Pengaruh Penambahan Cahaya Secara Siklik Dan Aplikasi Giberelin Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Krisan (Chrysanthemum Morifolium)

Amrullah, Bagas Maulana Abid and Dr. Anna Satyana Karyawati (2020) Pengaruh Penambahan Cahaya Secara Siklik Dan Aplikasi Giberelin Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Krisan (Chrysanthemum Morifolium). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanaman krisan (Chrysanthemum morifolium) merupakan salah satu komoditas tanaman hias. Beragam varietas krisan yang dijual dengan model dan warna bunga yang bervariatif. Budidaya krisan umumnya dibudidaya untuk bunga potong dan tanaman pot. Tanaman krisan yang diproduksi untuk bunga potong biasanya dimanfaatkan sebagai rangkaian bunga maupun dekorasi pada sebuah ruang untuk berbagai macam acara. Sedangkan krisan yang dibudidayakan pada pot biasa digunakan sebagai penghias kantor, hotel, rumah makan, maupun rumah tinggal. Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data SPH tahun 2014 oleh Dirjen Hortikultura (2015), krisan merupakan tanaman yang memiliki produksi terbesar dengan angka 56,60 % dibandingkan produksi bunga potong yang lainnya di Indonesia. Krisan termasuk tanaman hari pendek yang memerlukan cahaya lebih banyak untuk perkembangan vegetatif. Krisan dapat ditanam sepanjang tahun dengan faktor yang paling utama, yaitu pengaturan cahaya ( Nxumalo dan Wahome, 2010), modifikasi penambahan cahaya lampu pada tanaman krisan adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membantu krisan mendapatkan cahaya lebih lama. Pencahayaan juga dapat membantu tanaman krisan memenuhi standar kualitas, seperti tinggi tanaman, panjang tangkai, lebar tangkai, dan lain – lain menurut SNI (Lampiran 3). Lampu yang menghasilkan cahaya juga membutuhkan listrik yang cukup banyak. Upaya mengurangi biaya listrik yang digunakan salah satunya menggunakan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) yang dapat membantu mempercepat pertumbuhan, masa pembungaan, dan umur panen. Salah satunya adalah giberelin (GA₃). Giberelin yang berfungsi merespon perkembangan sel dapat mendukung pertumbuhan tanaman krisan, misalnya pertumbuhan tinggi tanaman, Panjang tangkai, dan pembungaan, sehingga dengan berkurangnya pencahayaan tanaman krisan mampu tumbuh degan baik dengan adanya aplikasi giberelin. Penelitian ini dilakukan di Pujon, Malang. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2019 hingga Oktober 2019. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, ember, gelas ukur, timer listrik, lampu neon 18 watt, penggaris, gunting kebun, jangka sorong, buku catatan, plastic hitam, dan sprayer. Sedangkan untuk bahan yang akan digunakan adalah asam giberelin, bibit krisan varietas Fiji warna putih, pupuk kandang, pupuk NPK, pestisida, dan air. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi (RPT). Dengan petak utama perlakuan pencahayaan dengan taraf 2 minggu dan 3 minggu, sedangkan anak petak perlakuan aplikasi giberelin dengan taraf 5 dosis (0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm.). Parameter pengamatan adalah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang tangkai, diameter bunga, diameter tangkai bunga, umur panen, dan vaselife (lama kesegaran bunga). Data yang didapat dari hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis (uji F) pada taraf 5% menggunakan ANOVA untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Jika hasil menunjukan hasil nyata, maka dilanjutkan menggunakan uji BNT dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pencahayaan yang lebih lama dan konsentrasi giberelin yang lebih tinggi menghasilkan tanaman yang lebih baik dibandingkan perlakuan pencahayaan lebih cepat dan konsentrasi giberelin yang lebih sedikit.

English Abstract

Chrysanthemum plants (Chrysanthemum morifolium) are one of the ornamental plant commodities. Various varieties of chrysanthemums are sold with varied models and colors of flowers. Chrysanthemum cultivation is generally cultivated for cut flowers and potted plants. Chrysanthemum plants produced for cut flowers are usually used as flower arrangements and decorations for a variety of events. While chrysanthemums that are cultivated in pots are commonly used to decorate offices, hotels, restaurants, and homes. Based on the results of the 2014 SPH data collection and processing by the Director General of Horticulture (2015), chrysanthemum is the plant that has the largest production with a figure of 56.60% compared to other cut flower production in Indonesia. Chrysanthemum includes short day plants that require more light for vegetative development. Chrysanthemum can be planted throughout the year with the most important factors, namely the regulation of light (Nxumalo and Wahome, 2010), modification of the addition of light on chrysanthemum plants is one of the efforts that can be done to help chrysanthemums get longer light. Lighting can also help chrysanthemum plants meet quality standards, such as plant height, stem length, stem width, etc. according to SNI (Appendix 3). The light that produces light also requires quite a lot of electricity. One of the efforts to reduce electricity costs is to use a Growth Regulating Substance which can help accelerate growth, flowering, and age of harvest. One of them is gibberellin (GA₃). Gibberellins that function to respond to cell development can support the growth of chrysanthemum plants, for example the growth of plant height, stem length, and flowering, so that by reducing the lighting of chrysanthemum plants can grow well with the application of gibberellins. This research was conducted in Pujon, Malang. The study was conducted in August 2019 until October 2019. The tools used in this study were hoes, buckets, measuring cups, electric timers, 18 watt fluorescent lights, rulers, garden scissors, calipers, notebooks, black plastic, and sprayers. As for the materials to be used are gibberellic acid, white Fiji varieties of chrysanthemum seeds, manure, NPK fertilizer, pesticides, and water. This study uses a split plot design (RPT). With the main plot of lighting treatment with a level of 2 weeks and 3 weeks, while the subplots treated the application of gibberellins with a level of 5 doses (0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, and 200 ppm.). The parameters of observation were plant height, number of leaves, stem diameter, stem length, flower diameter, flower stem diameter, age of harvest, and vaselife (long flower freshness). Data obtained from observations were analyzed using analysis (F test) at level 5% using ANOVA to determine the effect of treatment. If the results show tangible results, then proceed using the LSD test with a level of 5%. The results showed that the longer lighting treatment and higher gibberellin concentration produced better plants than the faster lighting treatment and lower gibberellin concentration.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522040375
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 03 Apr 2023 03:37
Last Modified: 03 Apr 2023 03:37
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/197813
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Bagas Maulana.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item