Potensi dan Sebaran Pidada (Sonneratia sp.) Berdasarkan Karakter Morfologi di Kawasan Hutan Mangrove Kota Surabaya

Salsabila, Adinda Nur and Dr. Noer Rahmi Ardiarini (2023) Potensi dan Sebaran Pidada (Sonneratia sp.) Berdasarkan Karakter Morfologi di Kawasan Hutan Mangrove Kota Surabaya. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Hutan mangrove ialah salah satu ekosistem yang tersebar di berbagai belahan bumi. Hutan mangrove terletak di garis pantai yang memiliki suhu yang hangat, seperti Indonesia. Indonesia memiliki 20% luas hutan mangrove dari luas total di seluruh dunia. Tumbuhan-tumbuhan yang dapat ditemui pada hutan mangrove dimulai dari genus Avicennia (api-api), Brueguiera, Ceriops, Rhizophora (bakau), dan Sonneratia (pidada). Hutan mangrove memiliki berbagai fungsi, seperti mengurangi karbondioksida (CO2) dan menghasilkan oksigen (O2) dari proses fotosintesis, berfungsi untuk menahan abrasi yang diakibatkan oleh arus air laut, dan menjadi tempat berlindung untuk biota-biota laut yang berukuran kecil. Selain itu, buah pidada bisa diolah menjadi sirup, sari buah, legen, sampo, sabun, sambal, selai, hingga permen. Menurut Manalu et al., (2013), ditemukan kandungan lemak, protein, karbohidrat, vitamin A, B1, B2, dan C pada buah pidada. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menemukan potensi dan persebaran pidada berdasarkan karakter morfologinya. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli – September 2022 yang bertempat pada sepanjang garis pantai Kota Surabaya dengan ketinggian 3 – 6 mdpl dengan suhu 24-35°C Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ialah meteran, jangka sorong, GPS, clinometer, refraktometer, color charts, alat tulis, kamera, pisau, dan gunting. Bahan-bahan yang digunakan ialah sampel tumbuhan pidada, ziplock, kertas label, indikator pH, dan kuisioner. Penelitian di lapang dilakukan dengan metode eksplorasi dan pengamatan morfologi menggunakan metode observasi. Pengambilan sampel pidada dilakukan dengan cara purposive sampling, dimana pengambilan sampel disengaja jika dapat mewakili data yang dikehendaki. Analisis data morfologi menggunakan metode deskriptif lalu dilanjut dengan analisa menggunakan metode UPGMA (Unweighted Pair-group Method with Arithmetic Averaging) menggunakan software PAST (Paleontological Statistics) untuk mengetahui jarak genetik antar spesies pidada yang ditemukan. Hasil wawancara UMKM Kota Surabaya menunjukkan bahwa buah pidada dapat diolah menjadi sirup, sari buah, selai, hingga sampo. Kelopak pidada juga dimanfaatkan sebagai pewarna batik alami. Namun berdasarkan pengambilan kuisioner, masih ada masyarakat yang belum mengetahui tentang pidada. Maka perlu dilakukan publikasi dan konservasi untuk menyebarkan dan melindungi keberadaan pidada. Kedua spesies pidada tersebar di hilir dan muara sungai, juga di pesisir pantai Kota Surabaya. Berdasarkan perhitungan INP, peran dan dominasi pidada masih kurang jika dibandingkan dengan Avicennia marina dan Rhizophora stylosa, namun tetap menjalankan fungsi sebagai vegetasi mangrove untuk melindungi lingkungan sekitar sekaligus biota perairan. Berdasarkan hasil identifikasi morfologi, diketahui bahwa terdapat dua spesies pidada di Kota Surabaya, yaitu Sonneratia alba dan Sonneratia caseolaris. Karakter morfologi yang diamati selanjutnya dianalisis menggunakan metode UPGMA dengan aplikasi PAST untuk mengetahui jarak genetik di antara kedua spesies pidada dengan hasil sebesar 39 cM dengan 7 karakter beda, yaitu bentuk daun, rasio daun, bentuk puncak daun, bentuk kelopak, warna bagian dalam kelopak, kadar gula buah, dan bentuk biji.

English Abstract

Mangrove is one of the ecosystems that spreads all around the world. Mangrove usually found on the coastline part of the region that has warm temperature, like in Indonesia. Indonesia alone has 20% of the total area of mangrove from all around the world. Plants that can be found inside mangrove such as Avicennia, Brueguiera, Ceriops, Rhizophora, and Sonneratia. Mangrove has functions, which are decreasing carbon dioxide (CO2) and produce oxygen (O2) from photosynthesis process, withhold abrasion that caused by sea current, and mangrove is a shelter to small marine biota. But these are not the only functions of mangrove. Pidada fruit can be processed into comestibles and non-comestibles. The community of Medokan Ayu, Surabaya is one of the coastal communities which processing syrup, juice, legen, shampoo, soap, sambal, jam, or even sweets with pidada fruit as the main ingredients. As Manalu et al., (2013) said, pidada fruit contains fat, protein, carbohydrates, vitamin A, B1, B2, and C. The purpose of this research are to find out the potency and distribution of pidada based on its morphology characteristics. This research implemented on July - September 2022 which takes place on Surabaya. This research focused on the coastline of Surabaya City with the elevation of 3 – 6 mamsl and the temperature between 24 – 35°C. The tools that will be used in this research are roll meter, vernier calipers, GPS, clinometer, refractometer, color charts, pH indicator, stationary, camera, knife, and scissors. Whilst the materials are the sample of pidada plants on research sites, ziplock, label, and questionaire. The research used exploration method on the field and the morphplogy identification used observing method. Pidada sampling used purposive sampling, whereas the sampling is intentional based on the desired data. IVI (Importance Value Index) is used to find the importance value between mangrove spesies on site. Morphology data analysis used descriptive method then analysed with UPGMA method (Unweighted Pair-group Method with Arithmetic Averaging) using PAST application (Paleontological Statistics). Version 3 to find the genetic distances between pidada spesies that can be found. The results from Surabaya UMKM interview shows pidada fruits can be processed into syrup, juice, jam, and even shampoo. The calyx can also be processed into natural dye. But from questionnaires, there are people who’s not familiar with pidada. From that reason, it needs a publication and conservation to spread and conserve pidada existence. Both pidada species grow in river downstream and the coastal area of Surabaya. From IVI analysis, pidada has fewer role and domination compared to Avicennia marina and Rhizophora stylosa, but still carry out its function as mangrove vegetation to preserve surrounding environment and aquatic biota. From morphology identification, there are two species of pidada on Surabaya, which are Sonneratia alba and Sonneratia caseolaris. The observed morphology characteristics being analysed with UPGMA method with PAST Software to find the genetic distances between both species with the result of 39 cM. with 7 different characters, which are leaf shape, leaf ratio, leaf apex shape, calyx shape, the inner side of calyx colour, fruit sugar level, and seed shape.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523040004
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 29 May 2023 02:53
Last Modified: 29 May 2023 02:53
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/200524
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Adinda Nur Salsabila.pdf
Restricted to Registered users only until 13 December 2025.

Download (6MB)

Actions (login required)

View Item View Item