Efek Aplikasi Kombinasi Pupuk Anorganik dan Pupuk Organik terhadap Serapan N, P, K, dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Di Dau, Kabupaten Malang

Mustofa, Fandy Anggara Gita and Dr. Ir. Retno Suntari and Syahrul Kurniawan (2022) Efek Aplikasi Kombinasi Pupuk Anorganik dan Pupuk Organik terhadap Serapan N, P, K, dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Di Dau, Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) tergolong ke dalam tanaman jenis umbi lapis dan merupakan komoditas tanaman sayur yang penting karena mengandung gizi yang tinggi. Produksi bawang merah di Indonesia pada tahun 2020 adalah sebesar 1.815.455 ton. Selanjutnya pada tahun 2021 menjadi 2.004.590 ton meningkat sebesar 10,42%. (Badan Pusat Statistika, 2021). Sedangkan jumlah impor bawang merah Indonesia adalah sebesar 1.218.800 ton yang dilakukan terakhir pada tahun 2016. (Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, 2020). Pemupukan yang kurang tepat pada tanaman bawang merah juga dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi. Aplikasi pupuk organik menjadi alternatif penggunaan pupuk organik sebagai substitusi pupuk anorganik. Penelitian dilakukan di Dusun Semanding, Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada bulan Maret hingga bulan Oktober 2021. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), terdiri dari 8 perlakuan dan 3 kali ulangan. Dalam satu ulangan, plot yang digunakan ukuran berbeda. Ukuran plot Ulangan 1, 2 adalah 8 x 1,9 m, ulangan 3 memiliki ukuran seluas 6,4 x 1,9 m dengan jarak tanam 20 × 25 cm. Perlakuan terdiri dari: M0 (Kontrol); M1 (100% pupuk anorganik); M2 (75% pupuk anorganik + 50% organik; M3 (75% pupuk anorganik + 100% organik); M4 (75% pupuk anorganik + 150% organik); M5 (50% pupuk anorganik + 50% organik); M6 (50% pupuk anorganik + 100% organik); dan M7 (50% pupuk anorganik + 150% organik). Parameter yang diamati meliputi, serapan (N, P, K) dan produksi (jumlah umbi, diameter umbi, berat kering umbi per rumpun, berat kering umbi per plot, serta berat kering per hektar). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi kombinasi pupuk anorganik dan organik tidak berpengaruh nyata terhadap serapan N dan K, tetapi berpengaruh nyata terhadap serapan P. Hal tersebut dapat disebabkan unsur hara N yang mudah mengalami volatilisasi ke udara serta hara K yang mudah mengalami pencucian di dalam tanah. Kombinasi pupuk anorganik dan organik berpengaruh nyata terhadap jumlah umbi, diameter umbi, berat kering per rumpun, berat kering per plot dan per hektar. Perlakuan M7 (50% pupuk anorganik + 150% pupuk organik) dengan dosis Urea 121 kg/ha, SP-36 200 kg/ha, KCl 150 kg/ha, ZA 350 kg/ha serta pupuk organik 5,1 kg/ha menjadi perlakuan terbaik pada parameter produksi karena memiliki hasil tertinggi jika dibandingkan dengan perlakuan lain

English Abstract

Shallots (Allium ascalonicum L.) are classified as tubers and are an important vegetable commodity because they contain high nutrients. Shallot production in Indonesia in 2018 was 1.815.455 tons. Furthermore, in 2019 it became 2.004.590 tons, an increase of 10,42%. (Badan Pusat Statistika, 2021). Meanwhile, the number of Indonesian shallot imports amounted to 1,218,800 tons which was last carried out in 2016. (Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, 2020). Improper fertilization on shallot plants can also cause growth disturbances, efforts are needed to increase growth and production. Application of organic fertilizer in powder form is an alternative to using organic fertilizer as a substitute for inorganic fertilizer. The study was conducted in Semanding Hamlet, Sumbersekar Village, Dau District, Malang Regency, East Java from March to December 2021. This study used a randomized block design (RBD), consisting of 8 treatments and 3 replications. In one replication, the plots used were different plots. The plot size of replications 1, 2 is 8 x 1.9 meters, replication 3 has an area of 6.4 x 1.9 meters with a spacing of 20 × 25 cm. The treatments consisted of: M0 (Control); M1 (100% inorganic fertilizer); M2 (75% inorganic fertilizer + 50% organic; M3 (75% inorganic fertilizer + 100% organic); M4 (75% inorganic fertilizer + 150% organic p); M5 (50% inorganic fertilizer + 50% organic); M6 (50% inorganic fertilizer + 100% organic) and M7 (50% inorganic fertilizer + 150% organic) The parameters observed included uptake (N, P, K) and production (number of tubers, tuber diameter, weight). tuber dry weight per clump, tuber dry weight per plot, and dry weight per hectare. The results showed that the application of a combination of inorganic and organic fertilizer powder had no significant effect on the uptake of N and K, but had a significant effect on P uptake. The combination of inorganic and organic fertilizer powder had a significant effect on the number of tubers, tuber diameter, dry weight per clump, dry weight per plot and per hectare. M7 (50% inorganic fertilizer and 150% organic fertilizer) with a dose of 121 kg/ha Urea, 200 kg/ha SP-36, 150 kg/ha KCl, 350 kg/ha ZA and 5,1 kg/ha organik fertilize was the best treatment for production yield parameters because it had the highest yield when compared to other treatments.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522040572
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 06 Jun 2023 03:18
Last Modified: 06 Jun 2023 03:18
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/200839
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
FANDY ANGGARA GITA MUSTOFA.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item