Pengaruh Penambahan Tepung Daging Bekicot (Achatina fulica) Dalam Pakan Terhadap Konsumsi Pakan, Hen Day Egg Production (Hdp) Dan Konversi Pakan Pada Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

Afif, Fikri Muhammad (2017) Pengaruh Penambahan Tepung Daging Bekicot (Achatina fulica) Dalam Pakan Terhadap Konsumsi Pakan, Hen Day Egg Production (Hdp) Dan Konversi Pakan Pada Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Bekicot sejak dulu dianggap sebagai hama tanaman tapi seiring perkembangan zaman masyarakat sudah mulai mengetahui manfaat dari produk bekicot seperti dimanfaatkan untuk pakan ternak itik, ayam. Bekicot termasuk dalam golongan binatang lunak dan coelom tanpa segmen yang disebut mollusca. Bekicot termasuk dalam kelas gastropoda dengan badan ditutupi oleh cangkang. Tepung bekicot sebagai sumber protein hewani mempunyai kandungan protein kasar yang tinggi yaitu 56,10% dan kandungan serat kasarnya rendah yaitu 0,08% sehingga penggunaannya sangat baik sebagai makanan tambahan dalam ransum untuk ternak unggas. Penelitian ini dilaksanakan di peternakan rakyat milik Bapak Iskandar yang berlokasi di Jalan Sentana RT.01/RW.02 Dusun Bunder, Desa Ampeldento, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian ini dimulai pada 4 Mei 2017 hingga 28 Juni 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari tingkat penambahan penggunaan tepung daging bekicot terhadap performa produksi burung puyuh seperti konsumsi pakan, Hen day egg production dan konversi pakan. Hasil dan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi tentang tingkat penambahan penggunaan tepung daging bekicot terhadap performa produksi pada burung puyuh yang diharapkan selanjutnya dapat digunakan sebagai pakan burung puyuh. Materi penelitian ini menggunakan 120 ekor puyuh betina jenis Coturnix-coturnix japonica dengan umur 14 hari. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah P0 (tanpa penambahan tepung daging bekicot), P1 (penambahan 10% tepung daging bekicot), P2 (penambahan 20% tepung daging bekicot), P3 (penambahan 30% tepung daging bekicot). Variable yang diukur yaitu konsumsi pakan, Hen day egg production (HDP) dan konversi pakan. Analisis data yang digunakan adalah analysis of variance (ANOVA), jika terjadi perbedaan pengaruh perlakuan dilanjutkan dengan Uji Duncan’s. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan tepung daging bekicot memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap konsumsi pakan dengan rataan (P0:21,13±0,14)g/ekor/hari,(P1:21,62±0,20)g/ekor/hari,(P2:21,56±0,46)g/ekor/hari, (P3:21,37±0,25) g/ekor/hari dan Hen day egg production dengan rataan (P0:68,89±2,23)%, (P1:74,92%±4,07)%, (P2:71,27±1,40)%, (P3:72,22±2,72)%. Hal ini karena bentuk pakan pada penambahan 10% memiliki kandungan tepung yang rendah dari pada penambahan pakan perlakuan lainnya, sehingga dapat meningkatkan nilai konsumsi dan Hen day egg production, sedangkan penambahan tepung daging bekicot 10%, 20%, 30%, tidak memberikan penguruh yang nyata terhadap nilai konversi pakan (P>0,05) dengan rataan (P0:3,95±0,15), (P1:3,81±0,36), (P2:3,87±0,25), (P3:3,85±0,36). Kesimpulan penelitian ini adalah penambahan tepung daging bekicot dapat menurunkan konsumsi pakan, Hen day egg production dan meningkatkan nilai konversi pakan pada burung puyuh. disarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pemberian pakan dalam bentuk yang sama, dan untuk taraf penambahan daging bekicot agar tersusun secara terstruktur terhadap nilai-nilai komponen kandungan gizi yang ada didalam pakan.

English Abstract

The purpose of this research was to find out optimum level of influence and to use of Snail meat meal in feed on quail production performance including feed consumption, hen day production (HDP) and feed conversion. Quails was used for research starter 14 days old, as many as 120 quails with each treatment unit consisted of five quails. The research used experiment with different feed supplement and six replications in each treatments were P0 (basal feed), P1 (10 % snail meat meal), P2 (20% snail meat meal), P3 (30% snail meat meal). The variabels were feed consumption, hen day production and feed conversion. Data were analysed by analysis of variance of the Completely Random Desaign and if between treatments showed significant effect were analysed by Duncan’s Multiple range test. The result showed that treatments of snail meat meal in feed did not significant effect on feed conversion (P>0.05) although feed consumption and hen day production was significantly effect (P<0.05). The addition of snail meat meal in feed can’t improve performance feed consumption, hen day production and feed conversion. The conclusion of the study is the addition of 20% and 30% snail meat meal in feed. Quail can reduce feed intake, feed consumption and hen day production and was significantly increased feed conversion. The best results are shown with the addition of 10% snail meat meal.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2017/439/051712239
Uncontrolled Keywords: Snail meat meal, Quail, feed consumption, hen day production (HDP), feed conversion.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.5 Chickens and other kinds of domestic birds > 636.59 Other poultry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 29 Jan 2018 06:25
Last Modified: 30 Dec 2020 08:04
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/8537
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item