Pengaruh Lama Pengeringan Menggunakan Media Batu Gamping (CaCO3) Terhadap Viabilitas Serbuk Sari Tomat (Solanum lycopersicum)

Trimus, Syakilla Eka Putri Lestari and Dr. Darmawan Saptadi,, S.P., M.P (2023) Pengaruh Lama Pengeringan Menggunakan Media Batu Gamping (CaCO3) Terhadap Viabilitas Serbuk Sari Tomat (Solanum lycopersicum). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Benih hibrida merupakan salah satu cara meningkatkan produksi dan produktivitas sehingga perlu adanya kegiatan produksi benih hibrida. Kegiatan produksi benih hibrida tomat berkaitan erat dengan proses polinasi atau penyerbukan. Kegiatan polinasi memerlukan beberapa kegiatan seperti pengumpulan serbuk sari agar menjaga kontinuitas serbuk sari saat kegiatan penyerbukan. Maka perlu dilakukan pengeringan untuk menjaga kontinuitas serbuk sari dengan mempertahankan viabilitas serbuk sari. Pengeringan serbuk sari biasanya dilakukan menggunakan sinar matahari dan oven, namun hal tersebut dirasa kurang efektif dan efisien. Oleh karena itu perlu adanya teknik alternatif pengeringan serbuk sari yang tetap menjaga viabilitas serbuk sari dengan menggunakan batu gamping (CaCO3). Teknik pengeringan ini sangat diharapkan dapat membantu petani produsen benih dalam mengeringkan serbuk sari tanpa mengenal waktu dan musim sehingga kegiatan polinasi dapat berjalan dengan lancar dengan memperhatikan kondisi viabilitas dan kadar air serbuk sari. Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai bulan September 2022. Kegiatan penanaman dilaksanakan pada greenhouse Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Kegiatan pengamatan variabel dilakukan pada Laboratorium Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 taraf yaitu tanpa pengeringan/serbuk sari segar (K0), pengeringan sinar matahari selama 3 jam (K1), pengeringan CaCO3 selama 20 jam (M1), pengeringan CaCO3 selama 24 jam (M2), dan pengeringan CaCO3 selama 28 jam (M3). Variabel pengamatan meliputi viabilitas serbuk sari metode pewarnaan (%), viabilitas serbuk sari metode perkecambahan (%), dan kadar air serbuk sari (%). Perhitungan keragaman menggunakan ANOVA diuji dengan tabel F taraf 5%, apabila hasil pengujian ANOVA didapatkan nilai nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut dengan BNJ (Beda Nyata Jujur) dengan taraf 5%. Perlakuan M1, M2, M3 mampu meningkatkan viabilitas serbuk sari. Perlakuan M1 yaitu pengeringan serbuk sari menggunakan CaCO3 selama 20 jam merupakan perlakuan yang paling efisien. Perlakuan M1 memiliki nilai kadar air serbuk sari sebesar 32,23% dengan nilai viabilitas pada pengujian pewarnaan dan perkecambahan masing-masing sebesar 84.97% dan 20.70%. Perlakuan M1 merupakan perlakuan yang tepat karena efisien dalam operasional.

English Abstract

Hybrid seeds are one way to increase production and productivity, so there is a need for hybrid seed production activities. Tomato hybrid seed production activities are closely related to the pollination process. Pollination activities require several activities such as pollen collection in order to maintain pollen continuity during pollination activities. So it is necessary to dry to maintain the continuity of the pollen by maintaining the viability of the pollen. Pollen drying is usually carried out using sunlight and ovens, but it is considered less effective and efficient. Therefore, there is a need for alternative pollen drying techniques that still maintain pollen viability using limestone (CaCO3). This drying technique is expected to help seed producers in drying pollen regardless of time and season so that pollination activities can run smoothly by observing pollen's viability and moisture content. The research was conducted from July to September 2022. Planting activities were carried out in the greenhouse of the Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya. Variable observation activities were carried out at the Agricultural Cultivation Laboratory, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya. This study used a completely randomized design (CRD) consisting of 5 levels, namely without drying/fresh pollen (K0), drying with sunlight for 3 hours (Control 2/K1), drying with limestone for 20 hours (M1), limestone drying method 24 hours (M2), and limestone drying method 28 hours (M3). Observation variables included pollen viability by staining method (%), pollen viability by germination method (%), and pollen moisture content (%). The calculation of diversity using ANOVA was tested with table F at a level of 5%, if the results of the ANOVA test obtained a real value, then continued with a further test with HSD (Honest Significant Difference) with a level of 5%. Treatments M1, M2, M3 were able to increase pollen viability. The M1 treatment, namely drying pollen using CaCO3 for 20 hours, was the most efficient treatment. The M1 treatment had a pollen moisture content value of 32.23% with viability values in the staining and germination tests of 84.97% and 20.70%, respectively. M1 treatment is the right treatment because it is efficient in operations.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523040159
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: PKN 01 UB
Date Deposited: 13 Jun 2023 03:38
Last Modified: 13 Jun 2023 03:38
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/201517
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
SYAKILLA EKA PUTRI LESTARI TRIMUS.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item