Kajian Tingkat Naungan dan Jumlah Pemberian Air Terhadap Lingkungan Iklim Mikro, Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) di Dataran Menengah.

Izdiha, Vicannisya Fairuz and Ir. Ninuk Herlina,, MS (2023) Kajian Tingkat Naungan dan Jumlah Pemberian Air Terhadap Lingkungan Iklim Mikro, Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) di Dataran Menengah. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Bawang daun (Allium fistulosum L.) merupakan salah satu komoditas yang sering dikonsumsi dan memiliki nilai gizi yang tinggi. Produksi tanaman bawang daun selama 7 tahun terakhir dari tahun 2014 hingga 2020 mengalami fluktuasi (BPS, 2020). Di sisi lain, permintaan bawang daun akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk. Pemanasan global merupakan suatu peristiwa peningkatan suhu di permukaan bumi sebagai akibat dari adanya kegiatan antropogenik dan berdampak pada perubahan iklim secara global. Di beberapa wilayah Indonesia, gejala perubahan iklim semakin tahun semakin terasa, terutama musim kemarau dan musim penghujan (Adib, 2014). Perubahan iklim yang terjadi dapat mempengaruhi produksi tanaman bawang daun, salah satunya dikarenakan perubahan iklim mempengaruhi kenaikan dan penurunan suhu. Adaptasi perlu dilakukan untuk dapat menyesuaikan perubahan iklim yang terjadi. Diperlukan juga sebuah inovasi teknologi untuk dapat melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim, salah satunya melalui manipulasi lingkungan di sekitar tanaman dengan menggunakan naungan atau paranet. Laju transpirasi juga mempengaruhi serapan air oleh tanaman, kebutuhan air tanaman yang tidak dinaungi lebih tinggi dikarenakan suhu yang tinggi akan mempercepat proses transpirasi. Sehingga pemberian air harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman agar tanaman tidak kekurangan ataupun kelebihan air selama proses pertumbuhannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan lingkungan mikro yang paling optimal bagi pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun di dataran menengah dan untuk menentukan jumlah pemberian air yang tepat pada tingkatan paranet tertentu terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun. Dengan hipotesis yaitu penggunaan paranet dengan jumlah pemberian air memberikan pengaruh terhadap lingkungan iklim mikro tanaman dan pada penggunaan paranet pada tingkatan tertentu, dibutuhkan jumlah pemberian air tertentu untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman bawang daun yang normal dengan hasil yang tinggi. Penelitian dilakukan pada bulan Juni hingga Agustus 2022 di lahan percobaan Jatimulyo Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, yang terletak di kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi. Petak utama berupa perbedaan tingkat naungan yaitu tanpa naungan (S0), naungan 50% (S1), dan naungan 75% (S2). Sedangkan untuk anak petak merupakan jumlah pemberian air yang terdiri dari 300 mm/musim (W0), 350 mm/musim (W1), dan 400 mm/musim (W2). Parameter yang diamati meliputi pengamatan lingkungan mikro, pengamatan desktruktif, dan pengamatan panen. Pengamatan iklim mikro terdiri dari intensitas cahaya, suhu udara, dan kelembaban tanah. Pengamatan destruktif diantaranya adalah panjang tanaman, jumlah daun/rumpun, jumlah anakan/rumpun, dan pengukuran luas daun. Sementara itu, pengamatan panen terdiri dari indeks klorofil, ketebalan daun, bobot segar total tanaman, dan bobot konsumsi tanaman. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam atau uji F dengan taraf 5%. viii Apabila pada analisis ragam didapatkan interaksi yang nyata maka dilakukan dengan uji perbandingan antar perlakuan dengan menggunakan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5% untuk mengetahui perbedaan di antara perlakuan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa interaksi antara tingkat naungan dan jumlah pemberian air mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman bawang daun terutama pada jumlah daun, luas daun, serta iklim mikro tanaman yaitu pada kelembaban tanah. Pada tingkat naungan 75% diberikan pemberian air 300 mm/musim, pada tingkat naungan 50% dapat diberikan jumlah air 350 mm/musim, sedangkan pada tingkat naungan 0% dapat diberikan jumlah air 400 mm/musim untuk mendapatkan kelembaban tanah yang baik untuk pertumbuhan bawang daun. Tingkat naungan 0% dan naungan 50% memberikan pertumbuhan tanaman bawang daun yang paling baik pada pemberian jumlah air 350 mm/musim dan 400 mm/musim. Jika tingkat naungan yang diberikan lebih tinggi (naungan 75%) untuk mencapai pertumbuhan tanaman bawang daun yang maksimal pemberian jumlah air dapat dikurangi menjadi 300 mm/musim. Semakin tinggi tingkat naungan dapat menurunkan intensitas cahaya dan suhu udara di sekitar tanaman. Tingkat naungan tidak berpengaruh nyata terhadap bobot konsumsi, tetapi secara nyata mempengaruhi bobot segar total tanaman. Tingkat naungan 75% dapat menurunkan hasil panen sebesar 35,45 g tan-1 dimana penurunan tersebut mencapai 47,54% dari hasil panen tanpa pemberian naungan. Sedangkan pada tingkat naungan 50% hasil panen yang dihasilkan tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol (naungan 0%). Pemberian air 300 mm/musim, 350 mm/musim, dan 400 mm/musim memberikan pertumbuhan dan hasil yang sama.

