Firdhani, Hasbi and Dr. Ir. Agung Nugroho, MS. and Prof. Dr. Ir. Eko Widaryanto, MS. (2023) Pengaruh Umur Bibit dan Dosis Pupuk Nitrogen pada Pertumbuhan Awal Tanaman Pepaya (Carica Papaya) Varietas California. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman yang termasuk ke dalam salah satu buah daerah tropis. Pepaya memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan serta sumber ketersedian gizi. Pepaya memiliki banyak manfaat, diantaranya melacarkan sistem pencernaan, melawan bakteri dan dapat menjaga kesehatan jantung. Tanaman pepaya di indonesia, produksi pepaya selama dua tahun, mulai dari tahun 2016-2017 cenderung menurun yaitu 904.284 ton dan 875.112 ton (BPS, 2017) Pepaya California merupakan varietas pepaya yang sangat digemari para petani karena menjanjikan keuntungan dengan permintaan pasar sangat tinggi. Pepaya varietas California memiliki keunggulan buah tersendiri, rasanya lebih manis, warna oren kemerahan, textur buah keras, masa simpan buah tahan lama dan panen lebih cepat dibandingkan pepaya varietas lain. Pepaya California banyak diminati karena ukurannya tidak terlalu besar, kulitnya lebih halus dan mengkilat. Pohon pepaya California sudah bisa dipanen setelah berumur tujuh bulan dan dapat berbuah hingga umur empat tahun. Dalam satu bulan, pohon pepaya California tersebut bisa dipanen sampai delapan kali. Pemupukan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan hasil budidaya tanaman pepaya, terutama unsur hara nitrogen (N) yang termasuk unsur hara makro. Pupuk nitrogen dapat mempengaruhi luas dan kapasitas fotosintesis pada daun, terlibat meningkatkan laju fotosintesis dan alokasi karbohidrat. Sehingga mendorong pertumbuhan buah, memperpanjang umur simpan, meningkatkan ukuran dan warna buah. Selain pupuk, ada faktor lain yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman yaitu umur bibit. Pemindahan bibit pada umur yang berbeda dapat mengganggu pertumbuhan akar. Kemampuan tanaman untuk menumbuhkan akar akan dipengaruhi umur tanaman. Perbedaan kecepatan pemulihan akar akan mempengaruhi penyerapan nutrisi dan metabolisme tanaman. Sistem perakaran baru yang lebih baik, dengan cadangan makanan seperti pupuk makro yang terpenuhi dapat meningkatkan pertumbuhan. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2021 hingga April 2022 yang bertempat di Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2021 hingga April 2022 yang bertempat di Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Secara geografis memiliki ketinggian rata-rata sekitar 3-6,1 mdpl. Sebagian besar dataran merupakan tanah organosol yaitu tanah yang banyak mengandung bahan organik. Suhu udara rata-rata antara 26°C sampai dengan 32°C. Musim hujan biasanya terjadi sekitar bulan September – Januari dengan curah hujan rata-rata berkisar antara 809 - 4.078 mm/tahun. Periode musim kering (musim kemarau) biasanya terjadi antara bulan Februari hingga bulan Agustus. Bahan yang digunakan adalah benih tanaman pepaya Varietas California, pupuk urea, pupuk KCl, kapur dolomit dan pupuk kandang ayam. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik, kamera, meteran atau penggaris, form pengamatan, alat tulis. Pelaksanaan penelitian meliputi proses pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, dan perawatan. Variabel pengamatan yang akan diamati yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, lebar kanopi, waktu berbunga, jumlah bunga, dan jumlah buah. Data pengamatan yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam ANOVA dan dilanjutkan dengan uji lanjut F 5% untuk mengetahui pengaruh perlakuan umur bibit dan pemberian pupuk urea pada tanaman pepaya. Apabila diperoleh hasil perbedaan nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi nyata antara perlakuan umur bibit dan pemberian dosis pupuk nitrogen terhadap jumlah daun dan jumlah buah tanaman pepaya. Penggunaan umur bibit 30 HSS dengan pemberian dosis pupuk nitrogen 150 kg ha-1 dan 200 kg ha-1 memberikan pengaruh yang sama terhadap rerata jumlah daun tanaman pepaya. Perlakuan umur bibit 60 HSS dengan pemberian dosis pupuk nitrogen 100 kg ha-1 memiliki jumlah buah tanaman pepaya yang lebih banyak dibandingkan dengan pemberian dosis pupuk nitrogen 250, 150, dan 200 kg ha-1. Perlakuan umur bibit 30 HSS dan 45 HSS memberikan pengaruh yang sama terhadap tinggi tanaman pepaya. Sementara itu, umur bibit 60 HSS memberikan umur berbunga yang lebih cepat, serta jumlah bunga dan jumlah buah yang lebih banyak daripada 30 HSS dan 45 HSS. Pemberian dosis pupuk nitrogen 150 kg ha-1 memberikan tinggi tanaman lebih tinggi, diameter batang yang lebih besar, serta lebar kanopi yang lebih lebar dibandingkan dengan pemberian dosis pupuk nitrogen 100, 200, dan 250 kg ha-1.
