Analisis Rantai Pasok (Supply Chain) Itik Di Rumah Makan Bebek Sinjay Di Lowokwaru Kota Malang

Islami, M Habib (2018) Analisis Rantai Pasok (Supply Chain) Itik Di Rumah Makan Bebek Sinjay Di Lowokwaru Kota Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Rumah makan “Bebek Sinjay” merupakan salah satu rumah makan khas Madura di Kota Malang yang menyediakan olahan daging itik dengan kualitas baik dan sangat bergizi serta tetap konsisten didalam bahan baku berupa itik, sehingga terdapat sebuah sistem hubungan dalam pengadaan rantai pasok (supply chain) antara rumah makan “Bebek Sinjay” supplier peternak itik. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui rantai pasok (supply chain) daging itik dari peternak itik ke Rumah Makan “Bebek Sinjay” di Lowokwaru Kota Malang, untuk mengetahui efisien dan efektif atau tidaknya rantai pasok yang terjadi dari peternak sampai ke Rumah Makan, dan untuk mengetahui nilai tambah dari peternak, supplier, dan Rumah Makan “Bebek Sinjay”. x Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di peternakan Bapak Pitoyo, Bu Wiwin, dan Bu Siti menuju supplier, Bu Nita, Bapak Sungkoro, dan Abah Aziz serta rumah makan “Bebek Sinjay” dan 100 konsumen selama 1 bulan yaitu dimulai tanggal 1 Oktober 2017 sampai 1 November 2017. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode snowball sampling. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden dengan kuisioner terstruktur. Hasil penelitian ini adalah terdapat 2 mata rantai yang berperan aktif dalam rantai pasok daging itik hingga ke konsumen akhir : (a) peternak itik dan (b) supplier itik. Aliran produk dalam rantai pasok daging itik di rumah makan “Bebek Sinjay” hanya terdapat dua macam aliran, yaitu aliran produk berupa itik dalam keadaan hidup yang berasal dari peternak menuju supplier 2/3 dan dari supplier 2/3 menuju supplier 1, serta daging itik berbentuk karkas per ekor yang sudah dikemas dengan rapih menuju rumah makan “Bebek Sinjay” untuk dilakukan pengolahan. Aliran Informasi dalam rantai pasok daging itik di rumah makan “Bebek Sinjay” terbagi menjadi dua macam aliran, yaitu aliran informasi secara horizontal yang terjadi diantara sesama peternak itik dengan supplier dan supplier dengan pengelola rumah makan serta aliran informasi secara vertikal yang terjadi pada setiap mata rantai yang terlibat dalam rantai pasok daging itik di rumah makan “Bebek Sinjay”. Aliran finansial dalam rantai pasok daging itik di rumah makan “Bebek Sinjay” terjadi dalam 1 macam aliran dengan sistem transaksi pembayaran yang digunakan selama proses distribusi sangat mempengeruhi kinerja dari setiap mata rantai. Mengukur besarnya nilai tambah yang diperoleh menggunakan metode perhitungan nilai tambah xi dan menggunakan BEP (Break Even Point) pada tingkat peternak itik. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah alur rantai pasok (supply chain) yang meliputi aliran produk terdapat itik dalam keadaan hidup yang dikirim oleh peternak yaitu Pak Pitoyo dan Bu Wiwin menuju supplier yaitu Bu Nita dan Bu Siti menuju supplier yaitu Pak Sungkoro. Itik dalam keadaan hidup kemudian dikirim Bu Nita dan Pak Sungkoro menuju supplier Abah Aziz untuk dilakukan pemotongan menjadi karkas. Itik yang telah dipotong menjadi karkas kemudian dikirim menuju rumah makan “Bebek Sinjay” untuk diolah menjadi olahan daging itik di rumah makan “Bebek Sinjay” dan disajikan menuju konsumen akhir. Alur rantai pasok (supply chain) yang dimulai dari peternak, supplier, hingga menuju rumah makan “Bebek Sinjay” berjalan efektif dan efisien, hal ini dibuktikan dengan daging itik yang dipasok memiliki persediaan dan harga yang stabil setiap periode pada setiap peternak yaitu Rp 22.000/ekor, supplier Bu Nita sebesar Rp 25.300,-/ekor dan supplier Pak Sungkoro sebesar Rp 24.200,-/ekor, supplier Abah Aziz sebesar Rp 30.000,-/ekor dan rumah makan “Bebek Sinjay” sebesar Rp 28.000,-/porsi. Farm gate price dan nilai tambah yang diperoleh dari rantai pasok (supply chain) yang telah dilakukan memiliki persentase yang berbeda. Farm gate price peternakan itik Bapak Pitoyo sebesar Rp 20.792,37 dengan % keuntungan 1,7% dan Bu Siti sebesar Rp 19.434,03 dengan % keuntungan 8,13% lebih kecil dibandingkan Peternakan Itik Bu Wiwin sebesar Rp 20.887,14 dengan % keuntungan 1,26%, persentase nilai tambah terbesar pada supplier diperoleh supplier Bu Nita xii sebesar 6,2% dibandingkan supplier Bapak Sungkoro sebesar 4,53%, persentase nilai tambah yang diperoleh Abah Aziz sebesar 14,9%, dan persentase nilai tambah yang diperoleh rumah makan “Bebek Sinjay” sebesar 64,8%. Persentase farm gate price dan nilai tambah yang lebih besar menunjukkan bahwa usaha yang dijalankan lebih efektif dan efisien dalam rantai pasok ini. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada tempat yang berbeda karena masih banyak lokasi di daerah Malang yang menjual olahan daging itik untuk melihat rantai pasok yang berbeda, dikarenakan setiap pemasok daging itik memiliki perbedaan dalam alur rantai pasok. Untuk supplier seharusnya memikirkan kualitas itik yang dipasok menuju rumah makan “Bebek Sinjay” agar itik yang dipasok tetap dalam kualitas terbaik. Untuk rumah makan seharusnya memperhatikan kualitas dari daging itik yang dibeli dari supplier untuk menghasilkan produk olahan daging itik yang berkualitas.

