Analisis Nilai Tambah Dan Kelayakan Finansial Agroindustri Emping Jagung (Studi Kasus Pada Agroindustri Emping Jagung Di Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang)

Qabid, Hegi S. Al (2019) Analisis Nilai Tambah Dan Kelayakan Finansial Agroindustri Emping Jagung (Studi Kasus Pada Agroindustri Emping Jagung Di Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Agroindustri merupakan salah satu cabang industri yang dianggap sebagai kunci komponen perekonomian negara khususnya berkaitan erat dengan pertanian. Salah satu daerah yang sedang mengalami perkembangan dalam sektor agroindustri yaitu Kota Malang yang termasuk sebagai daerah penghasil jagung paling banyak di Indonesia dengan rata-rata produksi pertahun mencapai 307.058 ton (Bappeda Provinsi Jawa Timur, 2013). Di Malang terdapat banyak agroindustri dengan jenis olahan komoditas yang beragam. Salah satunya yaitu agroindustri emping jagung yang terletak di Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Belimbing, Kota Malang. Agroindustri ini dikelola dengan kapasitas produksi sebesar ± 600 – 900 kg/hari melalui proses produksi ½ jadi dan produksi jadi. Agroindustri emping jagung memiliki prospek sebesar 75% sangat baik untuk pengembangan bila ditinjau dari segi permintaan pasar terhadap produk emping jagung (Anggraini dkk, 2017). Namun terdapat beberapa kendala yang membuat agroindustri ini mengalami penurunan yang diantara meliputi kendala terhadap kebutuhan tenaga kerja, modal dan keuangan, serta ketersediaan sarana dan prasarana (Hadi dkk, 2010) sehingga diperlukan analisis untuk menanggulangi kendala-kendala tersebut. Analisis yang digunakan yaitu analisis nilai tambah dan kelayakan finansial. Analisis nilai tambah dilakukan dengan menggunakan metode hayami yang bertujuan untuk mengetahui besar nilai tambah yang diperoleh dari agroindustri emping jagung pada produksi ½ jadi dan produksi jadi. Analisis kelayakan finansial dilakukan dengan menggunakan metodeix perhitungan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), Payback Periode (PP), dan Net Present Value (NPV) yang bertujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya usaha agroindustri emping jagung pada produksi ½ jadi dan produksi jadi untuk dijalankan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa Agroindustri Emping Jagung memperoleh nilai tambah lebih dari nol (0) atau memberikan nilai positif bagi usahanya. Perolehan hasil nilai tambah tertinggi pada agroindustri emping jagung pada produksi ½ jadi jatuh pada usaha milik Bapak Hj. Gusnan dengan perolehan nilai tambah sebesar Rp. 3.067/kg dengan rasio sebesar 39% dan pada produksi jadi jatuh pada usaha milik Bapak Samsul Huda dengan perolehan sebesar Rp. 5.916/kg dengan rasio sebesar 40%. Kemudian pada arus kas usaha yang diperoleh dikatakan layak berdasarkan 4 (empat) perhitungan kelayakan finansial yang dianalisis dan sesuai dengan masing-masing kriteria kelayakan yang ditetapkan. Perolehan hasil nilai kelayakan tertinggi jatuh pada usaha milik Bapak Hj. Gusnan dengan perolehan nilai Net B/C sebesar 6,64, nilai IRR sebesar 88,33%, waktu pengembalian modal (PP) selama 7 bulan, dan nilai NPV sebesar Rp. 1.239.947. Kemudian pada produksi jadi jatuh pada usaha milik Bapak Samsul Huda dengan perolehan nilai Net B/C sebesar 2,93, nilai IRR sebesar 71,71%, waktu pengembalian modal (PP) selama 17 bulan, dan nilai NPV sebesar Rp. 388.222.633. Dengan mempertimbangkan usaha paling layak melalui analisis IROR (Incremental Rate of Return) diperoleh hasilnya pada agroindustri emping jagung produksi ½ jadi, usaha milik Bapak Hj. Gusnan merupakan usaha paling layak diantara pemilik usaha serupa lainnya. Kemudian pada produksi jadi, usaha milik Bapak Samsul Huda merupakan usaha paling layak dibandingkan dengan usaha milik Ibu Uswatun. Kelayakan tersebut mencakup sesuai dengan besar investasi yang digunakan dan benefit yang diperoleh.

English Abstract

Agro-industry is one branch of industry which is considered a key component related to agriculture. One of the developing regions in the agro-industry sector is in Malang City, which is one of the most corn-producing regions in Indonesia with an average annual production of 307,058 tons (Bappeda, East Java Province, 2013). In Malang, there are many agroindustries with various commodity processed. One of them is corn chips agro-industry which is located at Pandanwangi Village, Belimbing District, Malang City. This agro-industry is managed with a production capacity of ± 600 - 900 kg / day through 2 (two) production processes, which are semi-finished process and finished process. Corn chips agro-industry has a prospect of 75% which is very good for development when viewed in terms of market demand for corn chips (Anggraini et al, 2017). However, some discussions that make this agroindustry discuss decreases related to expenditure on labor, capital and financial needs, and complete infrastructure (Hadi et al, 2010) so that an analysis is needed to cope with these changes. The analysis used is analysis of value added and financial feasibility. Value added analysis is carried out using the Hayami method which aims to find out the value added obtained from corn chips agro-industry on semi-finished production and finished production. Financial feasibility analysis is carried out using the calculation method of Net Benefit Cost Ratio (Net B / C), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP), and Net Present Value (NPV) which aims to determine whether the agroindustry is worth or not to running.xi Based on the final result, it has revealed that corn chips agro-industry has value added more than zero (0) or provides a positive value for its industry. Acquisition of the highest value added results in corn chips agro-industry to semi-finished process goes to Mr. Hj. Gusnan’s with the acquisition of added value of Rp. 3.067 / kg with a ratio of 39% and to finished process goes to Mr. Samsul Huda’s with the acquisition of Rp. 5,916 / kg with a ratio of 40%. Thereafter, the industries cash flow would be feasible based on 4 (four) calculated financial feasibility analyzed and in accordance with each set of eligibility criteria. Acquisition of the highest feasibility results to semi-finished process goes to Mr. Hj. Gusnan’s with the acquisition of a Net B / C value of 6.64, an IRR value of 88.33%, a payback period (PP) for 7 months, and an NPV value of Rp. 1,239,947. Then to finished process goes to Mr. Samsul Huda’s with the acquisition of a Net B / C value of 2.93, an IRR value of 71.71%, a payback period (PP) for 17 months, and an NPV value of Rp. 388,222,633. By considering the most feasible business through IROR analysis (Return Rate Increased) obtained results to semifinished process of corn chips agro-industry, Mr. Hj.Gusnan's is the most feasible business according to the business owner. Then to finished process, Mr. Samsul Huda's is the most feasible business compared to Mrs. Uswatun's. Obtained in accordance with the amount of investment used and the benefits obtained

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2019/641/052002728
Uncontrolled Keywords: Agroindustri emping jagung, kelayakan finansial, nilai tambah., Corn chips agro-industry, financial feasibility, value added.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 664 Food technology > 664.7 Grains, other seeds, their derived products > 664.72 Milling and milling products > 664.724 Corn
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Industri Pertanian
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 10 Aug 2020 06:31
Last Modified: 10 Aug 2020 06:31
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/181410
[thumbnail of HEGI S. AL QABID (2).pdf]
Preview
Text
HEGI S. AL QABID (2).pdf

Download (9MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item