Efek Terapi Salep Kitosan Cangkang Kerang Darah (Anadara granosa) Pada Hewan Model Luka Insisi Nosokomial Pasca Operasi Berdasarkan Kadar Relatif TGF-β Dan Pembentukan Jaringan Ikat

Ningrum, Niken Puspita (2017) Efek Terapi Salep Kitosan Cangkang Kerang Darah (Anadara granosa) Pada Hewan Model Luka Insisi Nosokomial Pasca Operasi Berdasarkan Kadar Relatif TGF-β Dan Pembentukan Jaringan Ikat. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang terjadi di rumah sakit hewan dan infeksi luka pasca operasi termasuk infeksi nosokomial. Salah satu bakteri penyebab infeksi ini adalah Staphylococcus aureus. Kitosan cangkang kerang darah yang berfungsi sebagai haemostasis, anti inflamasi, bakteriostatik, meningkatkan proliferasi fibroblas dan produksi kolagenase serta mempercepat regenerasi jaringan luka. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek terapi salep kitosan cangkang kerang darah terhadap peningkatkan kadar relatif TGF-β dan perbaikan pembentukan jaringan ikat pada mencit luka insisi nosokomial pasca operasi. Penelitian ini bersifat eksperimental labolatorik menggunakan Rangcangan Acak Lengkap (RAL) dengan post control design only. Hewan model yang digunakan yaitu mencit (Mus musculus) BALB/c jantan, berat 25 g berumur 8 minggu sebanyak 20 ekor dan dibagi menjadi kontrol negatif (mencit di insisi dan dijahit dengan benang tanpa dikontaminasi bakteri), kontrol positif (mencit di insisi dan dijahit dengan benang dikontaminasi bakteri), dan kelompok terapi 3,4,5 (mencit di insisi dan dijahit dengan benang dikontaminasi bakteri) dengan masing-masing dosis terapi salep kitosan yaitu 2%, 4%, dan 8%. Pembuatan model luka insisi pasca operasi dilakukan dengan menginsisi longitudinal mildline pada bagian dorsal mencitsepanjang 2,5 cm dengan kedalamaan panniculus cranosus dan dijahit menggunakan benang silk 4/0 dikontaminasi bakteri Stapylococcus aureus 105 CFU/ml dengan pola simple continuous suture. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dosis terapi salep kitosan dapat meningkatkan kadar relatif TGF-β secara signifikan (p<0,05) dan perbaikan pembentukan jaringan ikat. Dosis pemberian terapi terbaik adalah salep kitosan konsentrasi 8%. Kesimpulan pada penelitian ini adalah salep kitosan cakang kerang darah (Anadara granosa) dapat digunakan sebagai terapi kesembuhan luka pada hewan model luka insisi nosokomial pasca operasi.

English Abstract

Nosocomial infections are infections acquired in the the veterinary. Postoperative wound infections including in nosocomial infections. One of the bacteria causing nosocomial infections are Staphylococcus aureus which can cause harm multidrug resistant. Chitosan from blood cockle shells have a function in haemostasis, anti-inflammatory, bacteriostatic, increasing fibroblast proliferation and the production of collagenase and accelerate the regeneration of injured tissues. The purpose of this study to know the therapeutic effect of chitosan ointment at enhancing relative levels of TGF-β and imorovement of connective tissue formation in animal model wounds incision nosocomial. This study is an experimental research using randomize complete design and the post-control design only. Animal models used 20 male mice (Mus musculus) BALB /c with a weighing 25 g and 8 weeks old. Making the incision wound model of post-surgery by do incision along the longitudinal mildline 2,5 cm to panniculus cranosus and stitched using silk thread 4/0 contaminated with bacteria Staphylococcus aureus 105 CFU/ml with a simple continuous suture pattern and divided into group 1 positive control (mice in the incision and stitched with thread contaminated with bacteria), group 2 negative control (mice in the incision and stitched with thread without contaminated bacteria), and 3,4,5 group therapy group (mice in the incision and stitched with thread contaminated with bacteria) with each ointment therapeutic dose of chitosan which is 2%, 4%, 8%. The results of this research indicated that the ointment treatment chitosan from blood cockle shells reacted significant (p<0,05) to increase the animal model wounds incision nosocomial post operation could increase the relative levels of TGF-β and imorovement of connective tissue formation. The best therapeutic dose is chitosan ointment concentration 8%. The conclusion of this research was the ointment treatment chitosan could be used as wound healing therapy in animal model wounds incision nosocomial post operation.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FKH/2017/164/051709509
Uncontrolled Keywords: Nosokomial, Staphylococcus aureus, Kitosan, TGF-β, dan Jaringan Ikat
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 572 Biochemistry > 572.5 Miscellaneous chemicals > 572.56 Carbohydrates > 572.566 Polysaccharides
Divisions: Fakultas Kedokteran Hewan > Kedokteran Hewan
Depositing User: Yusuf Dwi N.
Date Deposited: 19 Oct 2017 04:09
Last Modified: 20 Jan 2022 07:11
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/4027
[thumbnail of BAB II.pdf]
Preview
Text
BAB II.pdf

Download (560kB) | Preview
[thumbnail of BAB IV.pdf]
Preview
Text
BAB IV.pdf

Download (326kB) | Preview
[thumbnail of BAB III.pdf]
Preview
Text
BAB III.pdf

Download (187kB) | Preview
[thumbnail of BAB I.pdf]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (226kB) | Preview
[thumbnail of BAB VI.pdf]
Preview
Text
BAB VI.pdf

Download (146kB) | Preview
[thumbnail of Bagian Depan.pdf]
Preview
Text
Bagian Depan.pdf

Download (352kB) | Preview
[thumbnail of BAB V.pdf]
Preview
Text
BAB V.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of Daftar Pustaka.pdf]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (253kB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item