Pengaruh Waktu Tanam dan Kerapatan Kemangi (Ocimum basilicum L.) pada Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) dalam Sistem Tumpangsari

Risantosa, Choirifia and Dr. Ir. Titin Sumarni (2023) Pengaruh Waktu Tanam dan Kerapatan Kemangi (Ocimum basilicum L.) pada Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) dalam Sistem Tumpangsari. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Permintaan hasil panen jagung manis dan kemangi terus meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi dan bertambahnya pertumbuhan masyarakat, namun produktivitas lahan semakin menurun. Diperlukan teknik budidaya yang tepat yaitu tumpangsari jagung manis dan kemangi. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam tumpangsari adalah waktu tanam dan kerapatan tanaman untuk mengurangi kompetisi pemanfaatan faktor tumbuh antar tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mendapatkan waktu tanam dan kerapatan tanaman kemangi yang sesuai terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis secara tumpangsari. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah penanaman kemangi dalam 2 baris secara bersamaan dengan tanaman jagung manis secara tumpangsari tidak menyebabkan penurunan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis, dan sistem tumpangsari jagung manis dan kemangi dapat meningkatkan nilai LER. Penelitian ini dilaksanakan pada Mei-Agustus 2022 di Desa Wagir, Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan, setiap perlakuan diulang 3 kali, sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Perlakuan terdiri jagung manis monokultur (P0), jagung + kemangi (1 baris) 7 HSbT jagung manis (P1), jagung + kemangi (2 baris) 7 HSbT jagung manis (P2), jagung + kemangi (1 baris) ditanam bersamaan (P3), jagung + kemangi (2 baris) ditanam bersamaan (P4), jagung + kemangi (1 baris) 7 HST jagung manis (P5), jagung + kemangi (2 baris) 7 HST jagung manis (P6), jagung + kemangi (1 baris) 14 HST jagung manis (P7), jagung + kemangi (2 baris) 14 HST jagung manis (P8). Pengamatan jagung manis meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, diameter tongkol, panjang tongkol, jumlah baris biji/tongkol, bobot segar tongkol dengan dan tanpa kelobot/tanaman, kadar gula biji, dan hasil tongkol per hektar. Pengamatan kemangi meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot segar konsumsi/tanaman. Adapun pengamatan untuk data pendukung yaitu bobot kering gulma, intersepsi cahaya, Land Equivalent Ratio, dan R/C ratio. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam uji F pada taraf nyata 5%. Apabila perlakuan berpengaruh nyata terhadap peubah pengamatan yang diamati, maka dilakukan uji lanjut dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman kemangi sebagai tanaman sela yang ditanam pada berbagai waktu tanam dan kerapatan yang berbeda dalam sistem tumpangsari dengan jagung manis tidak menyebabkan penurunan pertumbuhan maupun hasil tanaman jagung manis dan memberikan hasil antara 16,18-18,60 ton ha-1. Sedangkan hasil tanaman jagung manis sistem monokultur menghasilkan sebesar 18,36 ton ha-1. Seluruh perlakuan sistem tumpangsari tanaman jagung manis dengan kemangi mampu meningkatkan produktivitas lahan karena memiliki nilai LER > 1 dengan nilai tertinggi sebesar 1,95, menguntungkan secara ekonomi (R/C ratio sebesar 2,57), mampu menekan pertumbuhan gulma, serta mengefisiensi intersepsi cahaya matahari yang ditangkap tajuk tanaman.

English Abstract

The demand for sweet corn and basil continues to increase along with public awareness of the importance of fulfilling nutrition and increasing community growth, but land productivity has decreased. Appropriate cultivation techniques are needed, namely intercropping of sweet corn and basil. One of the factors that need to be considered in intercropping is planting time and plant density in order to reduce competition for utilization of growth factors between plants. The purpose of this study was to study and obtain the appropriate planting time and density of basil plants on the growth and yield of sweet corn plants by intercropping. The hypothesis put forward in this study is that planting basil in 2 rows simultaneously with intercropping sweet corn does not cause a decrease in the growth and yield of sweet corn, and sweet corn and basil intercropping can increase the LER value. This research was conducted in May-August 2022 in Wagir Village, Malang Regency. This study used a Randomized Block Design (RBD) with 9 treatments, each treatment was repeated 3 times, so that 27 experimental units were obtained. The treatment consisted of monoculture sweet corn (P0), corn + basil (1 row) 7 DBP sweet corn (P1), corn + basil (2 rows) 7 DBP sweet corn (P2), corn + basil (1 row) planted together (P3), corn + basil (2 rows) planted simultaneously (P4), corn + basil (1 row) 7 DAP sweet corn (P5), corn + basil (2 rows) 7 DAP sweet corn (P6), corn + basil (1 row) 14 HST sweet corn (P7), corn + basil (2 rows) 14 HST sweet corn (P8). Observations on sweet corn included plant height, stem diameter, number of leaves, leaf area, cob diameter, cob length, number of rows of seeds/cobs, fresh weight of cobs with and without husk/plant, seed sugar content, and cob yield per hectare. Observations of basil included plant height, number of leaves, and consumption/plant fresh weight. The observations for supporting data are weed dry weight, light intercept, and Land Equivalent Ratio, and R/C ratio. The data were analyzed using Analysis of Variance of F test (ANOVA) at the 5% level. The results that are significantly different followed by a comparison test using the HSD test at the 5% level. The results showed that basil as an intercrop planted at various planting times and different densities in an intercropping system with sweet corn did not cause a decrease in growth or yield of sweet corn and yielded between 16.18-18.60 tons ha-1. Meanwhile, the monoculture system of sweet corn yielded 18.36 tons ha-1. All treatments of the intercropping system of sweet corn and basil were able to increase land productivity because it had an LER value > 1 with the highest value of 1.95, was economically profitable (R/C ratio of 2,57), can suppress weed growth, and able to efficiently intercept sunlight.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523040033
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 05 Jun 2023 03:33
Last Modified: 05 Jun 2023 03:33
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/200690
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Choirifia Risantosa.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item