Pengaruh Pengendalian Gulma Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bawang Putih (Allium Sativum L.)

Rozaqi, Ahmad and Prof. Dr. Ir. Husni Thamrin Sebayang, (2022) Pengaruh Pengendalian Gulma Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bawang Putih (Allium Sativum L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Bawang putih (Allium sativum L.) merupakan jenis tanaman umbi-umbian yang dapat hidup di daerah dataran tinggi dan dataran rendah. Bawang putih memiliki banyak manfaat seperti antibakteri, antifungi, antihipertensi dan antioksidan. Bawang putih juga merupakan bahan yang selalu dibutuhkan hampir di setiap jenis masakan. Karena tingkat kebutuhannya, permintaan bawang putih semakin tinggi seiring dengan bertambahnya penduduk yang memanfaatkannya. Namun produksi bawang putih di Indonesia tidak mampu mencukupi permintaan tersebut. Salah satu penyebab rendahnya produksi bawang putih di Indonesia adalah gulma. Keberadaan gulma di area tanaman budidaya akan menyebabkan persaingan antara tanaman bawang putih dan gulma. Terutama dalam hal perebutan unsur hara, cahaya matahari dan air yang akan mengakibatkan turunnya produksi tanaman bawang putih. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi keberadaan gulma pada area tanaman bawang putih adalah dengan melakukan berbagai macam pengendalian. Pengendalian yang dapat menekan tumbuhnya gulma pada area tanaman bawang putih antara lain penyiangan, penggunaan herbisida oksifluorfen, penggunaan mulsa jerami dan penggunaan mulsa plastik hitam perak. Penelitian ini dilaksanakan mulai 18 Januari sampai dengan 3 Mei 2021, yang bertempat di Desa Tawangsari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Lokasi penelitian berada pada ketinggian 1100 m diatas permukaan laut. Curah hujan sebesar 1250 mm/tahun serta memiliki suhu rata-rata 25°C-31°C. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain cangkul, meteran, alat tugal, pipa air, ember, penggaris, timbangan analitik, alat tulis, papan penanda, sprayer dan kamera. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih bawang putih varietas lumbu hijau, pupuk kandang, pupuk urea, SP-36 dan KCl, mulsa jerami, mulsa plastik hitam perak, herbisida goal 240EC-1. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu tanpa pengendalian gulma (P0), penyiangan setiap 7 hari (P1), penyiangan 20, 30 dan 45 hst (P2), herbisida oksifluorfen 240EC (P3), herbisida oksifluorfen 240EC + penyiangan 30 hst (P4), mulsa jerami (P5), mulsa jerami + penyiangan 30 hst (P6), mulsa plastik hitam perak (P7), mulsa plastik hitam perak + penyiangan 30 hst (P8). Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan analisis ragam ANOVA (uji F) pada taraf 5% jika terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh antara perlakuan berbagai macam pengendalian gulma terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang putih. Perlakuan yang paling efektif dalam menekan pertumbuhan gulma adalah perlakuan penyiangan setiap 7 hari (P1) dengan nilai WCE sebesar 66%, 95%, 97% dan perlakuan mulsa plastik hitam perak + penyiangan 30 hst (P8) dengan nilai WCE sebesar 62%, 88%, 96%. Perlakuan berbagai macam pengendalian juga berpengaruh terhadap iii panjang tanaman. Sementara pada parameter jumlah daun, hanya terdapat pengaruh pada pengamatan 56 hst. Gulma yang mendominasi pada area pertanaman bawang putih adalah gulma Ageratum conyzoides (Bandotan). Perlakuan pengendalian gulma dengan hasil tertinggi pada tanaman bawang putih adalah perlakuan mulsa plastik hitam perak (P7) dengan nilai panen sebesar 3,17 ton ha-1 dan perlakuan mulsa plastik hitam perak + penyiangan 30 hst (P8) dengan nilai panen sebesar 3,32 ton ha-1. Dibuktikan dengan hasil nilai indeks gulma terendah yaitu sebesar 8% dan 3,66%

English Abstract

Garlic (Allium sativum L.) is a type of tuber plant that can live in highland and lowland areas. Garlic has many benefits such as antibacterial, antifungal, antihypertensive and antioxidant. Garlic is also an ingredient that is always needed in almost every type of cooking. Due to the level of need, the demand for garlic is getting higher along with the increasing number of people who use it. However, garlic production in Indonesia is not able to meet this demand. One of the causes of the low production of garlic in Indonesia is weeds. The presence of weeds in cultivated areas will cause competition between garlic plants and weeds. Especially in terms of the struggle for nutrients, sunlight and water which will result in a decrease in the production of garlic plants. Efforts that can be made to overcome the presence of weeds in the garlic plant area are to carry out various kinds of control. Controls that can suppress the growth of weeds in the garlic plantation area include weeding, use of the oxyfluorfen herbicide, use of straw mulch and use of silver black plastic mulch. This research was conducted from January 18 to May 3, 2021 which took place in Tawangsari Village, Pujon District, Malang Regency, East Java Province. The research location is at an altitude of 1100 m asl. The rainfall is 1250 mm/year and has an average temperature of 25°C-31°C. The tools used in this study include hoe, meters, tugal tools, water pipe, bucket, ruler, analytical scale, stationer, marker board, sprayer and camera. The materials used in this study were garlic seeds of Lumbu Hijau variety, manure, urea, SP-36 and KCl, straw mulch, silver black plastic mulch, goal herbicide 240EC-1. This research used a Randomized Block Design (RBD) with 9 treatments and 3 replications. The treatments used were without weed control (P0), weeding every 7 days (P1), weeding 20, 30 and 45 days after planting (P2), oxyfluorphene herbicide 240EC-1 (P3), oxyfluorphene herbicide 240EC-1 + weeding 30 days after planting (P4), straw mulch (P5), straw mulch + weeding 30 days after planting (P6), silver black plastic mulch (P7), silver black plastic mulch + weeding 30 days after planting (P8). The data obtained were then analyzed using analysis of variance (F test) at a level of 5% if there was a significant effect, then continued with the LSD test with a level of 5%. The results showed that there was an influence between various types of weed control treatments on the growth and yield of garlic plants. The most effective treatment in suppressing weed growth was weeding every 7 days (P1) with WCE values of 66%, 95%, 97% and black silver plastic mulch treatment + weeding 30 days after planting (P8) with WCE values of 62%, 88 %, 96%. The treatment of various types of control also affects the length of the plant. While on the number of leaves parameter, there was only an effect on the observation of 56 days after planting. The dominant weed in the garlic plantation area is Ageratum conyzoides (Bandotan) weed. The weed control treatment with the highest yield on garlic was black silver plastic mulch (P7) treatment with a harvest value of 3.17 tons ha-1 and silver black plastic mulch treatment + weeding 30 days after planting (P8) with a harvest value of 3.32 tons ha-1. It is proven by the results of the lowest weed index values of 8% and 3.66

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522040344
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 17 Mar 2023 01:49
Last Modified: 17 Mar 2023 01:49
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/197595
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Ahmad Rozaqi.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item