Sumendung, Rizal Seta (2017) Analisis Beban Kerja Dengan Menggunakan Metode Nasa-TLX Dan Quick Exposure Check Di Batik Blimbing Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Dalam sebuah industri diperlukan beberapa faktor agar industri tersebut mempunyai produktivitas dan performance sesuai target. Dari beberapa faktor tersebut, manusia atau operator yang mempunyai pengaruh besar. Hal ini disebabkan karena manusia merupakan manusia biasa yang mempunyai kelemahan dan keterbatasan baik dari segi fisik maupun mental. Penyesuaian workstation maupun fasilitas kerja terhadap faktor fisik dan mental sangat perlu untuk dilakukan, hal ini berguna agar performansi kerja menjadi baik. Batik Blimbing Malang merupakan perusahaan di bidang produksi kain batik. Dimana perusahaan ini memiliki produk unggulan yaitu berupa batik tulis. Setelah dilakukan studi lapangan, ditemukan beberapa indikasi beban kerja baik dari segi fisik maupun mental. Beberapa indikasi tersebut adalah jam kerja yang melebihi standar dan tidak teratur, serta postur kerja yang tidak ergonomis yang dapat menyebabkan resiko cidera seperti musculoskeletal disorders (MSDs). Berdasarkan wawancara dan observasi dengan 6 pekerja pada bagian produksi Batik Blimbing Malang, diketahui bahwa terdapat beberapa indikasi kelelahan kerja yang dapat menimbulkan beban kerja fisik dan mental menjadi tinggi. Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan metode NASA-TLX dan Quick Exposure Check (QEC). Metode NASATLX digunakan untuk melakukan penilaian terhadap beban kerja mental, sesuai dengan dimensi keluhan yang ada pada bagian produksi Batik Blimbing Malang. QEC sendiri digunakan untuk penilaian terhadap exposure dari Musculoskeletal Disorders (MSDs) yang menggambarkan beban kerja fisik serta memberikan rekomendasi perbaikan dengan fokus pada perbaikan postur kerja operator. Dari hasil penilaian dan pengolahan data menggunakan NASA-TLX dapat diketahui bahwa pekerja nembok mewarna mempunyai nilai rata-rata beban kerja mental yang tinggi dengan nilai sebesar 67. Nilai yang tinggi tersebut dipengaruhi oleh 3 dimensi yang mempunyai rating tinggi, yaitu Mental Demand, Temporal Demand dan Performance. Untuk hasil penilaian QEC yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pekerja nembok mewarna juga memiliki tingkat exposure MSDs yang tinggi. Penilaian QEC menunjukkan 2 set skor dikategorikan pada exposure sangat tinggi. 2 set skor tersebut adalah skor pada bagian punggung dan leher. Beban kerja fisik dan mental yang tinggi ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut diantaranya adalah alat kerja yang tidak ergonomi, pengelolaan jam kerja yang kurang baik serta kurangnya pengetahuan pekerja tentang posisi kerja yang baik dan benar. Rekomendasi perbaikan yang diberikan pada penelitian ini yaitu berupa pembuatan meja menembok dan meja pewarnaan celup, dimana kedua meja ini langsung di implementasikan pada bagian produksi Batik Blimbing Malang untuk mengetahui perbandingan hasil beban fisik operator sebelum dan sesudah perbaikan. Setelah dilakukan penilaian ulang dengan QEC maka hasilnya tingkat exposure punggung dan leher pekerja yang sebelumnya masuk pada kategori sangat tinggi maka turun menjadi kategori sedang. Selain itu penerapan rotasi pekerja dan penambahan jam istirahat pekerja juga direkomendasikan untuk dilakukan, agar beban kerja mental yang berlebihan pada pekerja bagian produksi dapat berkurang.
English Abstract
In an industry required several factors for the industry to have productivity and performance on target. From some of these factors, human or operator that has a big influence. This is because humans are ordinary people who have weaknesses and limitations both in terms of physical and mental. Adjustment of workstations and work facilities to physical and mental factors is necessary to do, it is useful for work performance to be good. Batik Blimbing Malang is a company in the field of batik cloth production. Where this company has a superior product that is in the form of batik. After a field study, there were several indications of workload both physically and mentally. Some of these indications are over standard and irregular working hours, as well as ergonomic work postures that can cause injury risks such as musculoskeletal disorders (MSDs). Based on interviews and observations with 6 workers on the production of Batik Blilmbing Malang, it is known that there are some indications of work fatigue that can cause the workload of physical and mental to be high. Therefore, in this study used the NASA-TLX and Quick Exposure Check (QEC) methods. The NASA-TLX method is used to assess the mental workload, in accordance with the dimensions of complaints in the production of Batik Blimbing Malang. QEC itself is used for assessment of the exposure of Musculoskeletal Disorders (MSDs) that describes the physical workload as well as providing improvement recommendations with a focus on improving the operator's work posture. From the results of the assessment and data processing using NASA-TLX can be seen that the worker padded colored has a mean value of high mental workload with a value of 67. The high value is influenced by 3 dimensions that have a high rating, namely Mental Demand, Temporal Demand and Performance. For the results of the QEC assessment that has been done shows that the colored workers also have high levels of MSDs exposure. The QEC assessment shows 2 sets of scores categorized at very high exposures. two sets of scores are scores on the back and neck. This high physical and mental workload is due to several factors. These factors include ergonomic work tools, poor management of working hours and lack of worker knowledge about good and proper job positions. Recommendation of improvement given in this research is in the form of making of polishing table and dyeing table, where both tables are directly implemented in Batik Blimbing Production section Malang to know comparison of physical load of operator before and after repair. After a reassessment with QEC then the result of exposure back and neck of workers who previously entered in very high category then down to the category of being. In addition, the application of worker rotation and the addition of worker rest hours is also recommended to be done, so that the excessive mental workload on production workers can be reduced.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FT/2017/1140/051800583 |
| Uncontrolled Keywords: | Beban Kerja Fisik, Beban Kerja Mental, NASA-TLX, QEC, MSDs,Physical Workload, Mental Workload, NASA-TLX, QEC, MSDs |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 658 General management > 658.3 Personnel management (human resource management) |
| Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Industri |
| Depositing User: | Nur Cholis |
| Date Deposited: | 07 Feb 2018 04:09 |
| Last Modified: | 08 Dec 2020 13:33 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/8767 |
Actions (login required)
 |
View Item |