Pemodelan Struktural Produksi Susu Kambing Peranakan Etawah (PE) Akibat Variasi Serangan Mastitis Subklinis di Kota Batu

Indarwati, Reni (2015) Pemodelan Struktural Produksi Susu Kambing Peranakan Etawah (PE) Akibat Variasi Serangan Mastitis Subklinis di Kota Batu. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kambing Peranakan Etawah (PE), menghasilkan susu yang relatif tinggi dan banyak dipelihara di Indonesia. Produksi susu domestik secara umum baru dapat memenuhi 30% dari seluruh kebutuhan susu nasional, sisanya berasal dari impor. Salah satu kendala dalam produksi susu, khususnya susu kambing adalah penyakit mastitis subklinis (MSK). Penyakit MSK menyebabkan penurunan produksi susu kambing hingga 10-25%. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan variasi serangan MSK dan produksi susu dikaitkan dengan beberapa faktor resiko serangan MSK pada empat peternakan di Kota Batu; menentukan interaksi antara produksi susu, variasi serangan MSK dan berbagai faktor resiko serangan MSK serta memberikan rekomendasi bagi peternak dalam usaha pencegahan serangan MSK pada kambing PE. Penelitian dilakukan terhadap kambing yang sedang laktasi di empat desa yang ada di Kota Batu, meliputi: Desa Pesanggrahan (6 ekor) dan Desa Temas (5 ekor), Desa Bumiaji (35 ekor) dan Desa Beji (5 ekor). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur pada peternak dan observasi langsung di lokasi peternakan. Data yang diamati adalah beberapa faktor resiko serangan MSK pada kambing, yaitu : karakter peternak, kambing PE, lingkungan, pakan, tata laksana pemerahan, manajemen kesehatan dan riwayat kejadian mastitis di peternakan. Data yang terkumpul kemudian ditabulasi dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan dianalisis secara deskriptif. Analisis cluster dan analisis komponen utama (PCA) digunakan untuk karakterisasi profil peternakan kambing PE di Kota Batu. Analisis korelasi Spearman digunakan untuk menentukan korelasi diantara variasi serangan MSK dan beberapa faktor resiko serangan MSK serta korelasi antara produksi susu dan faktor resiko serangan MSK. Sementara itu, interakasi antara serangan MSK, produksi susu dan faktor resiko serangan MSK dianalisis dengan Smart PLS (Partial Least Square). Rekomendasi untuk peternak kambing PE di Kota Batu disusun berdasarkan hasil analisis pemodelan dengan Smart PLS, Root Cause Analysis dan analisis Gap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi serangan MSK berkorelasi positif dengan karakter peternak (p 0,05), profil kambing (p 0,01), faktor lingkungan (p 0,01), pakan (p 0,01), tata laksana pemerahan (p 0,01), manajemen kesehatan (p 0,01) dan riwayat serangan mastitis (p 0,01). Produksi susu meningkat seiring dengan peningkatan populasi kambing yang berumur ≥ 4 tahun, mempunyai litter size ≥ 2 ekor, paritas ≥ 3 kali dan jumlah kambing yang sedang laktasi, dan sangat nyata menurun akibat serangan mastitis subklinis. Profil peternakan kambing PE di Kota Batu dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan profil kambing, lingkungan, pakan, manajemen kesehatan, riwayat serangan mastitis, persentase kambing yang terserang MSK dan produksi susu. Kelompok pertama adalah peternakan kambing PE di Desa Bumiaji, yang dicirikan dengan tingginya jumlah kambing laktasi yang berumur 2-3 tahun (UK1), jumlah kambing yang melahirkan 1 ekor anak (LT1), dan produksi susu (P). Kelompok dua adalah peternakan kambing PE di Desa Pesanggrahan, yang dicirikan dengan tingginya jumlah kambing yang melahirkan 2 ekor ii anak (LT2) dan jumlah kambing yang beranak 1-2 kali (Par1). Kelompok ketiga adalah petenakan kambing PE di Desa Beji dan Temas, yang dicirikan dengan tingginya jumlah kambing yang berumur 4-5 tahun (UK2), jumlah kambing yang beranak 3-4 kali (Par2), frekuensi serangan mastitis (FSM) dan persentase kambing yang terserang mastitis subklinis (MSK). Berdasarkan pemodelan struktural diketahui 87,3% produksi susu kambing dipengaruhi oleh umur, paritas, litter size, jumlah kambing laktasi dan serangan MSK. Jumlah kambing laktasi dan serangan MSK berpengaruh secara langsung terhadap produksi susu, sementara itu umur, paritas dan litter size berpengaruh secara langsung terhadap serangan MSK. Untuk mengurangi resiko serangan MSK, diusulkan beberapa rekomendasi sebagai berikut : hendaknya peternak memperhatikan atau melakukan seleksi terhadap kambing yang sedang laktasi, meliputi umur, litter size dan paritas; sementara itu, pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian, Balai Penyuluh Pertanian dan Balai Pelatihan yang ada di Kota Batu hendaknya membantu dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran peternak tentang penanganan dan pemanfaatan limbah kotoran kambing, manfaat pemisahan kambing yang sakit dari yang sehat dan manfaat pemberian antibiotika intramammary pada masa kering kandang. Secara khusus, rekomendasi untuk peternak kambing di Desa Pesanggrahan, yaitu peternak perlu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran peternak tentang dampak frekuensi pemerahan bagi kesehatan ambing dan produksi susu, untuk peternak di Desa Temas, disarankan ada peningkatan pemahaman dan kesadaran peternak tentang manfaat lingkungan yang bersih dan dampak frekuensi pemerahan bagi kesehatan dan produktivitas kambing, manfaat sanitasi dan disinfeksi ambing pada saat pemerahan, dan manfaat masa kering kandang bagi kesehatan ambing. Sedangkan untuk peternak di Desa Beji, direkomendasikan ada peningkatan pemahaman dan kesadaran peternak tentang manfaat lingkungan yang bersih, disinfeksi puting dan frekuensi pemerahan bagi kesehatan dan produktivitas kambing.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/641.371 7/IND/p/2015/041507132
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 641 Food and drink > 641.3 Food
Divisions: S2/S3 > Magister Biologi, Fakultas MIPA
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 08 Jan 2016 16:36
Last Modified: 08 Jan 2016 16:36
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/159114
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item