English Abstract

The research was conducted at “Bebek Sinjay” restaurant Lowokwaru district in Malang City. The research purpose was to investigate duck supply chain of “Bebek Sinjay” restaurant. Eight respondens were Pitoyo Farm, Wiwin Farm, Siti Farm, Nita Supplier, Sungkoro Supplier, Aziz Supplier, Restaurant, and consumers. Variable data were collected from October 1 th to November 1 th 2017. Primary data were obtained by survey method using a structure questionnaire consists flow of information, material, and financial along supply chains. Secondary data was provided by related institution. The results showed that “Bebek Sinjay” restaurant has supplied by three farms namely Pitoyo Farm, Wiwin Farm, and Siti Farm to supplied by three supplier namely Sungkoro Supplier, Nita Supplier, and Aziz Supplier. The summary viii showed that Wiwin farm and Nita supplier was the best supply chain management based on first, they considered the valuable information along supply chain; second, the information of farm to obtain efficient in cost production, and the duck marketing; third, farm gate price was Rp 20.887,14 with % advantage 1,26% for Wiwin farm from stock to harvest weight duck and value added was 6,2% for Nita supplier from supplied duck.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2018/52/051801583
Uncontrolled Keywords: Supply Chain, Cost Production, and Value Added
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.5 Chickens and other kinds of domestic birds > 636.59 Other poultry > 636.597 Ducks
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 18 May 2018 07:31
Last Modified: 22 Oct 2021 03:40
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/10720
[thumbnail of DAFTAR PUSTAKA.pdf]
Preview
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (273kB) | Preview
[thumbnail of BAB II.pdf]
Preview
Text
BAB II.pdf

Download (405kB) | Preview
[thumbnail of BAB IV.pdf]
Preview
Text
BAB IV.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of LAMPIRAN.pdf]
Preview
Text
LAMPIRAN.pdf

Download (817kB) | Preview
[thumbnail of BAB I.pdf]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (295kB) | Preview
[thumbnail of BAB III.pdf]
Preview
Text
BAB III.pdf

Download (335kB) | Preview
[thumbnail of BAB V.pdf]
Preview
Text
BAB V.pdf

Download (254kB) | Preview
[thumbnail of BAGIAN DEPAN.pdf]
Preview
Text
BAGIAN DEPAN.pdf

Download (576kB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item