Eryck Azwary, Abraham and Dr. Darmawan Saptadi,, S.P., M.P. (2022) Studi Keberhasilan Persilangan Empat Genotipe Ercis (Pisum Sativum L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Ercis (Pisum sativum L.) merupakan salah satu tanaman kacang yang telah dibudidayakan secara luas di dunia terutama di negara negara Asia dan Eropa. Kandungan nutrisi yang tersedia di dalam ercis antara lain adalah 23-25% protein, 4-10% gula, 0,6-1,5% lemak, dan 2-4% mineral serta senyawa antioksidan dan antikarsinogenik. Produksi ercis di Indonesia masih belum dapat mencukupi permintaan terhadap pasar sehingga menyebabkan perlunya dilakukan pengembangan varietas unggul ercis yang memiliki daya hasil tinggi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan ercis. Tahapan awal yang dilakukan dalam kegiatan pengembangan varietas adalah menyediakan keragaman yang terdiri dari beberapa cara, salah satunya adalah dengan persilangan atau hibridisasi. Struktur bunga ercis memungkinkan terjadinya penyerbukan sendiri sebelum bunga mekar sehingga diperlukan informasi tentang keberhasilan persilangan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui keberhasilan persilangan tanaman ercis pada beberapa set tetua yang berbeda serta mengetahui karakter hasil selfing dan crossing pada beberapa set tetua yang berbeda. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret hingga Juni 2022 dan bertempat di Dusun Karang Juwet, Desa Donowarih, Kecamatan Karang Ploso, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa alat standar dalam budidaya tanaman, pinset, penggaris, jangka sorong, timbangan analitik, alfaboard, alat tulis, jam dan kamera. Bahan yang digunakan berupa 4 genotipe ercis, tali rafia, ajir, pupuk kandang, pupuk NPK Mutiara, pupuk ZK, label persilangan dan alkohol 90%. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan menggunakan rancangan perkawinan full dialel. Persilangan dilakukan dengan melakukan penyerbukan silang buatan dengan teknik oles polen dari tetua jantan yang dioles pada kepala putik tetua betina dengan menyilangkan keempat tetua pada setiap kombinasi yang memungkinkan sebagai taraf perlakuan. Pengamatan dilakukan pada persentase keberhasilan persilangan, panjang polong, bobot polong segar, warna polong, jumlah biji per polong, berat 100 biji segar, berat 100 biji kering, warna kulit biji, warna hilum biji, panjang biji, lebar biji, tebal biji, bentuk biji, dan lengkung polong. Karakter kualitatif yang didapatkan pada penelitian ini diobservasi menggunakan deskriptor dari UPOV, sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analisis Wilcoxon pada taraf 5% untuk membandingkan rata rata perlakuan selfing dengan perlakuan crossing. Variabel pengamatan persentase keberhasilan persilangan pada masing masing kombinasi persilangan empat genotip menunjukkan tidak ada perbedaan keberhasilan pada set persilangan satu dengan yang lainnya. Keberhasilan total diperoleh angka yang tinggi yaitu sebesar 72,22%. Keberhasilan persilangan yang tinggi disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembapan, sedangkan persilangan yang gagal dikarenakan faktor pemulia dalam kegiatan pemulihan bunga hingga perawatan hasil silang. Analisis uji wilcoxon pada karakter kuantitatif menunjukkan terdapat perbedaan perlakuan selfing dan crossing pada karakter bobot polong segar, panjang polong, jumlah biji per polong, berat 100 biji segar, dan tebal biji. Pengamatan karakter kualitatif hasil persilangan menunjukkan terdapat efek xenia pada karakter bentuk biji. Karakter warna hilum menunjukkan ada biji yang memiliki hilum lebih gelap dari testa, lengkung polong dipengaruhi oleh lingkungan berupa sungkupan hasil persilangan yang menyebabkan polong melengkung.
English Abstract
Ercis (Pisum sativum L.) is one of the legume plants that has been widely cultivated in the world, especially in Asian and European countries. The nutritional content available in peas include 23-25% protein, 4-10% sugar, 0.6- 1.5% fat, and 2-4% minerals as well as antioxidant and anticarcinogenic compounds. Pea production in Indonesia is still unable to fulfil market demand, thus causing the need for the development of superior varieties of peas that have high yields to fulfil the needs of the community for peas. The initial stage in variety development activities are to provide high diversity which consists of several ways, one of which is by crossing or hybridization. The structure of the pea flower allows self-pollination before the flowers bloom, so information about the success of the cross is needed. The purpose of this study was to determine the success of crossing pea plants in several different sets of parents and to determine the character of the results of selfing and crossing in several different sets of parents. This research was conducted in March to June 2022 and takes place in Karang Juwet Hamlet, Donowarih Village, Karang Ploso District, Malang Regency. The tools used in this research are standard tools in plant cultivation, tweezers, ruler, caliper, analytical balance, alphaboard, stationery, clock and camera. The materials used are 4 genotypes of peas, raffia rope, stakes, manure, NPK Mutiara fertilizer, ZK fertilizer, cross labels and 90% alcohol. This study used a randomized block design (RBD) using a full dialel mating design. Crosses were carried out by artificial cross-pollination with the pollen smear technique from the male parent which was smeared on the stigma of the female parent by crossing the four parents in each possible combination as a treatment level. Observations were made on the percentage of successful crosses, pod length, fresh pod weight, pod color, number of seeds per pod, 100 fresh seed weight, 100 dry seed weight, seed coat color, seed hilum color, seed length, seed width, seed thickness, seed shape, and pod curvature. Qualitative characters obtained in this study were observed using descriptors from UPOV, while the quantitative data were analyzed using Wilcoxon analysis at the 5% level to compare the mean of selfing treatment with crossing treatment. The observational variable of the percentage of success of the crosses in each combination of crosses of the four genotypes showed that there was no difference in the success of the cross sets from one another. Total success obtained a high number of 72.22%. The high success of the cross was caused by environmental conditions such as temperature and humidity, while the failed cross was due to breeder factors in flower selection activities until the care for the cross. Wilcoxon test analysis on quantitative characters showed that there were differences in selfing and crossing treatments on the characters of fresh pod weight, pod length, number of seeds per pod, weight of 100 fresh seeds, and seed thickness. Observation of the qualitative characters of the crosses showed that there was an effect of xenia on the character of the shape of the seeds. The hilum color character indicates that there are seeds that have a darker hilum than the testa, the pod curve is influenced by the environment in the form of a cross-shaped hood that causes the pod to bend.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522040400 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 04 Apr 2023 03:05 |
Last Modified: | 04 Apr 2023 03:05 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/197888 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
ERYCK AZWARY ABRAHAM SURBAKTI.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (3MB) |
Actions (login required)
View Item |