Pengaruh Penambahan Pollard Dan Bekatul Dalam Pembuatan Silase Rumput Odot (Pennisetum Purpureum Cv. Mott) Terhadap Kualitas Fisik, Jumlah Bakteri Dan Kandungan Asam Laktat

Binarsa, Bara Bagas (2017) Pengaruh Penambahan Pollard Dan Bekatul Dalam Pembuatan Silase Rumput Odot (Pennisetum Purpureum Cv. Mott) Terhadap Kualitas Fisik, Jumlah Bakteri Dan Kandungan Asam Laktat. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pakan merupakan salah satu faktor utama dalam usaha peternakan. Sementara itu iklim di Indonesia yang berupa iklim tropis menyebabkan produksi hijauan yang fluktuatif, yang pada saat musim penghujan hijauan sangat melimpah sementara pada saat musim kemarau produksi hijauan berkurang. Untuk mengantisipasi kekurangan pakan hijauan di musim kemarau dapat melakukan pengawetan pakan silase. Silase adalah pakan yang diawetkan yang diproses dari bahan baku yang berupa hijauan, limbah industri pertanian dan bahan pakan alami lainnya, dengan jumlah kadar air pada tingkat tertentu kemudian dimasukan ke dalam sebuah tempat yang tertutup rapat kedap udara, yang disebut dengan silo. Proses pembuatan silase membutuhkan bahan aditif, dimana dalam bahan aditif ini mengandung water soluble carbohydrate (WSC). Kandungan WSC berfungsi sebagai asupan energi bagi bakteri asam laktat (BAL), sehingga proses fermentasi khususnya penurunan pH akan cepat terjadi. Kondisi pH silase yang rendah mengindikasikan jumlah BAL dan juga kandungan asam laktat tinggi, hal ini mengakibatkant daya simpan silase lebih lama dan kandungan nutrien lebih baik. Penelitian ini dilakukan selama 4 (empat) bulan mulai tanggal 19 Januari sampai 20 April 2017. Penilaian kualitas fisik silase dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang. Perhitungan Total plate count (TPC) dilaksanakan di Laboratorium Pengujian Mutu dan Keamanan Pangan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Perhitungan kandungan asam laktat dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh penambahan bahan aditif pollard dan bekatul dalam pembuatan silase rumput odot terhadap kualitas fisik, jumlah BAL dan kandungan asam laktat silase. Materi penelitian adalah rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott) umur pemotongan 60 hari yang diperoleh dari CV. Agriranch di Kota Batu. Metode penelitian adalah percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan penelitian yang digunakan yaitu P0 = Rumput odot tanpa aditif, P1 = Rumput odot + 20% pollard, P2 = Rumput odot + 20% bekatul, P3 = Rumput odot + 10% pollard + 10% bekatul. Varibel yang diamati yaitu kualitas fisik silase meliputi warna, tekstur, bau dan keberadaan jamur, total bakteri asam laktat (BAL), dan kandungan asam laktat. Data dianalisis dengan analisis ragam dan apabila terjadi perbedaan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s. Pengamatan kualitas fisik silase dilakukan oleh panelis semi terlatih. Skor yang digunakan pada pengamatan kualitas fisik silase berkisar 1-5. Skor untuk warna yaitu: 1= coklat tua, 2= coklat muda, 3= hijau kecoklatan, 4= hijau kekuningan, 5= hijau segar. Pada tekstur yaitu: 1= sangat keras, 2= keras, 3= sedikit keras, 4= sedikit lunak, 5= lunak. Pada bau yaitu: 1= sangat busuk, 2= busuk, 3= segar, 4= sedikit asam, 5= asam. Untuk ada tidaknya jamur yaitu: 1= tidak ada jamur, 2= ada jamur. Perhitungan jumlah BAL dilakukan dengan metode Total plate count (TPC). Perhitungan kandungan asam laktat dilakukan dengan metode titrasi alkali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan memberikan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kualitas fisik silase. Rataan dari masing masing perlakuan terhadap warna silase yaitu P0 = 3,13 ± 0,73b, P1 = 3,03 ± 0,95ab, P2 =2,91 ± 0,90ab, dan P3 = 2,70 ± 0,96a. Rataan dari masing masing perlakuan terhadap tekstur silase yaitu P0 = 4,06 ± 0,91c, P1 = 3,57 ± 0,65b, P2 = 3,10 ± 1,15a, dan P3 = 3,84 ± 0,82bc. Rataan dari masing masing perlakuan terhadap bau silase yaitu P0 = 1,63 ± 0,77a, P1 = 3,87 ± 0,54b, P2 = 3,60 ± 0,86b, dan P3 = 3,65 ± 0,70b. Persentase tertinggi keberadaan jamur pada silase untuk masing masing perlakuan adalah P0 tidak ada jamur (91,30%), P1 tidak ada jamur (95,65%), P2 tidak ada jamur (94,20%) dan P3 tidak ada jamur (95,65%). Pengaruh perlakuan terhadap jumlah BAL memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01). Rataan masing-masing perlakuan yaitu P0 = 6,69 x 106 ± 0,11a, P1 = 7,63 x 107 ± 0,12b, P2 = 7,71x 107 ± 0,14b, dan P3 = 7,81 x 107 ± 0,66b (CFU/g). Perlakuan terhadap kandungan asam laktat memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05). Rataan masing-masing perlakuan yaitu P0 = 1,91 ± 0,58%, P1 = 2,02 ± 0,48%, P2 = 1,73 ± 0,16%, dan P3 = 1,72 ± 0,23%. Berdasarkan hasil penelitian bahwa penambahan aditif pollard dan bekatul dalam pembuatan silase rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott) dapat meningkatkan kualitas fisik silase ditinjau dari warna, tekstur, bau serta ada tidaknya jamur dalam silase dan jumlah BAL dalam silase, namun belum mampu meningkatkan kandungan asam laktat. Sebaiknya dilakukan penelitian menggunakan bahan aditif pollard ataupun bekatul dengan level yang berbeda untuk mengetahui level optimal.