English Abstract

Leeks (Allium fistulosum L.) is a consumed commodity and has high nutritional value. The production of leeks for the last 7 years from 2014 to 2020 has fluctuated (BPS, 2020). Besides, the demand for leeks will increase along with population growth. Global warming is a phenomenon of increasing temperature on the earth's surface as an effect of anthropogenic activities and has an impact on global climate change. In several regions of Indonesia, the symptoms of climate change are increasingly felt, especially the dry and rainy seasons (Adib, 2014). Climate change that occurs can affect the production of leeks, one of which is because climate change affects the increase and decrease in temperature. Adaptation needs to be able to adjust to climate change that happened. A technological innovation is also required to adapt to climate change, one of which is through manipulation of the environment around plants by using shadenet. The rate of transpiration also affects water absorption by plants, plant water need that are not shaded is higher because high temperatures will accelerate the transpiration process. With that result the provision of water must be adjusted to the needs of plants so that plants do not lack or excess water during the growth process. The purpose of this study is to obtain optimal microclimate in the medium land and to determine the right amount of water treatment at a necessary shade level on the growth and yield of leeks. With the hypothesis that shading treatment with the amount of water has an effect on the microclimate and shading treatment at a certain level, a certain amount of water is needed to get normal growth with high yields of leeks. This experiment was conducted in June – August 2022 in the Jatimulyo experimental field, Faculty of Agriculture, Brawijaya University, located in Jatimulyo, Lowokwaru, Malang, East Java. The method used in this research was a Split Plot Design. The main plot in the form of shade differences are without shade (S0), the shade of 50% (S1), and shade of 75% (S2). While the sub-plot is the water treatment consisting of 300 mm/season (W0), 350 mm/season (W1), and 400 mm/season (W2). Observations included observations of the microclimate, plant growth observations, and yield observations. Microclimate observations consisted of light intensity, temperature, and soil moisture. Plant growth observations included plant length, number of leaves/clump, number of tillers/clump, and the leaf area. Meanwhile, yield observations consisted of chlorophyll index, leaf thickness, total plant weight, and plant consumption weight. The data obtained from observations were analyzed using ANOVA (F test, 5%) to determine the effect of interaction on the treatment. The significant difference result treatment, obtained continued using HSD (Honestly Significance Different) analysis at 5%. The result shows, the interaction between the level of shade and the amount of water affects the vegetative growth of leeks, especially in the number of leaves x and leaf area and soil moisture. Shade level of 75% can be given 300 mm/season, shade level of 50% can be given 350 mm/season, and shade level of 0% can be given 400 mm/season to obtain optimal soil moisture for the growth of leeks. Shade levels of 0% and 50% shade gave the best growth of leeks in the water treatment at 350 and 400 mm/season. If the level of shade given is higher (shade 75%) to achieve maximum growth of leeks, the amount of water can be reduced to 300 mm/season. The higher of shade level can decrease the light intensity and air temperature. Shade level did not significantly affect consumption weight, but significantly affected total plant fresh weight. A shade level of 75% can reduce crop yields by 35.45 g tan-1 where the decrease reaches 47.54% of yields without shadenet. While at the 50% shade level the yields produced were not significantly different from the control treatment (0% shade). Water treatment of 300, 350, and 400 mm/season gives the same growth and yield of leeks.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523040167
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: PKN 01 UB
Date Deposited: 13 Jun 2023 07:56
Last Modified: 13 Jun 2023 07:56
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/201559
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
VICANNISYA FAIRUZ IZDIHA.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item