Aplikasi Pupuk Majemuk Makro Esensial Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium Ascolonicum L.) Serta Kandungan Unsur Hara di Inceptisol Jatimulyo Malang.

Ullah, Wiji Rohmatul and Dr. Ir. Retno Suntari,, MS. and Syahrul Kurniawan,, SP., MP., Ph.D. (2023) Aplikasi Pupuk Majemuk Makro Esensial Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium Ascolonicum L.) Serta Kandungan Unsur Hara di Inceptisol Jatimulyo Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Inceptisol merupakan salah satu ordo tanah di Indonesia yang memiliki kekurangan yaitu kesuburannya yang rendah namun banyak dijadikan sebagai lahan pertanian, terutama budidaya tanaman bawang merah. Bawang merah menjadi salah satu tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi dengan jumlah produksi pada tahun 2020 sebesar 1,82 juta ton. Peningkatan kebutuhan ini menjadikan petani bawang merah melakukan upaya yang optimal dalam kegiatan budidaya, salah satunya dengan pemupukan. Pupuk anorganik merupakan pupuk yang banyak diaplikasikan oleh petani, salah satunya adalah pupuk majemuk makro esensial seperti NPK. Namun, aplikasi pupuk anorganik yang berlebihan dapat menyebabkan dampak yang negatif bagi tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh berbagai konsentrasi dosis pupuk majemuk NPK terhadap pertumbuhan, produksi, serta residu unsur N, P, K dan Mg di Inceptisol Jatimulyo, Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2021-Juli 2022 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya yang berlokasi di Jatimulyo. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari D0 (tanpa pemupukan), D1 (pupuk anorganik dasar), D2 (75% pupuk dasar + 50% NPK), D3 (75% pupuk dasar + 100% NPK), D4 (75% pupuk dasar + 150% NPK), D5 (50% pupuk dasar + 50% NPK), D6 (50% pupuk dasar + 100% NPK), dan D7 (50% pupuk dasar + 150% NPK). Pupuk dasar yang digunakan terdiri dari Urea, SP-36, KCl, dan ZA. Parameter yang diamati meliputi pertumbuhan (panjang tanaman, jumlah daun, dan jumlah anakan), produksi tanaman (jumlah umbi per rumpun, berat basah umbi, berat kering umbi, dan diameter umbi), dan kandungan unsur hara tanah (pH H2O, N-total, P-tersedia, K-dd, dan Mg-dd). Analisis data yang dilakukan menggunakan analisis ragam (ANOVA) taraf 5%, dan uji lanjut DMRT taraf 5% menggunakan aplikasi Tinn R. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata dalam meningkatkan pertumbuhan bawang merah, khususnya panjang tanaman (2,80- 22,50%), jumlah daun (22,52-164,81%), dan jumlah anakan (6,67-96,50%). Pemberian pupuk NPK juga berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah khususnya berat basah per rumpun (7,08-79,94%), berat kering per rumpun, per petak, dan per hektar (3,99-86,97%). Hasil pertumbuhan dan produksi tertinggi ada pada perlakuan D4 yang dapat meningkatkan >20% dari D0 (tanpa pemupukan). Aplikasi pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap peningkatan unsur Nitrogen (7,69-30,77%), Fosfor (7,32- 62,40%), Kalium (33,85-70,77%), dan Magnesium (348,72-802,35%). Hasil residu tertinggi ada pada perlakuan D4 yang dapat meningkatkan >30% dari D0 (tanpa pemupukan). Perlakuan dengan aplikasi 75% pupuk dasar + 150% NPK merupakan perlakuan dengan hasil tertinggi yang mempengaruhi pertumbuhan, produksi, serta nilai residu jika dibandingkan dengan perlakuan D0 (tanpa pemupukan).

English Abstract

Inceptisols are one of the soil orders in Indonesia which have drawbacks, namely low fertility but are widely used as agricultural land, especially the cultivation of shallots. Shallots are one of the horticultural crops that have high economic value with total production in 2020 of 1.82 million tons. This increase in demand makes shallot farmers make optimal efforts in cultivation activities, one of which is by fertilizing. Inorganic fertilizers are fertilizers that are widely applied by farmers, one of which is macro-essential compound fertilizers such as NPK. However, excessive application of inorganic fertilizers can have a negative impact on the soil. The purpose of this study was to analyze the effect of various concentrations of NPK compound fertilizer doses on growth, production, and residues of elements N, P, K and Mg in Inceptisol Jatimulyo, Malang. The research was carried out in December 2021-July 2022 at the Experimental Field of the Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya, located in Jatimulyo. The study used a randomized block design (RBD) with 8 treatments and 3 replications. The treatment consisted of D0 (without fertilization), D1 (basic inorganic fertilizer), D2 (75% basic fertilizer + 50% NPK), D3 (75% basic fertilizer + 100% NPK), D4 (75% basic fertilizer + 150% NPK), D5 (50% basic fertilizer + 50% NPK), D6 (50% basic fertilizer + 100% NPK), and D7 (50% basic fertilizer + 150% NPK). The basic fertilizers used consist of Urea, SP-36, KCl, and ZA. Parameters observed included growth (plant length, number of leaves, and number of tillers), plant production (number of tubers per clump, tuber fresh weight, tuber dry weight, and tuber diameter), and soil nutrient content (pH H2O, total N, available P, soil exchangeable K and Mg). Data analysis was performed using analysis of variance (ANOVA) at 5% level, and DMRT follow-up test at 5% level using the Tinn R application The results showed that the application of NPK fertilizer significantly increased the growth of shallots, especially plant length (2.80-22.50%), number of leaves (22.52- 164.81%), and number of tillers (6.67- 96.50%). The application of NPK fertilizer also significantly affected shallot production, especially the wet weight per clump (7.08- 79.94%), dry weight per clump, per plot, and per hectare (3.99-86.97%). The highest growth and production results were in the D4 treatment which increased >20% from D0 (without fertilization). The application of NPK fertilizer has a significant effect on increasing the elements of Nitrogen (7.69-30.77%), Phosphorus (7.32-62.40%), Potassium (33.85-70.77%), and Magnesium (348,72-802,35%). The highest residual yield was in the D4 treatment which increased >30% from D0 (without fertilization). The treatment with the application of 75% basic fertilizer + 150% NPK was the treatment with the highest yield affecting growth, production, and residual value compared to the D0 (without fertilization) treatment.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523040170
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: PKN 01 UB
Date Deposited: 14 Jun 2023 01:41
Last Modified: 14 Jun 2023 01:41
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/201577
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Wiji Rohmatul Ullah.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.
Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item