English Abstract
Papaya (Carica papaya) is a plant that belongs to one of the tropical fruits. Papaya has great potential to be developed in Indonesia because it has high economic value and can be used as a source of income and a source of nutrition. Papaya has many benefits including smoothing the digestive system, fighting bacteria and being able to maintain heart health. Papaya plants in Indonesia, papaya production for two years, starting from 2016-2017 tends to decrease, namely 904,284 tons and 875,112 tons (BPS, 2017) Papaya California is a papaya variety that is very popular with farmers because it promises benefits with very high market demand. The California variety papaya has its own fruit advantages, namely sweeter taste, reddish-orange color, firm fruit texture, long shelf life and faster harvest compared to other varieties of papaya. Californian papaya is in great demand because its size is not too big, its skin is smoother and shiny. California papaya trees can be harvested after they are seven months old and can bear fruit for up to four years. In one month, the California papaya tree can be harvested up to eight times. Fertilization is one of the efforts to increase the yield of papaya cultivation, especially nitrogen (N) which is a macro nutrient. Nitrogen fertilizers can affect the area and capacity of photosynthesis in leaves, are involved in increasing the rate of photosynthesis and the allocation of carbohydrates. Thus promoting fruit growth, extending shelf life, increasing fruit size and color. Apart from fertilizer, there are other factors that can support plant growth, namely the age of the seedlings. Transferring seedlings at different ages can interfere with root growth. The ability of the plant to grow roots will affect the age of the plant. The difference in the speed of root recovery will affect the absorption of nutrients and plant metabolism. A better new root system, with food reserves such as macro fertilizers that are fulfilled can increase growth. The research was carried out from November 2021 to April 2022 which took place in the Pematang Pudu Village, Mandau District, Bengkalis Regency, Riau Province. The research will be carried out from November 2021 to April 2022 which will take place in the Pematang Pudu Village, Mandau District, Bengkalis Regency, Riau Province. Geographically it has an average height of around 3-6.1 meters above sea level. Most of the plains are organosol soils, namely soils that contain lots of organic matter. The average air temperature is between 26°C and 32°C. The rainy season usually occurs around September – January with an average rainfall ranging from 809 - 4,078 mm/year. The dry season period (dry season) usually occurs between February and August. The materials used were the seeds of the California Variety papaya plant, urea fertilizer, dolomite lime KCl fertilizer and chicken manure. The tools used in this study were analytical balances, cameras, tape measure or rulers, observation of shapes, stationery. Implementation of research includes the process of land management, protection, fertilization, and maintenance. Observational variables to be observed were plant height, stem diameter, number of leaves, leaf area, canopy width, flowering time, number of flowers, and number of fruits. Observational data obtained will be analyzed using ANOVA analysis of variance and continued with a 5% F follow-up test to determine the effect of seedling age treatment and urea fertilizer application on papaya plants. If a significant difference is obtained, then it is continued with the LSD (Smallest Significant Difference) test at the 5% level. The results showed that there was a significant interaction between the treatment of seedlings and the dose of nitrogen fertilizer on the number of leaves and the number of papaya fruit. The use of seedling age of 30 HSS with nitrogen fertilizer doses of 150 kg ha-1 and 200 kg ha-1 had the same effect on the average number of papaya plant leaves. Treatment of 60 HSS seedlings with nitrogen fertilizer doses of 100 kg ha-1 had a higher number of papaya fruit compared to nitrogen fertilizer doses of 250, 150 and 200 kg ha-1. Treatment of seedling age of 30 HSS and 45 HSS had the same effect on papaya plant height. Meanwhile, the age of the 60 HSS seedlings provided a faster flowering period, as well as a higher number of flowers and fruit than 30 HSS and 45 HSS. The application of nitrogen fertilizer doses of 150 kg ha-1 gave higher plant height, larger stem diameter, and wider canopy width compared to the application of nitrogen fertilizer doses of 100, 200, and 250 kg ha-1.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0523040076 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | PKN 01 UB |
Date Deposited: | 07 Jun 2023 02:03 |
Last Modified: | 07 Jun 2023 02:03 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/200995 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
HASBI FIRDHANI.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |