Perbandingan Keanekaragaman Jamur Rizosfer dan Potensi Kandungan Metabolit Sekunder pada Lahan Dataran Tinggi

Firdaus, Anzalina and Dr. Anton Muhibuddin and Antok Wahyu Sektiono (2023) Perbandingan Keanekaragaman Jamur Rizosfer dan Potensi Kandungan Metabolit Sekunder pada Lahan Dataran Tinggi. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanah menjadi tempat hidup banyak mikroorganisme di dalamnya, terutama pada bagian rizosfer. Rizosfer merupakan zona yang dekat dengan perakaran tanaman, zona ini mengandung lebih banyak mikroorganisme daripada bagian tanah yang lain karena perakaran tanaman dapat menghasilkan eksudat-eksudat yang berguna untuk energi mikroorganisme yang ada. Salah satu mikroorganisme yang hidup di dalam rizosfer yaitu jamur, yang selanjutnya dapat disebut sebagai jamur rizosfer. Jamur rizosfer dapat memiliki keanekaragaman yang berbeda-beda disetiap daerah. Hal tersebut dipengaruhi oleh jamur yang memiliki kondisi optimum untuk dapat berkembang dan tidap setiap daerah memiliki kondisi tersebut. Selain itu setiap jamur rizosfer juga dapat memiliki kandungan metabolit sekunder yang juga berbeda-beda. Metabolit sekunder yang dimiliki jamur dapat dimanfaatkan sebagai pengendalian penyakit pada tanaman dengan membentuk antibiosis pada patogen penyebab penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jamur di dataran tinggi dan dataran rendah serta mengetahui kandungan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh setiap jamur yang didapatkan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, dan Lahan milik Agro Techno Park Universitas Brawijaya (ATP UB) Kebun Cangar, Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu serta Lahan Pertanian Desa Bicak, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto mulai bulan Oktober hingga Desember 2022. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu eksplorasi jamur rizosfer, isolasi jamur rizosfer, purifikasi jamur rizosfer, perhitungan keanekaragaman menggunakan metode Shannon, dan pengujian kandungan metabolit sekunder menggunakan metode uji fitokimia Harborne (1996) yang terdiri atas pengujian steroid, terpenoid, alkaloid, flavonoid, tannin, dan saponin. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 64 koloni dengan 6 genus jamur rizosfer pada dataran tinggi Cangar dan 39 koloni dengan 5 genus jamur rizosfer pada dataran rendah Mojokerto. Keanekaragaman jamur rizosfer pada kedua lahan masih dalam kategori sedang, dimana pada dataran tinggi Cangar yaitu sebesar 1,56 dan dataran rendah Mojokerto sebesar 1,24. Hasil uji fitokimia menunjukkan seluruh jamur mengandung metabolit sekunder dan tidak ada perbedaan kandungan metabolit sekunder pada jamur rizosfer dengan jenis spesies yang sama pada kedua lahan.

English Abstract

Soil is a place for many microorganisms to live in it, especially in the rhizosphere. The rhizosphere is a zone that is close to plant roots, this zone contains more microorganisms than other parts of the soil because plant roots can produce exudates that are useful for the energy of existing microorganisms. One of the microorganisms that live in the rhizosphere is fungus, which can be further referred to as rhizosphere fungi. Rhizospheric fungi can have different diversity in each region. This is influenced by fungi which have optimum conditions for growth and not every region has these conditions. In addition, each rhizosphere fungus may also contain different secondary metabolites. Secondary metabolites possessed by fungi can be used as disease control in plants by forming antibodies against disease-causing pathogens. This study aims to determine the diversity of fungi in the highlands and lowlands and to determine the content of secondary metabolites produced by each fungus obtained. The research was conducted at the Laboratory of Plant Diseases, Department Plant Pests and Diseases, Faculty of Agriculture, Brawijaya University, and Land owned by Agro Techno Park Brawijaya University (ATP UB) Cangar Garden, Sumberbrantas Village, Bumiaji District, Batu City and Agricultural Land of Bicak Village, Trowulan District, Mojokerto Regency started October to December 2022. The research was conducted through several stages, namely exploration of rhizosphere fungi, isolation of rhizosphere fungi, purification of rhizosphere fungi, calculation of diversity using the Shannon method, and testing for secondary metabolite content using the Phytochemical test method of Harborne (1996) consisting of steroid testing, terpenoids, alkaloids, flavonoids, tannins, and saponins. The results showed that there were 64 colonies with 6 genera of rhizosphere fungi in the Cangar highlands and 39 colonies with 5 genera of rhizosphere fungi in the lowlands of Mojokerto. The diversity of rhizosphere fungi in both fields was still in the moderate category, where in the highlands of Cangar it was 1.56 and in the lowlands of Mojokerto it was 1.24. The result of the phytochemical tests showed that all of rhizosphere fungi have secondary metabolites and no differences in the content of secondary metabolites in the rhizosphere fungi with the same species in the two fields.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523040021
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 30 May 2023 02:24
Last Modified: 30 May 2023 02:24
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/200627
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Anzalina Firdaus.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item