Nisa, Rizki Khoirin (2018) Korelasi Pemberian Bawang Hitam dengan Kadar High Density Lipoprotein (HDL) Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus strain wistar) Jantan yang Diberi Diet Tinggi Lemak dan Fruktosa. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sindrom metabolik adalah kumpulan gejala yang terjadi sedikitnya tiga meliputi obesitas sentral, hipertrigliserida, hipertensi, tingginya kadar gula darah, dan rendahnya kadar HDL. Diet tinggi lemak dan fruktosa (DTLF) dapat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya sindrom metabolik. Bawang hitam mengandung antioksidan lebih banyak yang dapat membantu meningkatkan kadar HDL dalam darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui korelasi pemberian bawang hitam dengan kadar HDL pada tikus putih jantan yang diberi diet tinggi lemak dan fruktosa. Penelitian eksperimental post test control grup design dengan jumlah sampel 25 tikus putih (Rattus norvegicus strain wistar) jantan dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok K1 (diet normal dan sonde akuades), K2 (diet normal + sonde DTLF + sonde akuades), P1 (diet normal + sonde DTLF + sonde bawang hitam 240 mg), P2 (diet normal + sonde DTLF sonde bawang hitam 480 mg), P3 (diet normal + sonde DTLF + sonde bawang hitam 960 mg) dengan teknik simple random sampling. DTLF dan bawang hitam diberikan selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar HDL pada K1 = 58,2 mg/dl, K2 = 56,6 mg/dl, P1 = 47,6 mg/dl, P2 = 53 mg/dl, P3 = 43,5 mg/dl. Uji Kruskal Wallis menunjukkan tidak terdapat perbedaan kadar HDL antar kelompok (p=0,56), uji Spearman menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dosis bawang hitam dengan kadar HDL (p=0,27). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan bawang hitam dengan kadar HDL pada tikus putih jantan yang diberi diet tinggi lemak dan fruktosa.
English Abstract
Metabolic syndrome is a collection of symptoms that occured at least three symptomps include central obesity, hypertriglycerides, hypertension, high blood sugar levels, and low levels of HDL. A high-fat and fructose diet (DTLF) can be a risk factor for the occurrence of metabolic syndrome. Black garlics contain more antioxidants that can help increase HDL levels in the blood. The purpose of this research is to know the correlation of black garlic with HDL level in male white rats fed high fat and fructose diet. The experimental study of post-test control group design with 25 samples of 25 white rats (Rattus norvegicus strain wistar) males was divided into 5 groups ie K1 group (normal diet and sonde aquades), K2 (normal diet + sonde DTLF + sonde aquades), P1 (diet normal + sonde DTLF + sonde black garlic 240 mg), P2 (normal diet + sonde DTLF sonde black garlic 480 mg), P3 (normal diet + sonde DTLF + sonde black garlic 960 mg) with simple random sampling technique. DTLF and black garlic are given for 14 days. The results showed that the mean HDL levels at K1 = 58.2 mg / dl, K2 = 56.6 mg / dl, P1 = 47.6 mg / dl, P2 = 53 mg / dl, P3 = 43.5 mg / dl. Kruskal Wallis test showed no difference of HDL levels between groups (p = 0,56), Spearman test showed that there was no correlation between black garlic doses and HDL levels (p = 0,27). Conclusion: There is no association of black garlics with HDL levels in white male rats fed high-fat and fructose diets.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FK/2018/247/051807274 |
| Uncontrolled Keywords: | sindrom metabolik, diet tinggi lemak dan fruktosa, antioksidan, bawang hitam, high density lipoprotein-metabolic syndrome, high fat and fructose diet, antioxidant, black garlic, high density lipoprotein |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 613 Personal health and safety > 613.2 Dietetics > 613.28 Specific nutritive elements |
| Divisions: | Fakultas Kedokteran > Ilmu Gizi |
| Depositing User: | soegeng sugeng |
| Date Deposited: | 02 May 2020 14:17 |
| Last Modified: | 21 Oct 2021 08:05 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/167258 |
Preview |
Text
Rizki Khoirin Nisa (2).pdf Download (4MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |