Firdiana, ElokRifqi (2015) Pengaruh Giberelin Dan Sukrosa Terhadap Juvenilitas Dan Stabilitas Genetik Tanaman Jeruk Keprok Batu 55 (Citrus Reticulata Blanco) Hasil Embriogenesis Somatik. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Jeruk keprok Batu 55 merupakan varietas jeruk lokal yang memiliki beberapa karakter unggul, yaitu rasanya yang manis, segar, dan hampir tak berbiji. Permintaan pasar terhadap jeruk ini semakin meningkat namun belum dapat dipenuhi oleh produksi nasional. Salah satu kendala produksi jeruk adalah sulitnya memperoleh bibit jeruk yang banyak dan dalam waktu singkat. Salah satu alternatif untuk mengatasi kendala tersebut adalah perbanyakan bibit dengan teknik kultur jaringan melalui metode embriogenesis somatik. Namun demikian, metode perbanyakan tersebut menghasilkan tanaman yang memiliki masa juvenil panjang. Melalui pendekatan modifikasi media kultur dengan penambahan giberelin dan sukrosa diharapkan diperoleh bibit jeruk dengan masa juvenil singkat. Giberelin dan sukrosa berpengaruh terhadap gen-gen MADS box dan LEAFY yang berperan dalam menginduksi pembungaan. Kondisi dan media kultur seringkali dapat menginduksi terjadinya variasi somaklonal pada tanaman hasil kultur. Oleh karena itu, analisis stabilitas genetik tanaman perlu dilakukan dengan menggunakan penanda molekuler Simple Sequence Repeat (SSR) yang bersifat polimorfik dan kodominan. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh giberelin dan sukrosa terhadap pertumbuhan, maturasi, dan perkecambahan embrio somatik jeruk keprok Batu 55; mengevaluasi masa juvenil dan stabilitas genetik bibit jeruk keprok Batu 55 hasil embriogenesis somatik. Dengan adanya penelitian ini diharapkan diperoleh metode perbanyakan bibit jeruk keprok Batu 55 yang memiliki masa juvenil singkat dan memiliki karakter true-to-type. Tahapan kegiatan penelitian ini meliputi induksi embrio somatik, multiplikasi embrio somatik pada media dengan penambahan sukrosa dan giberelin, maturasi dan perkecambahan embrio somatik, minigrafting planlet dengan batang bawah, dan analisis juvenilitas serta true-to-type regeneran. Embrio somatik diinduksi dari eksplan nuselus buah muda (berusia 6 minggu setelah antesis). Embrio somatik dimultiplikasi pada media MT + sukrosa 3% untuk memperoleh embrio somatik dalam jumlah banyak. Induksi embrio somatik yang mempunyai potensi masa juvenil singkat dilakukan dengan mengkultur embrio somatik globuler (0,1 g) pada media MT + berbagai konsentrasi giberelin (0, 2, 4, 6, dan 8 ppm), atau sukrosa (3, 4, 5, 6, dan 7%). Embrio somatik yang berpotensi memiliki masa juvenil singkat dimaturasi pada media MT + ekstrak malt 500 ppm + sorbitol 73 mM + galaktosa 73 mM. Embrio fase kotiledon dikecambahkan pada media MT + ekstrak malt 500 ppm + sukrosa 3% + giberelin 2 ppm untuk mendapatkan planlet. Planlet di-grafting pada batang bawah Japansche Citroen (JC). Tanaman hasil grafting berumur tiga bulan dievaluasi pertumbuhannya (tinggi tanaman dan jumlah daun) dan juvenilitasnya (keberadaan duri). Stabilitas genetik regeneran hasil embriogenesis somatik dianalisis dengan SSR menggunakan dua pasang primer, TAA 15 dan TAA 41. Analisis true-to-type dilakukan secara kualitatif dengan membandingkan pola pita tanaman regeneran dan tanaman induk pada gel agarosa 3% hasil PCR. Tanaman regeneran disebut true-to-type jika memiliki pola pita yang sama dengan tanaman induk.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/641.343 1/FIR/p/2015/041507131 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 641 Food and drink > 641.3 Food |
Divisions: | S2/S3 > Magister Biologi, Fakultas MIPA |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 08 Jan 2016 16:26 |
Last Modified: | 08 Jan 2016 16:26 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/159109 |
Actions (login required)
View Item |