Ma’arif, Syifa’ul (2017) Efektivitas Fungisida Berbahan Aktif Asam Fosfit : 400 g/l Terhadap Penyakit Lanas (Phytophthora nicotianae) Pada Pembibitan Tanaman Tembakau. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tembakau merupakan komoditas perkebunan yang bernilai ekonomi tinggi. Pada usaha budidaya tembakau tidak lepas dari gangguan hama, penyakit dan gulma. Produksi tembakau sering gagal disebabkan serangan penyakit jamur, bakteri dan virus. Salah satu jamur patogen Phytophthora nicotianae yang menyebabkan penyakit lanas pada tembakau. Penyakit lanas merupakan penyakit mematikan yang menyerang tanaman tembakau mulai pembibitan hingga dewasa. Pengendalian dengan berbagai metode dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit lanas. Selain menggunakan varietas tahan, dan teknik PHT lain, sampai saat ini penggunan pestisida kimiawi merupakan cara yang tidak dapat di tinggalkan mengingat tingginya nilai ekonomi komoditas tembakau. Ada berbagai jenis fungisida yang digunakan untuk mengendalikan penyakit lanas. Fungisida yang biasa dipakai oleh petani kurang efektif dalam mengendalikan penyakit lanas, sehingga dibutuhkan fungisida alternatif yang dapat mengendalikan lanas. Asam fosfit yang merupakan turunan dari senyawa asam fosfat dapat menjadi fungisida alternatif untuk mengendalikan penyakit lanas. Asam fosfit adalah fungisida sistemik yang dapat memberikan kekebalan pada tanaman. Dibutuhkan suatu penelitian untuk menguji efektifitas fungisida berbahan aktif asam fosfit tersebut, serta menentukan dosis dan konsentrasi yang efektif dalam mengendalikan penyakit lanas. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Purworejo, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juli 2016 – November 2016. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok, dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Inokulasi patogen P. nicotianae dua hari sebelum aplikasi fungisida pertama. Aplikasi fungisida, pada aplikasi pertama 5 l/m2 dan aplikasi selanjutnya 500 l/ha. Interval aplikasi yaitu dilakukan 1 minggu sekali, banyaknya aplikasi yaitu 4 kali. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah tanaman yang terserang penyakit dan tinggi tanaman. Waktu pengamatan dilakukan setiap 5 hari setelah aplikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala penyakit yang ditimbulkan dapat terlihat yaitu diawali dengan adanya warna hijau kelabu kotor pada daun, tanamannya akan tampak seperti tersiram air panas. Fungisida berbahan aktif asam fosfit dapat menekan serangan P. nicotianae. Intensitas serangan penyakit lanas terendah terdapat pada perlakuan P4 (1,50 ml/l) dari minggu ketiga sampai keempat jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Intensitas penyakit pada perlakuan lainnya (P1,P2,P3,P5,P6) begitu besar yaitu lebih dari 50% pada minggu ketiga dan minggu keempat. Perbedaan dosis fungisida yang digunakan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman tembakau. Tinggi tanaman terus ii bertambah tiap minggu tanpa ada perbedaan yang mencolok antara satu perlakuan dengan perlakuan yang lain. Tingkat efikasi tertinggi terdapat pada perlakuan P4 ( 1,50 ml/l) yaitu 67,1% diikuti oleh P3 ( 1,125 ml/l) sebesar 23%, P1 ( 0,375 ml/l) yaitu 14%, P2 ( 0,75 ml/l) sebesar 10,7%, dan P5 ( 1,50 ml/l) sebesar 10,3%. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlakuan P4 dapat mengendalikan serangan penyakit lanas secara efektif.
English Abstract
Tobacco is a plantation commodity of high economic value. On the cultivation of tobacco is not free from pests, diseases and weeds. Tobacco production often fail due to disease from fungi, bacteria and viruses. One of the pathogenic fungi that cause disease on tobacco in Indonesia is P. nicotianae. Black shank disease is a deadly disease that attacks tobacco plants begin breeding until adulthood. Control of the various methods can be done to control the disease among black shank. In addition to using resistant varieties and other PHT techniques, the use of chemical pesticide is a great way that cannot be abandoned considering the high economic value of tobacco. There are various types of fungicide used to control black shank disease. Fungicide commonly used by farmers not effective to control black shank disease, so it takes alternative fungicide to control black shank disease. Phosphite acid which is derived from phosphate acid can be alternative fungicide to control black shank disease. Phosphite acid is systemic fungicide that can provide immunity on the plant. It takes a research to test the effectiveness of the phosphite acid fungicide, and determine an effective dosage and concentration to control black shank disease. This research was conducted in Desa Purworejo, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. The timing of the research in July 2016 - November 2016. The experiment design used was a randomized block design with 6 treatments and 4 replications. Inoculation P. nicotianae is two days before the first fungicide application. Fungicide applications, the first application of 5 l/m2 and the subsequent application of 500 l/ha. Interval 1 application which is done once a week, which is 4 times the number of applications. Observations made by counting the number of plants to disease and high plants. Time observations were made every 5 days after the application. The results of the research suggests that symptoms of the disease posed that is beginning with the presence of dirty grey green color on the leaves, the plants would seem like covered in a hot water. Phosphite acid fungicide can press P. nicotianae attack. The intensity of black shank disease attack lowest contained on the treatment of P4 (1,50 ml/l) of the third week unti the fourth when compared to P6 (Control) treatment. The intensity of the black shank disease of the other treatment (P1,P2,P3,P5,P6) so great that is more than 50% on the third nad fourth week. The difference dose of fungicides used no effect on the high tobacco. High palnt continues to grow every week without any difference between treatment. Level is highest efficacy in treatment P4 (1.50 ml/l) is 67.1%, followed by P3 iv (1.125 ml/l) is 23%, P1 (0.375 ml/l) is 14%, P2 (0.75 ml/l) is 10.7%, and P5 (1.50 ml/l) is 10.3%. It shows that P4 (1,50 ml/l) treatment can control the black shank disease attack effectively.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FP/2017/525/051710712 |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 633 Field and plantation crops > 633.7 Alkaloidal crops > 633.71 Tobacco > 633.719 Tobacco--Diseases and pests > 633.719 4 Fungal diseases of plants > 633.719 446 Phytophthora / Phytophthora nicotianae / Phytophthora diseases |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Hama dan Penyakit Tanaman |
| Depositing User: | Yusuf Dwi N. |
| Date Deposited: | 30 Nov 2017 02:09 |
| Last Modified: | 10 Nov 2020 03:45 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/6246 |
Preview |
Text
Bagian Depan (1).pdf Download (980kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB I.pdf Download (405kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB II.pdf Download (607kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB III.pdf Download (535kB) |
Preview |
Text
BAB IV.pdf Download (540kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB V.pdf Download (328kB) | Preview |
Preview |
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (411kB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |