Rahayu., Putri Nabila Asih and Dr.Agr.Sc. Hagus Tarno,, SP., MP. (2023) Aplikasi Serai Wangi dan Limbah Tempe Sebagai Atraktan Lalat Buah (Bactrocera sp.) pada Pertanaman Belimbing Manis di Desa Bono, Kabupaten Tulungagung. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tanaman belimbing manis merupakan salah satu tanaman buah asli Indonesia yang kebanyakan masih ditanam sebagai tanaman perumahan baik digunakan sebagai tanaman hias ataupun buahnya hanya untuk konsumsi keluarga. Apabila dibudidayakan dengan baik, tanaman belimbing manis memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Tanaman belimbing manis memiliki berbagai kendala dalam budidaya yaitu dari segi fisik, lingkungan dan gangguan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). Salah satu hama yang sangat berpengaruh terhadap penurunan produksi buah belimbing manis adalah serangan lalat buah (Bactrocera sp.). Lalat buah memiliki kisaran inang yang luas. Serangan lalat buah dapat menurunkan produksi tanaman hingga 50-70% dan apabila lingkungan mendukung dan inangnya rentang terhadap kerusakan dapat mencapai 100%. Pengendalian lalat buah yang dinilai efektif dan efisien adalah penggunaan atraktan atau zat pemikat yang mengandung metil eugenol. Namun, senyawa atraktan metil eugenol hanya efektif untuk menarik lalat buah jantan saja. Di alam, lalat buah betina lebih tertarik pada buah yang mengandung protein hidrolisat. Modifikasi senyawa atraktan dapat digunakan untuk menarik lalat buah jantan dan betina yang digabungkan dalam satu perangkap untuk membuat atraktan. Serai wangi menghasilkan minyak atsiri yang mengandung komponen eugenol dan bahan hayati yang diduga memiliki peran ganda dalam mengusir dan menjebak serangga. Sementara limbah tempe yang berbahan dasar kedelai merupakan sumber protein hidrolisat yang baik. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terhadap serai wangi dan limbah tempe yang mengandung metil eugenol dan protein hidrolisat sebagai atraktan lalat buah. Penelitian berupa pengujian protein hidrolisat dan metil eugenol yang dihasilkan oleh minyak atsiri serai wangi dan limbah tempe digunakan sebagai atraktan lalat buah Bactrocera sp. jantan dan betina pada setiap dosis perlakuan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Perlakuan yang diberikan berupa perlakuan dosis dengan perlakuan kontrol tidak diberi atraktan, 0% serai wangi + 100% limbah tempe (P1), 25% serai wangi + 75% limbah tempe (P2), 50% serai wangi + 50% limbah tempe (P3), 75% serai wangi + 25% limbah tempe (P4), dan 100% serai wangi + 0% limbah tempe (P5). Kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi pembuatan atraktan serai wangi dan limbah tempe, pembuatan perangkap atraktan, pemasangan perangkap, dan pengamatan. Sementara pengamatan yang dilakukan yaitu jenis lalat buah, jumlah populasi lalat buah, nisbah kelamin serta fakor abiotik berupa suhu, kelembaban dan curah hujan. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA). Apabila hasil analisis menunjukkan data yang berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf kesalahan 5%. Hasil identifikasi jenis lalat buah yang tertangkap diantaranya yaitu Bactrocera carambolae, B. dorsalis, dan B. umbrosa. Jenis lalat buah yang paling ii banyak ditemukan yaitu B. carambolae, terdapat 4 ekor lalat buah betina yang ditemukan dari seluruh pengamatan dari spesies B. carambolae. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak serai wangi dan limbah tempe memiliki potensi sebagai atraktan lalat buah. Jumlah tangkapan lalat buah paling banyak ditemukan yaitu pada perlakuan dosis 100% serai wangi + 0% limbah tempe. Dosis yang tepat digunakan sebagai atraktan yaitu dosis 100% serai wangi + 0% limbah tempe
English Abstract
The sweet star fruit plant is one of Indonesia's native fruit plants that is mostly still grown as a residential plant either used as an ornamental plant or the fruit is only for family consumption. If cultivated properly, sweet star fruit has a high economic value. Sweet star fruit plants have various obstacles in cultivation, namely in terms of physical, environmental and pest interference (Plant Disturbing Organisms). One of the pests that greatly affects the decline in sweet star fruit production is the attack of fruit flies (Bactrocera sp.). Fruit flies have a wide host range. Fruit fly attacks can reduce crop production by 50-70% and if the environment is favorable and the host range of damage can reach 100%. Effective and efficient fruit fly control is the use of attractants containing methyl eugenol. However, the attractant compound methyl eugenol is only effective in attracting male fruit flies. In nature, female fruit flies are more attracted to fruits containing protein hydrolysates. Modification of attractant compounds can be used to attract male and female fruit flies combined in one trap to create an attractant. Citronella produces essential oil containing eugenol and biological components that are thought to have a dual role in repelling and trapping insects. Meanwhile, soybeanbased tempeh waste is a good source of protein hydrolysate. Therefore, it is necessary to conduct research on citronella and tempeh waste containing methyl eugenol and protein hydrolysate as fruit fly attractants. The research was in the form of testing protein hydrolysate and methyl eugenol produced by citronella essential oil and tempeh waste used as an attractant for male and female Bactrocera sp. fruit flies at each treatment dose. This study used a Randomized Block Design (RBD) with 6 treatments, each treatment was repeated 4 times. The treatment given was in the form of dose treatment with control treatment not given attractant, 0% citronella + 100% tempeh waste (P1), 25% citronella + 75% tempeh waste (P2), 50% citronella + 50% tempeh waste (P3), 75% citronella + 25% tempeh waste (P4), and 100% citronella + 0% tempeh waste (P5). Research activities carried out include making citronella and tempeh waste attractants, making attractant traps, setting traps, and observations. While the observations made were the types of fruit flies, the number of fruit fly populations, sex ratio and abiotic factors in the form of temperature, humidity and rainfall. Observation data were analyzed using analysis of variance (ANOVA). If the analysis showed significantly different data, then continued with DMRT test at 5% error level. The results of identification of fruit fly species caught include Bactrocera carambolae, B. dorsalis, and B. umbrosa. The most common fruit fly species found was B. carambolae, there were 4 female fruit flies found from all observations of the species B. carambolae. The results showed that citronella oil and tempeh waste have the potential as fruit fly attractants. The highest number of fruit fly catches was found in the treatment dose of 100% citronella + 0% tempeh waste. The right dose used as an attractant is the dose of 100% citronella + 0% tempeh waste.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0523040127 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | PKN 01 UB |
Date Deposited: | 12 Jun 2023 02:11 |
Last Modified: | 12 Jun 2023 02:11 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/201385 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
PUTRI NABILA ASIH RAHAYU.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |