Riananda, Zavira and Prof. Dr. Ir Ruslan Wirosoedarmo, MS and Prof.Dr. Ir Bambang Suharto, MS (2022) Penggunaan Biji Pepaya (Carica papaya L.) sebagai Biokoagulan pada Proses Pengolahan Limbah Cair Industri Susu dengan Metode Koagulasi-Flokulasi. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Industri susu menjadi salah satu sumber terbesar pengolahan air limbah di banyak negara. Industri susu membuang air limbah yang ditandai dengan konsentrasi padatan tersuspensi, BOD, COD, konsentrasi nitrogen tinggi, TSS dan variasi pH yang besar, yang memerlukan penanganan khusus untuk mencegah atau meminimalkan masalah lingkungan. Salah satu pengolahan air limbah industri susu adalah menggunakan metode koagulasi-flokulasi dengan menggunakan bahan koagulan kimia. Penggunaan koagulan kimia memiliki dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan. Atas dasar potensi bahaya tersebut maka diperlukan pertimbangan alternatif bahan koagulan dengan menggunakan koagulan alami/biokoagulan. Biji pepaya dapat dimanfaatkan sebagai koagulan karena adanya protein bermuatan positif yang mengikat partikel bermuatan negatif memungkinkan flok yang dihasilkan untuk mengendap dan memperoleh air jernih. Penelitian dilakukan bertujuan untuk mengetahui karakteristik air limbah industri susu sebelum maupun sesudah dilakukan koagulasi flokulasi dan karakteristik biokoagulan dari biji pepaya, untuk mengetahui pengaruh penambahan dosis, ukuran partikel, dan kecepatan pengadukan sebagai biokoagulan terhadap parameter kekeruhan dan TSS, dan untuk mengetahui performa biokoagulan pada pengolahan limbah industri susu dengan menggunakan Sludge Volume Index (SVI) dan Sludge Mass. Perlakuan yang diterapkan adalah dengan pemberian dosis yaitu 250 mg; 500 mg dan 750 mg, ukuran partikel yaitu 60; 120; dan 230 mesh, dan kecepatan pengadukan cepat 120 rpm; 180 rpm; 200 rpm selama masing-masing 1 menit dan pengadukan lambat dengan putaran 10 rpm; 30 rpm; dan 50 rpm selama 20 menit. Perlakuan yang diterapkan terhadap air limbah mampu menurunkan nilai kekeruhan dan TSS. Perlakuan dengan penurunan kekeruhan terbanyak adalah pada perlakuan pada perlakuan Dosis 750 mg, Ukuran partikel 230 mesh, dan Kecepatan pengadukan 180 rpm & 30 rpm (D3P3KP2) yang mengalami penurunan kekeruhan dari 754 NTU hingga mencapai 92 NTU. Perlakuan dengan penurunan TSS terbanyak adalah pada perlakuan D3P3KP2 (Dosis 750 mg, Ukuran partikel 230 mesh, dengan Kecepatan pengadukan 200 rpm & 50 rpm) yang mengalami penuruan TSS dari 124 mg/L hingga menjadi 79 mg/L. Performa biokoagulan biji Pepaya yang dianalisa berdasarkan Sludge Volume Index dan Sludge Mass adalah baik karena nilai SVI tertinggi yang diperoleh adalah 83,13 ml/g dengan sludge mass terendah 81,48 % pada perlakuan D3P3KP2. Kelebihan penelitian yang telah dilakukan adalah penggunaan bikoagulan yang ramah lingkungan dan mudah didapatkan.
English Abstract
The dairy industry is one of the largest sources of wastewater treatment in many countries. This industry discharges wastewater characterized by suspended solids concentrations, BOD, COD, high nitrogen concentrations, TSS and large pH variations, which require special handling to prevent or deal with environmental problems. One of the dairy industry wastewater treatment is using coagulation-flocculation method using chemical coagulant. The use of chemical coagulants has a negative impact on health and the environment. On the basis of these potential hazards, it is necessary to consider alternative coagulant materials using natural coagulants/biocoagulants. Papaya seeds can be used as a coagulant because the protein charge that binds negatively charged particles allows the resulting floc to settle and obtain clear water. This study was conducted to determine the characteristics of the dairy industry wastewater before and before flocculation coagulation and the characteristics of biocoagulants from papaya seeds, to determine the effect of biocoagulant dosage, biocoagulant particle size, and stirring speed on the turbidity and TSS of dairy industry wastewater, and to determine the performance of biocoagulants in processing dairy industry waste using Sludge Volume Index (SVI) and Sludge Mass. The treatment applied was by giving a dose of 250 mg; 500 mg and 750 mg, the particle size is 60; 120; and 230 mesh, and fast stirring speed of 120 rpm; 180rpm; 200 rpm for 3 minutes each and slow stirring with a rotation of 10 rpm; 30rpm; and 50 rpm for 20 minutes. The treatment with the most turbidity reduction was the treatment with a dose of 750 mg, particle size 230 mesh, and speed speed of 180 rpm & 30 rpm (D3P3KP2) which decreased turbidity from 754 NTU to 92 NTU with a decrease in turbidity efficiency of 88%. The greatest decrease in TSS was in the D3P3KP2 treatment (Dose 750 mg, particle size 230 mesh, with stirring speed of 200 rpm & 50 rpm) which decreased TSS from 124 mg/L to 79 mg/L with a decrease in TSS efficiency of 36%. Papaya seed biocoagulant performance which was analyzed based on Sludge Volume Index and Sludge Mass was good because the highest SVI value obtained was 83,13 ml/g and the lowest sludge mass is 81,48 % in the D3P3KP2 treatment.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 0422100044 |
Uncontrolled Keywords: | Air limbah, Biji pepaya,Biokoagulan,Flokulasi,Industri susu,Koagulasi., Wastewater, Papaya seeds, Biocoagulants, Flocculation, Dairy industry, Coagulation. |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency |
Divisions: | S2/S3 > Magister Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 22 May 2023 04:11 |
Last Modified: | 22 May 2023 04:11 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/200000 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Zavira Riananda.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (5MB) |
Actions (login required)
View Item |