ElvradoWegaSenturi (2016) Pendugaan Erodibilitas Dan Hubungan Sifat Fisik Tanah Dengan Erodibilitas Tanah Pada Sub Das Keduang Di Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Besarnya erosi berbanding lurus dengan besarnya sedimentasi yang terjadi di Sub DAS Keduang. Fokus utama penanganan masalah erosi adalah pada kawasan Sub DAS Keduang yang merupakan penyumbang jumlah sedimentasi terbesar yang masuk dalam Waduk Gajah Mungkur. Salah satu faktor dari erosi disebabkan oleh kepekaan suatu tanah terhadap erosi atau yang biasa disebut dengan erodibilitas tanah. Penelitian ini mempunyai tujuan mengetahui seberapa besar kepekaan tanah terhadap erosi pada kawasan Sub DAS Keduang dan mengetahui hubungan sifat fisik tanah dengan erodibilitas pada kawasan Sub DAS Keduang. Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka diperlukan pembuatan peta berupa peta satuan lahan dari hasil “overlay” peta bentuk lahan, peta lereng, peta tanah, dan peta penggunaan lahan yang nantinya digunakan sebagai informasi kondisi fisik daerah penelitian dan yang digunakan sebagai alat bantu dalam menentukan lokasi pengambilan sampel tanah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yaitu pengamatan dan pencatatan di lapangan dan uji laboratorium, sedangkan untuk pengambilan sampel tanah pada masingmasing satuan lahan. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji korelasi dan diuji menggunakan uji t untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel, selanjutnya dilakukan uji koefisien determinan untuk mengetahui persentase pengaruh antar variabel. Hasil penelitian erodibilitas tanah pada Kecamatan Girimarto, Wonogiri bervariasi dari nilai erodibilitas sangat rendah sampai tinggi dari 37 satuan lahan yang dijadikan sampel pengamatan. 13 satuan lahan mempunyai nilai erodibilitas tanah sangat rendah dengan luas 1507,30 ha, 13 satuan lahan mempunyai nilai erodibilitas tanah rendah dengan luas 1456,87 ha, 7 satuan lahan mempunyai nilai erodibilitas sedang dengan luas 639,91 ha, 3 satuan lahan mempunyai nilai erodibilitas agak tinggi 127,86 ha, dan 1 satuan lahan mempunyai nilai erodibilitas sangat tinggi dengan luas 9,36 ha. Pengelompokan berdasarkan penggunaan lahan didapatkan rata-rata nilai erodibilitasnya diketahui berkisar antara 0.15 dan 0.36 yang dimana nilai erodibilitas pada lahan tegalan memiliki rata-rata nilai erodibilitas yang lebih tinggi. Dari hasil pengukuran, tanah yang mempunyai partikel debu lebih banyak mempunyai nilai erodibilitas tanah lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain ditunjukan dengan korelasi yang sangat kuat antara persentase debu dan erodibilitas (r = 0,93). Hubungan persentase liat yang mempunyai korelasi sedang bernilai negatif dan sangat signifikan terhadap erodibilitas (r = -58). Sifat fisik lain seperti persentase pasir, permeabilitan tanah kurang mempunyai pengaruh terhadap erodibilitas karena hanya mempunyai korelasi yang lemah. Bahan organik juga memiliki hubungan yang positif dengan nilai erodibilitas tanah namun hanya mempunyai hubungan yang lemah dang mempengaruhi sebesar 0,46% terhadap erodibilitas. Struktur tanah mempunyai pengaruh terhadap nilai erodibilitas tanah karena tingkat kemantapan agregat tanah akan menentukan tanah lebih mudah untuk peka terhadap erosi atau tidak.
English Abstract
The amount of erosion is directly proportional to the amount of sedimentation in the Keduang sub watershed. The main focus is on the handling of the problem of erosion region Keduang sub watershed which is the biggest contributor to the amount of sediment entering the Gajah Mungkur. One of the factors of erosion due to the sensitivity of the soil against erosion or commonly called soil erodibility. The purpose of this research is to know how big the sensitivity of soil to erosion in the region Keduang sub watershed and map the distribution of soil erodibility estimation of erosion in the area Keduang sub wateshed. To achieve the goal this reaserch the required mapping the form of a map unit land from the "overlay" map of land form, maps slopes, maps of soils, and a map of land use later used as information physical condition of the area of research and used as tools in determining the location of sampling the ground. Method used in this reaserch is survey method that observations and recording in the field and laboratory tests, while for soil sampling on each unit land. The data obtained was analyzed using the correlation test and tested using test T to know the degree of the relationship between variables, further test coefficient determinant to know the percentage of the effect between variables. Results of research on soil erodibility Girimarto Subdistrict, Wonogiri varies value of soil erodibility from very low to high of 37 land units sampled observations. 13 land units have very low soil erodibility value with 1507.30 ha area, 13 land units have low soil erodibility value with an area 1456.87 ha, 7 land units have a value erodibility moderately 639.91 ha area, 3 land units have value erodibility rather high 127.86 ha, and one unit of land has a very high value with a broad erodibility 9.36 ha. In every land use Keduang sub watershed (Subdistrict Girimarto) the average value of soil erodibility known to range between 0.15 and 0.36, where the value soil erodibility on dry land has an average value of higher erodibility. Of measurement results, land has silt particles more has a value soil erodibility higher compared to other shown by the correlation a very strong between the percentage of silt and erodibility (r = 0,93). Relationship percentage of clay having correlation was negative value and very significant to erodibility (r = -58). physical properties such as the percentage of sand, permeability land less have the effect of erodibility because only have a correlation weak. Organic materials also have a positive relationship with the value soil erodibility but only have a relationship weak dang influence of 0,46% against erodibility. Soil structure has an influence on the value of soil erodibility for the level of soil aggregate stability will determine the soil is easier to be sensitive to erosion or not.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FP/2016/647/051609334 |
| Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Ilmu Tanah |
| Depositing User: | Sugiantoro |
| Date Deposited: | 26 Oct 2016 08:50 |
| Last Modified: | 19 Oct 2021 14:55 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131654 |
Preview |
Text
Elvrado_Wega_BAB_I_Pendahuluan.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Elvrado_Wega_BAB_V_Kesimpulan_dan_Saran.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Elvrado_Wega_BAB_IV_Hasil_dan_Pembahasan.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Elvrado_Wega_Bab_III_Metode_Penelitian.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Elvrado_Wega_BAB_II_Tinjauan_Pustaka.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Elvrado_Wega_Lampiran.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
Elvrado_Wega_Lembar_Persetujuan_dan_Pengesahan.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Elvrado_Wega_Ringkasan.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Jurnal_[Elvrado_Wega_Senturi]_125040201111016.pdf Download (1MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |