Suwarto, Happy Ikmalurrohman (2017) Analisis Beban Kerja Pada Proses Rewinding Di Departemen Winding Dengan Metode Workload Analysis. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
PT. Behaestex merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang tekstil yang memproduksi sarung, songkok, gingham, subaiyah dan berbagai busana muslim lainnya. Departemen winding merupakan departemen yang bertugas dalam proses soft winding dan rewinding pada benang. Proses rewinding adalah proses penggulungan benang kembali setelah proses dyeing dari cheese ke cone untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas gulungan benang. Beban kerja yang diterima operator berbeda-beda tergantung dari jenis benang dan jenis mesinnya. Pada jenis benang semakin kecil jenis benang (T30) semakin kecil beban kerja yang diterim dikarenakan ketebalan benang yang besar sehingga rentang putus semakin kecil, begitupun sebaliknya. Pada jenis mesin, operator bekerja berdasarkan spindle pada mesin. Spindle merupakan gulungan benang, sehingga semakin besar spindle semakin banyak benang yang digulung dan dicontrol oleh operator begitupun sebaliknya. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa terdapat ketidak seimbangan beban kerja antara satu pekerja dengan pekerja lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya beban kerja yang diterima operator rewinding, serta rekomendasi terkait penurunan beban kerja dari operator rewinding. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Workload Analysis (WLA). Metode tersebut akan menjadi sebuah gambaran deskriptif dari beban kerja yang seharusnya dibutuhkan oleh pekerja. Untuk mengukur beban kerja yang diperlukan yaitu pengukuran produktivitas dari pekerja terlebih dahulu dengan menggunakan work sampling. Work sampling merupakan salah satu pengukuran kerja langsung untuk melihat seberapa produktif pekerja tersebut melakukan pekerjaannya. Setelah itu melakukan uji kecukapan data, uji keseragaman data, penentuan performance rating, menghitung allowance, dan perhitungan persentase produktif dan non produktif. Hasil dari perhitungan persentase produktif, penentuan performance rating, dan perhitungan allowance digunakan dalam perhitungan beban kerja pada pekerja. Hasil dari penelitian menunjukkan beban kerja yang diterima oleh operator mesin murata 1 sebesar 87,83%, operator mesin murata 2 sebesar 88,02%, operator mesin murata 3 sebesar 87,52%, operator mesin murata 4 sebesar 88,07%, operator mesin murata 5 sebesar 88,43%, dan operator mesin murata 6 sebesar 87,62%. Beban kerja operator mesin sankin 1&2 sebesar 100,38% dan operator mesin sankin 4&5 sebesar 103,99%. Beban kerja operator mesin sankin sutera 3 sebesar 101,06%. Beban kerja yang diterima oleh operator mesin stalam 2 yaitu sebesar 106,62%. operator mesin stalam 3 sebesar 104,95%, operator mesin stalam 4 sebesar 104,10%, dan operator mesin stalam 5 sebesar 105,50%. Rekomendasi yang diberikan terkait beban kerja yang diterima adalah dengan memberikan insentif kepada pekerja yang memiliki beban kerja lebih dari 100%. Besaran insentif didapatkan dari upah dasar pekerja dikalikan dengan kelebihan beban kerja yang diterima. Insentif yang diberikan sebesar Rp. 894,963,-. Keadaan tersebut lebih efisen daripada perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk penambahan 1 operator sebesar Rp. 3.288.093.
English Abstract
PT. Behaestex is one of the companies engaged in textiles that produce sarung, gingham, songkok, subaiyah, and various other muslim fashion. Department winding is the department in charge in the prosecess of soft winding and rewinding on threads. Rewinding process is the process of routing the threads after processes of dyeing from cheese into the cone to get the quality and quantity of a skein of yarn. The accepted operator workload varies depending on the type of yarn and the type of the engine. On the type of thread is smaller type of yarn (T30) the smaller workload accepted due to the thickness of the yarn is great that dotted the smaller the range, as well as vice versa. On the type of machine, the operator’s work based on the spindle on the machine. Spindle is a skein of yarn, so the greater the more the spindle thread is rolled and controlled by the operator as well as vice versa. Preliminary observations indicate that there is an infefficient provision of the workload between one worker with the other workers. This research aims to know the magnitude of the workload it receives the operator of rewinding, as well as the related recommendations of the decrease in the workload of the rewinding operator. The research was conducted by using the method of Workload Analysis (WLA). Such methods would be a descriptive overview of the workload should be required by the worker. To measure the workload required measurement of the productivity of workers in advance using work sampling. Work sampling is one measurement of work directly to see how productive the worker do his job. After that, do a test of the adequacy of the data, the data uniformity test, determination of performance rating, calculating the allowance, and the calculation of the percentage of productive and non-productive, The result of the calculation of the percentage of productive, determination of performance rating, and the calculation of the allowance is used in the calculation of workload on the workers. The result of the research show the workload accepted by operators of murata machinery is 87,83%, murata machinery operator 2 is 88,02%, murata machinery operator 3 is 87,52%, murata machinery 4 is 88,07%, murata machinery operator 5 is 88,43%, and operator murata machinery 6 is 87,62%. Workload of machine operator sankin 1&2 is 100,38% and sankin machinery operator 4&5 103,38. Workload of sankin machinery operator silk is 106,62%. The workload is received by the stalam machinery operator 2 is 106,62%, stalam machinery operator 3 is 104,95%, stalam machinery operator 4 is 104,10%, and the stalam machinery operator 5 is 105,50%. Recommendation are given to the workload it receives is giving incentives to workers who have a workload of more than 100%. Magnitudes obtained from the basic wage incentive workers multiplied by the excess workload. The incentives granted a mounted to Rp. 894.963,-. The Situation is more than efficient the company should pay for the addition 1 operator amounted to Rp. 3.288.093.-.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2017/906/051708749 |
Uncontrolled Keywords: | Allowance, Beban Kerja, Insentif, Pengukuran Kerja Langsung, Performacen Rating, Produktivitas, Work Sampling, Workload Analysis |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 658 General management > 658.3 Personnel management (human resource management) > 658.303 Personnel management in enterprises of specific sizes |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Industri |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 18 Sep 2017 02:15 |
Last Modified: | 25 Nov 2024 02:19 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/2595 |
Text
HAPPY IKMALURROHMAN SUWARTO.pdf Download (4MB) |
Actions (login required)
View Item |