English Abstract

The purpose of this research was to evaluate the effect of pollard and rice bran addition on Pennisetum purpureum cv. Mott silage on physical quality, number of bacteria and the lactic acid content. The materials were Pennisetum purpureum cv. Mott, pollard and rice bran. The research method was experimental method, by using completely randomized design with 4 treatments and 3 replications. The treatments were T0= Pennisetum purpureum cv. Mott without additive, T1= Pennisetum purpureum cv. Mott + 20 % pollard, T2= Pennisetum purpureum cv. Mott + 20% rice bran, T3= Pennisetum purpureum cv. Mott + 10% pollard + 10% rice bran. Data were analized by analysis of variance (Anova) and if there were significant effect between treatments then continued with Duncan’s Multiple-Range Test (DMRT). Measured variables were color, texture, flavor, existence of mushrooms, number of lactic acid bacteria and the lactic acid content. The results showed that treatment gave highly significantly effect (P<0.01) on color (3.03 ± 0.95), texture (3.57 ± 0.65), flavor l (3.87 ± 0.54), existence of mushrooms (4.35%), and number of lactic acid bacteria (7.63 x 107 ± 0.12), but did not give significantly effect on the lactic acid content. It can be concluded that T1, was the best treatment on physical quality, number of lactic acid bacteria, and the lactic acid content.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2017/287/051709883
Uncontrolled Keywords: Pennisetum purpureum cv. Mott, feed additive, physical quality, number of lactic acid bacteria, lactic acid content.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.08 Specific topics in animal husbandry > 636.086 Field-crop feeds > 636.086 2 Silage
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 16 Nov 2017 03:34
Last Modified: 06 Oct 2020 02:49
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/5621
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item