Rahmawati, Isnaini (2017) Kualitas Tanah Di Agroforestri Kopi Pascaerupsi Gunung Kelud: Keanekaragaman dan Populasi Cacing Tanah. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pascaerupsi Gunung Kelud banyak lahan pertanian tertimbun abu vulkanik setebal 20-30 cm. Abu abu vulkanik tebal ini menjadi masalah utama bagi perkebunan kopi dan agroforestri kopi petani yang banyak diusahakan di daerah sekitar lereng Gunung Kelud. Timbunan abu vulkanik ini menyebabkan pemadatan (sementasi), kandungan C-organik menurun, pH tanah menjadi masam, kandungan pasir meningkat (Wahyudi, 2015) dan berat masa cacing tanah menurun walaupun populasinya tidak berubah (Qomariyah, 2015). Namun demikian, belum diketahui penurunan berat masa cacing tanah tersebut berhubungan dengan perubahan jenis cacing tanah yang ada atau berhubungan dengan perubahan kondisi lingkungan tanah yang kurang menguntungkan bagi cacing tanah. Tujuan penelitian yakni untuk: (1) mengevaluasi pengaruh material vulkanik (pasir) pascaerupsi Gunung Kelud terhadap kerapatan populasi cacing tanah di agroforestri kopi, (2) mengevaluasi respon populasi cacing tanah (keanekaragaman dan kerapatan populasi) terhadap kerapatan populasi pohon penyusun ekosistem, dan (3) mengetahui penyebab kecilnya nisbah B:P cacing tanah pascaerupsi Gunung Kelud. Penelitian dilaksanakan dengan metode survei menggunakan rancangan petak tersarang dengan dua faktor, yakni lokasi dengan masukan abu dan faktor Sistem Penggunaan Lahan (SPL). Cacing tanah diambil menggunakan metode TSBF monolit pada luasan 50x50 cm-2, pada 3 kedalaman tanah yakni, 0-10 cm, 10-20 cm, dan 20-30 cm. Selanjutnya, cacing tanah diidentifikasi jenisnya berdasarkan karakteristik eksternal tubuh. Kerapatan populasi cacing tanah di lokasi dengan timbunan abu vulkanik (+ abu) lebih rendah dibandingkan dengan lokasi terbebas abu (- abu). Rendahnya populasi di lokasi (+ abu) disebabkan rendahnya kandungan C-organik tanah. Pengaruh pasir vulkanik (R2= 0.07) terhadap kerapatan populasi cacing tanah tidak lebih besar dibandingkan dengan pengaruh kandungan C-organik tanah (R2= 0.19). Kandungan C-organik tanah di lokasi (+ abu) sebesar 1,22% dan di lokasi (- abu) sebesar 1,63%. Jenis cacing tanah di hutan lebih sedikit (8 jenis) dibandingkan di agroforestri kopi multistrata (13 jenis). Semua jenis cacing yang ditemukan di hutan, juga di temukan di agroforestri multistrata. Dimana, terdapat 5 jenis cacing tambahan yang ditemukan di agroforestri multistrata, yaitu Metaphire sp 1, Metaphire sp 3, Amythas sp, Metapheretima carolinensis, dan Polypheretima elongata. Agroforestri multistrata memiliki indeks keanekaragaman (H’) 1,14 yang masuk kelas sedang dan hutan dengan indeks H’ 0,59 yang termasuk kelas rendah. Namun demikian, terdapat beberapa jenis cacing tanah hutan seperti Aporrectodea rosea, Microscolex sp, dan Metaphire sp 2 yang tidak dapat ditemukan di Sistem Penggunaan Lahan (SPL) tanaman semusim. Keanekaragaman cacing tanah berhubungan searah dengan kompleksitas pohon ii penyusun ekosistem (indikator: kerapatan populasi pohon). Hubungan indeks H’ cacing dengan kerapatan populasi pohon memiliki keeratan yang kuat (r= 0,68). Hubungan kerapatan populasi pohon dengan populasi cacing epigeik, searah dan kuat (r= 0,69). Dimana, kerapatan populasi pohon mempengaruhi indeks H’ cacing sebesar 46,4 % dan kerapatan populasi cacing epigeik 47%. Dapat disimpulkan bahwa populasi cacing tanah dipengaruhi variabel kompleksitas SPL dan variabel lingkungan lainnya. Nisbah biomassa:populasi cacing dipengaruhi keanekaragaman jenis cacing dan jenis cacing yang mendominasi di suatu lokasi.
English Abstract
Post-eruption Mount Kelud many agricultur land buried by volcanic ash until 20-30 cm. Volcanic ash is a major problem for coffee plantations and agroforestry in the area Mount Kelud. These volcanic ash deposits cause compaction (cementation), decreases C-organic content, soil pH becomes sour, increases sand content (Wahyudi, 2015) and decreases earthworm weight, although the population is unchanged (Qomariyah, 2015). However, we don’t known that the weight loss of the capability is related to changes in existing conditions or related to changes in environmental conditions that are less favorable for earthworms. The aim of the research were to: (1) influence of volcanic material (sand) post-eruption of Kelud Mountain to earthworm population density in coffee agroforestry, (2) evaluation earthworm population response to the ecosystem tree density, and (3) studies cause ratio of Biomass:Population (B:P) earthworms is small post-eruption Kelud Montain. The research using sampling plot design of Nested Randomized Design with two factors, first factor is location with ash input and second factor is Land Use System (LUS). Earthworms were taken using TSBF monolith method, in 50x50 cm-2, at 3 soil depths, 0-10 cm, 10-20 cm, and 20-30 cm. Than, the earthworm is identification according external morfology. The population density of earthworms in locations (+ ash) is lower than the free location. Low population in the location (+ ash) is due to the low content of C-organic soil. The effect of volcanic sand (R2 = 0.07) on earthworm density is low than the effect of soil C-organic content (R2 = 0.19). Content of C-organic soil at the site (+ ash) is 1.22% and at the location (- ash) of 1.63%. The type of earthworms in the forest (8 types) is less than in multistrata coffee agroforestry (13 types). All types earthworm in forest also found in agroforestry multistrata. Which, there are more 5 types earthworm in agroforestry multistrata: Metaphire sp 1, Metaphire sp 3, Amythas sp, Metapheretima carolinensis, and Polypheretima elongata. Multistrata agroforestry has a diversity index (H') of 1.14 in medium grade and forest has index H' 0.59 is low grade. However, there are several types earthworms in forest such as Aporrectodea rosea, Microscolex sp, and Metaphire sp 2, not found in the annual crop. The diversity of earthworms is related to the complexity of the ecosystem tree (indicator: population tree density). The correlation of H 'worm index with tree population density is strong (r = 0.68). Relation of tree population density with epigeic worm population, direct and strength (r = 0.69). The density of the tree population affected the H' index of worm 46.4% and 47% epigeic worm population density. It can be concluded that the earthworm population is influenced by the complexity of LUS and other environmental variables. Ratio B:P earthworm influence by earthworm diversity and domination some types earthworm in the location.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FP/2017/997/051712679 |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 633 Field and plantation crops > 633.7 Alkaloidal crops > 633.73 Coffee > 633.738 Special cultivation methods; Fertilizers, soil conditioners, growth regulators > 633.738 9 Fertilizers, soil conditioners, growth regulators |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Ilmu Tanah |
| Depositing User: | Yusuf Dwi N. |
| Date Deposited: | 10 Jan 2018 02:35 |
| Last Modified: | 14 Aug 2020 03:49 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/7846 |
Actions (login required)
 |
View Item |