Evaluasi Karakter Morfologi dan Daya Hasil Varietas Harapan Mentimun (Cucumis sativus L.) Hibrida

Karina, Annisa Viga and Prof.Ir. Sumeru Ashari (2023) Evaluasi Karakter Morfologi dan Daya Hasil Varietas Harapan Mentimun (Cucumis sativus L.) Hibrida. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Mentimun menjadi salah satu komoditas hortikultura penting di dunia selain tomat, kubis, dan bawang putih. Data Direktorat Perbenihan Hortikultura tentang berbagai varietas hortikultura di Indonesia menunjukkan terdapat lebih dari 100 varietas mentimun yang telah terdaftar selama 10 tahun terakhir yang mana angka ini cukup banyak dibandingkan dengan spesies lainnya pada famili Cucurbitaceae. Hal utama yang umum diutamakan oleh petani adalah mentimun dengan produksi hasil tinggi, sehingga dapat menguntungkan secara ekonomis. Meskipun begitu, tidak semua daerah memiliki selera karakter mentimun yang sama, sehingga diperlukan inovasi yang selalu berkelanjutan untuk memenuhi keragaman selera konsumen. Beberapa karakter mentimun yang tersebar di pasaran adalah warna kulit gelap dan memiliki biji di dalamnya yang tentunya juga memiliki hasil yang tinggi. Perakitan varietas mentimun melalui proses persilangan hingga seleksi dilakukan sebagai upaya untuk membuat mentimun dengan karakter dan potensi yang unggul. Varietas unggul menurut penjelasan UU RI No 12 Tahun 1992 terkait sistem budidaya tanaman pasal 8 adalah varietas dengan keunggulan produksi dan mutu hasil. Tahapan evaluasi dalam produksi varietas hibrida merupakan salah satu tahapan penting untuk mengetahui dan mengevaluasi calon varietas mentimun sebelum benih dibudidayakan secara komersial pada petani. Tujuan evaluasi dalam penelitian ini difokuskan pada karakteristik morfologi dan daya hasil dari varietas harapan mentimun hibrida yang dibandingkan dengan varietas komersial sebagai genotipe pembanding sebagai upaya dalam evaluasi produksi varietas hibrida yang unggul dan sesuai dengan karakter pasar. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kencong, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri pada bulan Mei hingga Juli 2022. Penelitian menggunakan bahan genetik mentimun hibrida dari CV.Borneo Seed Indonesia yaitu CU 11, CU 12, CU 13, CU 14, CU 15, dan varietas pembanding Top Tavi dan Zatavy, pupuk organik, kimia, pestisida, dan alat-alat pertanian untuk proses penanaman dan pengambilan data. Analisis data kuantitatif pada variabel panjang daun, lebar daun, umur berbunga jantan, umur berbunga betina, umur panen, jumlah buah per tanaman, bobot per buah, bobot buah per tanaman, bobot per plot, hasil per hektar, panjang buah, diameter buah menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok) dan jika nilai F hitung lebih dari F tabel 5%, maka dilakukan uji lanjut DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) dengan tujuh perlakuan perbedaan genotipe dan terdiri atas empat ulangan. Data kualitatif pada variabel warna daun, warna kulit buah, warna garis buah, warna mahkota bunga betina, warna mahkota bunga jantan, bentuk ujung lekukan daun, perilaku daun (leaf attitude), bentuk pangkal buah, bentuk ujung buah, bentuk irisan buah melintang, fruit sutures, dan sebaran titik buah diidentifikasi berdasarkan UPOV (The International Union for the Protection of New Varieties of Plants) dan RHS Color Chart. Hasil analisa ragam menunjukkan semua variabel memiliki perbedaan nyata pada taraf 5% kecuali pada variabel umur berbunga jantan. Hasil evaluasi lanjutan menunjukkan CU 14 memiliki keunggulan hasil dibanding varietas pembanding yang secara umum telah banyak dibudidayakan. Meskipun pada variabel panjang buah CU 13 yang paling unggul, namun dalam hal produktivitas masih lebih rendah dari CU 14. CU 12 memiiki dua karakter yang berbeda pada warna kulit dan garis buah serta satu karakter bentuk ujung lekukan daun. CU 13 memiliki perbedaan pada warna kulit buah dan dua penciri lain yang berbeda dari varietas pembanding yaitu bentuk ujung lekukan daun dan bentuk ujung buah. CU 14 memiliki dua penciri yaitu bentuk ujung buah dan bentuk irisan buah melintang, CU 15 memiliki perbedaan pada warna garis buah dan satu penciri yaitu pada bentuk ujung buah. CU 13 dan CU 14 sama-sama memiliki dua penciri utama, namun jika disesuaikan dengan keunggulan produktivitas, CU 14 paling berpotensi menjadi varietas unggul

