitian menggunakan survei primer (wawancara, penyebaran kuesioner kepada 370 responden yang telah dilakukan, dan observasi) serta menggunakan survei sekunder (dokumen dari kantor pemerintahan dan instansi terkait) untuk mengumpulkan data. Hasil identifikasi menunjukkan Desa Pondok Agung dan Desa Pait merupakan kawasan berisko tinggi dan terklasifikasi tidak tahan pangan. Desa Bayem merupakan kawasan berisiko sedang dan terkategori cukup tahan pangan. Desa Kasembon dan Desa Sukosari merupakan kawasan yang berisiko sedang dan sangat tahan pangan, serta Desa Wonoagung merupakan kawasan berisiko rendah dan sangat tahan pangan. Berdasar pada hasil analisis AHP, pendekatan yang disarankan adalah mengutamakan peningkatan akses terhadap pangan untuk kawasan berisiko tinggi, mengutamakan peningkatan ketersediaan pangan untuk kawasan berisiko sedang dan peningkatan pemanfaatan pangan untuk kawasan berisiko rendah. Hasil pemrioritasan dengan ARAS diperoleh urutan pengurangan risiko bencana Erupsi Gunung Kelud, yaitu (1) Desa Pondok Agung, (2) Desa Pait, (3) Desa Beyam, (4) Desa Kasembon, (5) Desa Sukosari dan terakhir adalah Desa Wonoagung.

English Abstract

Kelud is an active volcano with eruptions period between 7-32 years and has explosive eruptions and produce deposits phreatic, phreatomagmatic, pyroclastic flows and pyroclastic fallout. Kasembon District is located in Malang and astronomically located at 112.18 to 122.22 BT and 7.05 to 7.46 LS. Kasembon District is very vulnerable affected by the eruption of Kelud Volcano. The 2014 eruption of Kelud Volcano was damaging Kasembon District. It affected to the villagers condition, specifically on food security. Food security is the condition of the fulfillment of food for the state up to the individual, which is reflected in the availability of adequate food, both quantity and quality, safe, diverse, nutrition, equitable, and affordable and not contraty to the religion, beliefs and culture of the community, to be able to live healthy, active and productive in a sustainable manner (Law of Food Security No. 18 Year 2012). As a result, to respond the eruption of Kelud Volcano through disaster risk reduction is needed to support food security, so that the effects could be handled. This study is aimed to (1) establish disaster risk map of Kelud Volcano eruption in Kasembon by disaster risk analysis technique; (2) identify the food security status in post eruption of Kelud Volcano look at the combination of the following three main elements (food availability, food access and food utilization); (3) determine the priority of food security alternative to reduce the disaster risk of the eruption through employing Analytical Hierarchy Process (AHP) and A New Additive Ratio Assessment (ARAS). This study employed correlation somer’s d to know the disaster risk correlation between the eruption of Kelud Volcano and food security in Kasembon. This research employed primary survey methods (interviews, 370 responses were obtained, and observations) and secondary survey methods (white paper from relevant government offices and agencies) to collect data. The results of the identification exhibit that Pondok Agung village and Pait Village are of the high-risk areas and categorized as insecure food. Bayem Village is the medium-risk areas and categorized as adequately secure food. Sukosari Village and Kasembon Village are among medium risk and categorized as extremely secure food, and Wonoagung Village is categorized as the low-risk area and extremely secure food. Based on the result of AHP, the recommended approach is to prioritize increased food access for high-risk areas, prioritizing increased food availability for medium-risk areas and prioritizing increased food utilization for low-risk areas. The results of prioritization by ARAS shows the sequence of disaster risk reduction of eruption of Kelud Volcano is (1) Pondok Agung Village, (2) Pait Village, (3) Bayem Village, (4) Kasembon Village, (5) Sukosari Village and the last is Wonoagung Village.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2017/359/051704149
Uncontrolled Keywords: Risiko Bencana, Ketahanan Pangan, Pengurangan Risiko Bencana.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 641 Food and drink > 641.3 Food
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 04 Sep 2017 01:51
Last Modified: 31 Jul 2023 02:13
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/1988
[thumbnail of DWI RAHMAWATI.pdf] Text
DWI RAHMAWATI.pdf

Download (17MB)

Actions (login required)

View Item View Item