Rahmah, Erlin Erliani (2019) Analisis Finansial Usaha Peternakan Ayam Petelur Pola Mandiri Di Kabupaten Bogor. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Jumlah konsumsi telur ayam ras di Indonesia cukup besar dibandingkan telur itik/itik manila yaitu Rata-rata konsumsi per kapita sebanyak 99,796 butir. Selain itu pengeluaran per kapita sebulan penduduk Indonesia untuk telur dan susu lebih besar yaitu sebesar Rp. 28.025,00 dibandingkan pengeluaran untuk daging yaitu sebesar Rp. 20.526,00. Peningkatan jumlah permintaan telur merupakan suatu peluang usaha bagi peternak ayam petelur untuk mengembangkan skala usaha dengan meningkatkan produksinya menjadi skala yang lebih besar. Produktivitas peternakan ayam ras petelur dapat mengalami fluktuatif dikarenakan dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Keberhasilan usaha peternakan juga dipengaruhi oleh peternak dalam mengembangkan modal yang tujuannya memperoleh keuntungan yang dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan. Tujuan dari penelitian ini antara lain mengetahui struktur modal, struktur penerimaan, biaya produksi dan struktur keuntungan usaha ayam petelur pola mandiri dan melakukan analisis finansial usaha peternakan ayam petelur pola mandiri yang ditinjau dari Break Even Point (BEP), Revenue Costviii ratio (R/C ratio) dan rentabilitas. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan usaha peternakan ayam petelur dalam pengembangan usahanya maupun di Kabupaten Bogor Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada 1 Febuari – 5 April 2019. Penentuan lokasi diambil di daerah Jawa Barat dan Kabupaten Bogor dengan sengaja (purposive) Penentuan populasi penelitian ditentukan dengan metode stratified random sampling. Data didapat dengan cara wawancara menggunakan kuesioner terstruktur dan di observasi untuk mengetahui kejadian yang sesungguhnya. Sampel responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 37 responden, setelah dihitung terdapat 3 strata yaitu strata 1 (1.300 ekor – 40.000 ekor, n=24), strata II (42.500 ekor – 12.000 ekor, n=10), strata III (130.000 ekor – 252.000 ekor, n=3). Data yang dikumpulkan pada penelitian ini dianalisis secara deskriptif kuantitatif, menggunakan analisis ekonomi meliputi Break Even Point (BEP), Revenue Cost ratio (R/C ratio) dan Rentabilitas. Hasil dari penelitian ini adalah biaya produksi yang mempengaruhi paling besar pada biaya tetap yaitu biaya tenaga kerja strata I sebesar 6,83 %, strata II sebesar 4,70 % dan strata III sebesar 2,26%. Biaya tidak tetap yang dikeluarkan tertinggi di Kabupaten Bogor di ketiga strata yaitu biaya pakan pada strata I sebesar 82,51%, strata II sebesar 80,95 % dan strata III sebesar Rp. 80,24 %. Penerimaan tertinggi total penjualan pada strata I, II dan III yaitu telur utuh sebesar 94,13%, 95,27% dan 97,43%. Pendapatan yang dihasilkan dari total penjualan di Kabupaten Bogor dalam satu tahun yaitu strata I sebesar Rp. 5.694/kg, strata II Rp. 6.737/kg dan strata III sebesar Rp. 6.961/kg. BEP Harga jualix telur pada strata I, II, III sebesar Rp. 13.929, Rp. 12.720,-, Rp. 12.212,-. BEP Unit pada strata I, II, III sebesar 195.122 kg, 662.646 kg, 2.025.427 kg yang artinya hasil BEP Harga dan BEP Unit artinya usaha peternakan ayam petelur di Kabupaten Bogor memperoleh keuntungan. Nilai R/C ratio pada ketiga strata >1, yaitu pada strata III sebesar 1,71, strata II sebesar 1,59 dan strata I sebesar 1,47, sehingga usaha peternakan ayam petelur dapat dikatakan layak dijalankan. Nilai rentabilitas tertinggi yaitu pada strata III sebesar 39,61 % dan 79,56 %, strata II sebesar 34,95 % dan 68,70 %, dan nilai rentabilitas terendah yaitu pada strata I sebesar 25,69 % dan 55,31%. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah penggunaan struktur modal usaha yang paling efisien adalah pada strata III dikarenakan jumlah modal yang dikeluarkan lebih rendah dibanding strata II dan I, komponen biaya produksi pada peternakan ayam petelur di Kabupaten Bogor paling besar dipengaruhi oleh biaya tidak tetap berupa biaya pakan. Besarnya penerimaan yang diperoleh peternakan ayam petelur tertinggi pada strata III yang didapat dari penjualan telur utuh, sedangkan pendapatan tertinggi diperoleh peternakan ayam petelur strata III sebesar Rp. 6.961/kg. Peternakan strata III memiliki nilai BEP harga lebih baik dikarenakan memiliki nilai keuntungan lebih tinggi dibandingkan strata I dan II, sedangkan nilai BEP unit tertinggi adalah strata III. Nilai R/C dari ketiga strata >1 yang artinya usaha peternakan dari ketiga strata peternakan ayam petelur dapat dikatakan layak untuk dijalankan, sedangkan bila ditinjau dari standar nilai rentabilitas ekonomi dan rentabilitas usaha pada strata I termasuk kategori cukup dan rendah, strata II termasuk kategori baik dan cukup dan strata III termasuk kategori baikx dan sangat baik. Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat, beberapa saran yang dapat disampaikan antara lain peternak perlu memperhatikan manajemen keuangan, struktur modal serta biaya produksi yang bersifat fluktuatif untuk mengurangi resiko pada perolehan pendapatan, penerimaan, nilai BEP, R/C dan Rentabilitas.
English Abstract
The research was conducted on 1st February 2019 – 5th April 2019 at Bogor Regency, West Java Province. The purpose of this research were to identify 1) capital structure, 2) revenue structure, 3) production cost, and 4) profit cost layer farming business and financial analysis involving BEP, R/C and rentability. Sampling research was around 37 respondents and by using purposive sampling technique. Respondents were grouped into three strata involving stratum I (<40.000 birds, n=24), stratum II (42.500-12.000 birds, n=10) and stratum III (>130.000 birds, n=3). Primary data collection using by questionnaires, interview and direct observation and the secondary data were obtained from the related institutions. Descriptive and quantitative techniques were used to analyze the data. The results showed an analysis of profitability that the main source of sale the eggs in stratum I IDR. 5.694, stratum II IDR. 6.737 dan stratum III IDR. 6.961. R/C Ratio of each stratum I-III respectively was 1,47, 1,59 and 1,61. Value of rentability in stratum III was 39,61 % and 79,56 %, stratumvi II was 34,95 % and 68,70 %, stratum I was 25,69 % and 55,31 %. Based on financial analysis, it can be concluded that the layer farming business in Bogor Regency had a significant worthy to apply and got profit.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FAPET/2019/48/051909814 |
Uncontrolled Keywords: | Analysis, financial, R/C ratio, rentability, BEP |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.5 Chickens and other kinds of domestic birds > 636.51 Poultry for specific purposes > 636.514 2 Eggs / Birds--Eggs / Birds--Nests / Eggs--Production |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 01 Sep 2020 03:46 |
Last Modified: | 24 Oct 2021 11:08 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/175689 |
Text
Erlin Erliani Rahmah (2).pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Actions (login required)
View Item |