English Abstract

Cucumber is one of the most important horticultural commodities in the world besides tomatoes, cabbage and garlic. Data from the Directorate of Horticultural Seeds on various horticultural varieties in Indonesia shows that there are more than 100 varieties of cucumbers that have been registered in the last 10 years, which is quite a lot compared to other species in the Cucurbitaceae family. The main thing that is generally prioritized by farmers is cucumbers with high yields, so they can be economically profitable. Even so, not all regions have the same taste for cucumber characters, so continuous innovation is needed to meet the diversity of consumer tastes. Some of the characteristics of cucumbers that are spread in the market are dark skin colors and have seeds in them which of course also have high yields. Assembling cucumber varieties through the process of crossing to selection is done as an effort to make cucumbers with superior character and potential. Superior variety according to the explanation of RI Law No. 12 of 1992 related to Plant Cultivation System article 8 is a variety with superior production and yield quality. The evaluation stage in the production of hybrid varieties is one of the important stages to identify and evaluate prospective cucumber varieties before the seeds are commercially cultivated by farmers. The purpose of the evaluation in this study was focused on the morphological characteristics and yieldability of the hybrid varieties of cucumber compared with commercial varieties as a comparison genotype as an effort to evaluate the production of superior hybrid varieties and according to market characteristics. This research was conducted in Kencong Village, Kepung District, Kediri Regency in May until July 2022. The research used genetic material of hybrid cucumbers from CV. Borneo Seed Indonesia, namely CU 11, CU 12, CU 13, CU 14, CU 15, and two comparison varieties Top Tavi and Zatavy, organic fertilizers, chemicals, pesticides, and agricultural equipment for the planting process and data collection. Analysis of quantitative data on the variables of leaf length, leaf width, male flowering age, female flowering age, age of harvesting, number of fruit per plant, weight per fruit, weight of fruit per plant, weight of fruit per plot, fruit yield per hectare, fruit length, fruit diameter used Randomized Block Design and if the calculated F value is more than F table 5%, then the further test using DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) was carried out with seven genotype differences and consists of four replications. Qualitative data on leaf color, fruit skin color, fruit line color, female flower crown color, male flower crown color, leaf blade : shape of apex of terminal lobe, leaf attitude, fruit shape of stem end, fruit shape of calyx end, fruit shape in transverse section, fruit sutures, and distribution of dots were identified based on UPOV (The International Union for the Protection of New Varieties of Plants) and RHS Color Chart. The results of the analysis of variance showed that all variables had significant differences at the 5% level except for the male flowering age variable. The results of further evaluation showed that CU 14 had yield advantages over comparison varieties which were generally cultivated. Although CU 13 was the most superior in fruit length, in terms of productivity it was still lower than CU 14. CU 12 had two different characteristics in fruit skin and line color, also one character in leaf blade. CU 13 had different characteristic in fruit skin color and two main characteristics namely leaf blade and fruit shape of calyx end. CU 14 had two main characteristics, namely the fruit shape of calyx end and fruit shape in transverse section, CU 15 had different character in fruit line color also fruit shape calyx end. Both of CU 13 and CU 14 had two main characteristics, but if it is adjusted for productivity advantages, CU 14 has the possibility to become the most potential superior variety.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523040016
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 30 May 2023 01:42
Last Modified: 30 May 2023 01:42
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/200603
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
ANNISA VIGA KARINA.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item