Pengaruh Fermentasi Campuran Limbah Kulit Nanas (Ananas comosus, L. Merr) dan Tepung Gaplek dengan Imbangan Berbeda terhadap Kualitas Fisik, pH, Kandungan Nutrien, dan Komponen Serat

Ikhwanul, Mursyid Aam (2018) Pengaruh Fermentasi Campuran Limbah Kulit Nanas (Ananas comosus, L. Merr) dan Tepung Gaplek dengan Imbangan Berbeda terhadap Kualitas Fisik, pH, Kandungan Nutrien, dan Komponen Serat. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ketersediaan pakan yang berkesinambungan dan pemanfaatannya yang efisien menjadi kunci utama keberhasilan usaha peternakan. Pakan ternak ruminansia yang utama untuk memenuhi kebutuhannya adalah hijauan, yang dalam kondisi tertentu, di beberapa daerah terutama pada musim kemarau ketersediaannya terbatas. Kondisi iklim yang sulit untuk diprediksi ditambah dengan semakin sempitnya lahan pertanian menjadi masalah yang perlu diatasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pemanfaatan limbah hasil perkebunan sebagai bahan pakan ternak. Limbah hasil perkebunan yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai bahan pakan berasal dari komoditas buah-buahan, salah satunya adalah limbah kulit nanas, namun upaya tersebut terkendala akan tingginya kandungan serat kasar. Oleh karena itu, perlu dicari alternatif pengolahan yaitu melalui fermentasi dengan penggunaan bahan aditif untuk mengatasi masalah tersebut. Bahan aditif yang ditambahkan harus memiliki karbohidrat mudah terfermentasi yang tinggi guna mempercepat terjadinya fermentasi, salah satu bahan aditif ix yang dapat digunakan adalah tepung gaplek. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 31 Mei 2017 sampai dengan 2 September 2017. Tahapan fermentasi limbah kulit nanas dan tepung gaplek, dan pengamatan kualitas fisik hasil fermentasi yang meliputi warna, aroma, tekstur, jamur, dan lendir dilaksanakan di Laboratorium Quality Control Departemen RnD dan QC PT. Great Giant Livestock Terbanggi Besar, Lampung. Pengujian pH sebelum dan sesudah fermentasi dilaksanakan di Laboratorium Sentral Cogen PT. Great Giant Pineapple Terbanggi Besar, Lampung. Analisis kandungan nutrien dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dan analisis komponen serat dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh fermentasi campuran limbah kulit nanas (Ananas comosus, L. Merr) dan imbangan tepung gaplek berbeda terhadap kualitas fisik, pH, kandungan nutrien, dan komponen serat serta mendapatkan tingkat penggunaan tepung gaplek yang optimal untuk menghasilkan kualitas fermentasi yang baik. Materi penelitian adalah limbah kulit nanas dan tepung gaplek sebagai bahan aditif fermentasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan laboratorium dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Persentase campuran limbah kulit nanas dan tepung gaplek disusun berdasarkan 100% bahan kering dengan kapasitas sebesar 1 kg. Adapun perlakuan tersebut adalah P0 = limbah kulit nanas tanpa tepung gaplek, P1 = limbah kulit nanas 85% + tepung gaplek 15%, P2 = limbah kulit nanas 70% + tepung gaplek 30%, P3 = limbah kulit nanas 55% + tepung gaplek 45%. Variabel yang diamati yaitu kualitas fisik yang meliputi pengamatan warna, aroma, tekstur, jamur, dan lendir, pH, kandungan nutrien yang meliputi pengukuran Bahan Kering (BK), abu, Bahan Organik (BO), Protein Kasar (PK), Serat Kasar (SK), Lemak Kasar (LK), dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN), dan komponen serat yang meliputi pengukuran hemiselulosa, selulosa, dan lignin. Pembuatan fermentasi dilakukan sesuai dengan perlakuan dan disimpan selama 96 jam. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varian, apabila terdapat perbedaan yang nyata atau sangat nyata diantara perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian berdasarkan kualitas fisik menunjukkan bahwa pada perlakuan P2 dan P3 menghasilkan warna cokelat muda dengan persentase mencapai 100% kemudian disusul oleh P1 (80%) dan P0 (76,67%) dengan warna hijau kekuningan, aroma fermentasi secara berurutan pada perlakuan P0 (56,67%), P2 (53,33%), P1 (50%) memiliki aroma sedikit asam kemudian disusul oleh P3 (40%) dengan aroma asam, tekstur fermentasi pada perlakuan P1 (83,33%) dan P0 (60%) memiliki tekstur sedikit keras kemudian disusul oleh P2 (70%) dan P3 (56,67%) dengan tekstur sedikit lunak, keberadaan jamur pada hasil fermentasi menunjukkan hasil tidak adanya jamur pada semua perlakuan dengan persentase mencapai 100%, dan keberadaan lendir pada perlakuan P2 dan P3 menunjukkan hasil tidak adanya lendir dengan persentase mencapai (96,67%) kemudian disusul oleh P1 (83,33%) dan P0 (56,67%) dengan sedikit lendir. Penggunaan imbangan tepung gaplek berbeda memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pH fermentasi limbah kulit nanas. Nilai pH tertinggi hingga terendah secara berurutan terdapat pada P3 yakni 3,91 ± 0,07, kemudian disusul oleh P2 yakni 3,76 ± 0,01, P1 yakni 3,61 ± 0,03, dan P0 yakni 3,43 ± 0,01. Nilai pH yang cenderung rendah menunjukkan bahwa proses fermentasi berlangsung dengan baik dengan adanya aktivitas mikroorganisme yang menghasilkan asam laktat. Peningkatan imbangan tepung gaplek sebagai bahan aditif dalam fermentasi limbah kulit nanas memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan BK, abu, BO, PK, SK, LK, dan BETN. Adanya tepung gaplek dengan imbangan yang semakin besar memberikan pengaruh peningkatan kandungan BK, abu, dan BETN fermentasi. Kandungan BK tertinggi terdapat pada P3 (56,99%) disusul oleh P2 (45,10%), P1 (33,82%), dan P0 (22,57%). Kandungan abu tertinggi terdapat pada P3 (8,66%) disusul oleh P2 (7,87%), P1 (5,90%), dan P0 (3,21%). Kandungan BETN tertinggi terdapat pada P3 (78,56%) disusul oleh P2 (77,38%), P1 (66,71%), dan P0 (60,90%). Selain itu, adanya penggunaan tepung gaplek dengan imbangan berbeda juga memberikan pengaruh penurunan pada kandungan BO, PK, SK, dan LK. Kandungan BO tertinggi terdapat pada P0 (96,79%) disusul oleh P1 (94,10%), P2 (92,13%), dan P3 (91,34%). Kandungan PK tertinggi terdapat pada P0 (3,92%) disusul oleh P1 (3,12%), P2 (2,73%), dan P3 (2,35%). Kandungan SK tertinggi dihasilkan oleh P0 (31,39%) disusul oleh P1 (23,89%), P2 (11,68%), dan P3 (10,30%). Kandungan LK tertinggi dihasilkan oleh P0 (0,58%) disusul oleh P1 (0,38%), P2 (0,34%), dan yang terendah terdapat pada P3 (0,13%). Peningkatan imbangan tepung gaplek pada fermentasi limbah kulit nanas menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan komponen serat yang meliputi kandungan hemiselulosa, selulosa, dan lignin. Kandungan hemiselulosa tertinggi terdapat pada P3 (68,01%) disusul oleh P2 (50,56%), P1 (41,92%), dan P0 (37,03%). Kandungan selulosa tertinggi dihasilkan oleh P0 (26,38%) disusul oleh P1 (19,93%), P2 (10,10%), dan P3 (7,51%). Kandungan lignin tertinggi dihasilkan oleh P0 (13,80%) disusul oleh P1 (6,38%), P2 (5,80%), dan yang terendah terdapat pada P3 (4,55%). Perubahan kandungan hemiselulosa berkaitan erat dengan jumlah polisakarida pada bahan pakan, sedangkan kandungan selulosa dipengaruhi oleh komponen penyusun dinding sel tanaman sebagai bahan baku fermentasi dan kandungan lignin dapat mengalami perubahan disebabkan oleh perubahan kandungan hemiselulosa dan selulosa pada bahan pakan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan imbangan tepung gaplek berbeda sebagai bahan aditif dalam fermentasi limbah kulit nanas mampu meningkatkan kualitas fermentasi dan perlakuan terbaik dihasilkan dengan penggunaan tepung gaplek sebanyak 30% (P2) ditinjau dari kualitas fisik, pH, dan kandungan nutrien serta ditunjang dengan kandungan komponen serat baik hemiselulosa, selulosa, dan lignin. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan asam laktat serta pengujian pakan fermentasi secara in vivo.

