Saidi, Aluna Uthilma and Dr. Ir. Mintarto Martosudiro, MS and Prof.Dr.Ir. Abdul Latief Abadi, MS (2023) Ketahanan Terinduksi Menggunakan PGPR Pseudomonas fluorescens pada Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Terinfeksi Geminivirus. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Budidaya tanaman cabai rawit memiliki salah satu hambatan yaitu penyakit sehingga dapat menurunkan produktivitas. Kendala yang menurunkan produktivitas tanaman cabai dikarenakan faktor lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan dan faktor tanaman yaitu serangan dari penyakit tanaman. Salah satu jenis patogen yang menyerang tanaman cabai yaitu virus tanaman. Virus yang menyerang tanaman cabai antara lain Geminivirus, CVMV (Chili Veinal Mottle Potyvirus), CMV (Cucumber Mosaik Virus), PPMV (Peppers Mild Mottle Potyvirus), dan PYLCV (Peppers Yellow Leaf Curl Begomovirus) (Cook, 1998). Penyakit yang sering ditemukan pada tanaman cabai salah satunya ialah penyakit kuning yang disebabkan oleh Geminivirus.Tanaman cabai rawit yang terserang virus kuning akan menunjukkan gejala perubahan warna hijau-kekuningan pada daun, membentuk cupping, dan kerdil. Upaya untuk meningkatkan produktivitas cabai yaitu dengan penggunaan bibit unggul, pestisida, dan pemupukan yang tepat (Aliudin, 1990). Pengendalian hayati juga merupakan cara pengendalian hama terpadu yang ramah lingkungan dengan menggunakan agens hayati untuk mengendalikan patogen tanaman sehingga meningkatkan produktivitas tanaman. Penggunaan Plant Growth-Promoting Rhizobacteria (PGPR) salah satu pengendalian hayati untuk menurunkan serangan hama dan penyakit pada tanaman (Purba, 2020). Penggunaan PGPR untuk digunakan pada benih cabai saat pindah tanam dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, dan hasil tanaman (Cook et al., 2002). Pengendalian virus menggunakan agens hayati menggunakan PGPR masih sedikit digunakan (Taufik et al., 2005). Beberapa penelitian menunjukkan keberhasilan penggunaan berbagai isolat PGPR sebagai ketahanan tanaman dengan peningkatan asam salisilat (SA) dan periokdase terhadap tanaman cabai yang terserang virus CMV (Ryu, et al., 2004). Oleh karena itu, penulis mencoba melakukan penggunaan PGPR Pseudomonas sp. terhadap tanaman cabai yang terserang Geminivirus dikarenakan belum banyak pengendalian untuk virus tersebut. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca Universitas Widyagama III Malang dan Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan 5, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2020-Maret 2021. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 kali pengulangan. Perlakuan yang digunakan adalah konsentrasi PGPR P. fluorescens pada tanaman yaitu P0 (tanpa penggunaan PGPR), P1 (menggunakan PGPR Pseudomonas fluorescens 107), P2 (menggunakan PGPR Pseudomonas fluorescens 109), P3 (menggunakan PGPR Pseudomonas fluorescens 1011), dan P4 (menggunakan PGPR Pseudomonas fluorescens 1013). Pemberian PGPR dilakukan dengan pemberian suspensi pada media tanam. Pemberian suspensi PGPR dituang pada media tanam dalam pot sehari sebelum diinokulasikan. Suspensi PGPR tiap aplikasi sebanyak 10 ml dengan konsentrasi 107, 109, 1011, dan 1013 CFU/ml. Pemberian suspensi PGPR dilakukan tiap seminggu sekali dalam 4 kali pengamatan.
English Abstract
This study included resistance induced by Pseudomonas fluorescens PGPR in chili (Capsicum frutescens L.) infected with Geminivirus. Geminivirus often attacks chili plants, causing disease with a yellowish color to the leaves, lobes, and stunting. Chili plants that have been attacked by the virus will experience crop failure and plant death. Virus prevention can be done with the application of PGPR by Pseudomonas fluorescens. The method used was 6 treatments on chili plants which were repeated 4 times. The analysis of variance was processed using SSPS software. The results showed that cayenne pepper plants that were given the PGPR application had a shorter incubation period against Geminivirus attacks. Each concentration of Pseudomonas fluorescens has a mean incubation period that is not significantly different. The results also showed that there was a significant difference in the intensity of the disease that attacked the cayenne pepper plant. The application of 107 Pseudomonas fluorescens showed the most optimal results for phenol content, plant height, and number of plant leaves. The application of 109 Pseudomonas fluorescens showed optimal results for the content of IAA and the content of the peroxidase enzyme
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 0423040003 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency |
Divisions: | S2/S3 > Magister Ilmu Tanaman, Fakultas Pertanian |
Depositing User: | Sugeng Moelyono |
Date Deposited: | 22 Sep 2023 03:15 |
Last Modified: | 22 Sep 2023 03:15 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/203196 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Aluna Uthilma saidi.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (2MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |