Peran Trichoderma Sp. Sebagai Agen Biokontrol Dalam Penekanan Penyakit Rebah Semai (Sclerotium Rolfsii) Dan Biostimulan Tanaman Kedelai (Glycine Max (L.))

Maknunin, Lu’lu’il and Prof. Dr. Ir. Abdul Latief Abadi, MS. and Fery Abdul Choliq, SP., MP., M.Sc. (2022) Peran Trichoderma Sp. Sebagai Agen Biokontrol Dalam Penekanan Penyakit Rebah Semai (Sclerotium Rolfsii) Dan Biostimulan Tanaman Kedelai (Glycine Max (L.)). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) menjadi tanaman komoditas pangan ketiga setelah tanaman padi dan jagung yang merupakan sumber protein nabati bagi masyarakat. Permintaan akan kedelai dalam negeri terus meningkat dari tahun ke tahun akan tetapi rerata produksi mengalami penurunan seperti pada tahun 2020, produksi dalam negeri hanya mampu menyumbang sekitar 20% dari total penyediaan kedelai sehingga pemerintah harus melakukan impor. Permasalahan ini menjadi suatu tantangan dalam mencapai Sustainable Agriculture yang pada prinsipnya, keberlanjutan pertanian diartikan bahwa harus dapat memenuhi kebutuhan sekarang dan mendatang, memastikan kesehatan lingkungan, dan keadilan sosial ekonomi. Rendahnya produksi kedelai di Indonesia diantaranya disebabkan oleh perubahan iklim, kualitas benih dan gangguan OPT salah satunya akibat penyakit rebah semai (Sclerotium rolfsii). Dewasa ini, upaya pengendalian yang diduga efektif dan efisien adalah menggunakan agens hayati seperti jamur Trichoderma spp. yang memiliki peran sebagai biokontrol terhadap penyakit sekaligus biostimulan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Agustus 2022 di Laboratorium Penyakit Tumbuhan 3, Departemen HPT, FP, UB dan Laboratorium Sentral, Balitkabi untuk penelitian in vitro dan percobaan secara in vivo bertempat di Greenhouse Lahan Percobaan FP, UB, Kel. Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi: pembuatan media PDA dan PDB, peremajaan isolat Trichoderma sp. dan perbanyakan sklerotia, persiapan media tanam, penghitungan kerapatan spora, uji kompatibilitas, penanaman benih, aplikasi larutan Trichoderma, inokulasi patogen dan pengamatan insiden, intensitas penyakit, serta ketahanan tanaman (analisis senyawa fenolik) dan pertumbuhan (tinggi dan jumlah daun). Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Hasil yang didapat kemudian dianalisis dengan analisis sidik ragam 5% dan jika berbeda nyata akan dilakukan uji lanjut dengan uji Turkey 5% menggunakan software SPSS dan excel. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengaplikasian spesies Trichoderma sp. yakni T. harzianum dan T. asperellum secara tunggal maupun konsorsium berpengaruh nyata terhadap penurunan persentase insiden maupun intensitas penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh patogen S. rolfsii pada tanaman kedelai. Jamur Trichoderma sp. yang ditambahkan secara tunggal maupun konsorsium juga mampu meningkatkan senyawa total fenolik tanaman sebagai indikator tingkat ketahanan tanaman yang sejalan dengan rendahnya insiden serta intensitas penyakit rebah semai pada kedelai. Pengaplikasian spesies Trichoderma sp. secara tunggal maupun konsorsium tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman kedelai. Sedangkan perlakuan konsorsium T. harzianum dan T. asperellum memberikan pengaruh pada peningkatan jumlah daun tanaman kedelai pada 4 MST.

English Abstract

Soybean plant (Glycine max (L.) Merril) is the third food commodity crop after rice and corn which is a source of vegetable protein for the community. The demand for domestic soybeans continues to increase from year to year, but the average production has decreased as in 2020, domestic production was only able to account about 20% of the total soybean supply. So the government had to import. This problem is a challenge in achieving Sustainable Agriculture, which in principle: agricultural sustainability means that it must be able to meet current and future needs, ensure environmental health, and socio-economic justice. The low production of soybeans in Indonesia is caused by climate change, seed quality and pest disorders, and one of which is due to root rot disease (Sclerotium rolfsii). Nowadays, control efforts that are suspected to be effective and efficient are using biological agents such as Trichoderma spp. which has a role as a biocontrol against diseases as well as biostimulant. This research was conducted from Mei to August 2022 at the Plant Disease Laboratory, Department Plant Pest and Disease, Faculty of Agriculture Universitas Brawijaya and the Central Laboratory, BALITKABI for in vitro research and in vivo experiments located at the Greenhouse of Agricultural Faculty Experimental Land UB, Jatimulyo District, Lowokwaru District, Malang City. The stages of the research include: the production of PDA and PDB media, the rejuvenation of Trichoderma sp. isolates. and sclerotia propagation, preparation of the growing medium, calculation of spore density, compatibility assay, seed planting, application of Trichoderma solution, inoculation of pathogen and observation of incidence and intensity of disease, and plant resistance (analysis of phenolic compounds) and growth (height and number of leaves). The study was designed using a Complete Randomized Design (CRD) with 5 treatments and 5 replications. The results that obtained, will be analyzed with 5% ANOVA and Regression. If they are significantly different, further tests will be continued with 5% Turkey test using SPSS and excel software. Based on the results obtained from this study indicate that the application of Trichoderma sp. namely T. harzianum and T. asperellum singly or in a consortium had a significant effect on decreasing the percentage of incidence and intensity of root rot disease caused by the pathogen S. rolfsii in soybeans. Trichoderma sp. added singly or in a consortium was also able to increase the total phenolic compounds of plants as an indicator of the level of plant resistance in line with the low incidence and intensity of root rot disease in soybeans. The application of Trichoderma sp. singly or in a consortium didn’t have a significant effect on the growth of soybeans plant height. Meanwhile, the consortium treatment of T. harzianum and T. asperellum had an effect on increasing the number of leaves of soybean plants at 4 WAP.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522040444
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 05 Apr 2023 07:03
Last Modified: 05 Apr 2023 07:03
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/198030
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
LU'LU'IL MAKNUNIN.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item