English Abstract

The purpose of this research was to evaluate different ratio of dried cassava powder and pineapple skin waste fermentation (Ananas comosus, L. Merr) on physical quality, pH, nutrient contents, and fiber components. The materials were pineapple skin waste and dried cassava powder as additives. The methods of this research were laboratory experiments. The research was arranged in randomized complete design with four treatments and three replications. The treatments were fermentation of different ratio of pineapple skin waste and dried cassava powder: pineapple skin waste without additive (T0), 85% pineapple skin waste + 15% dried cassava powder (T1), 70% pineapple skin waste + 30% dried cassava powder (T2), 55% pineapple skin waste + 45% dried cassava powder (T3). The variables measured were physical quality, pH, nutrient contents, and fiber components. The data were analyzed by analysis of variance and continued with Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). The result showed that the treatments gave highly significant different effect (P<0.01) on physical quality, pH, nutrient contents, and fiber components. The difference in dried cassava powder ratio decreased the content of organic matter (2.94%), crude protein (1.67%), crude fiber (0.21%), crude fat (0.36%), and nitrogen free extract (0.65%) and meanwhile increased the content of dry matter (0.06%) and ash (2.94%). It also decreased the content of hemicellulose (1.19%), cellulose (0.27%), and lignin (0.17%). It could be concluded that 70% pineapple skin waste + 30% dried cassava powder (T2) was the best treatment based on dry matter content (45.1%), ash (7.87%), organic matter (92.13%), crude protein (2.73%), crude fiber (11.68%), crude fat (0.34%), and nitrogen free extract (77.38%), and supported by hemicellulose content (50.56%), cellulose (10.1%), and lignin (5.8%). Thus it was suggested to do further research on lactate acid composition and in vivo assay.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2018/392/051807559
Uncontrolled Keywords: Pineapple skin waste, dried cassava powder, physical quality, pH, nutrient contents, and fiber components.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.08 Specific topics in animal husbandry > 636.085 Feeds and applied nutrition > 636.085 5 Feeds
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 30 May 2020 07:54
Last Modified: 13 Jul 2022 06:28
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/168148
[thumbnail of Mursyid Aam Ikhwanul.pdf] Text
Mursyid Aam Ikhwanul.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item