Simbolon, Menak and Dr. Ir. Setyono Yudo Tyasmoro, (2022) Pengaruh Dosis Pgpr (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.) Pada Sistem Tanam Monokultur Dan Tumpangsari. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tomat adalah salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Tanaman tomat dapat tumbuh pada dataran rendah hingga dataran tinggi yaitu 1500 mdpl. Produktivitas tomat di Indonesia mengalami fenomena yang berfluktuatif, pada tahun 2016 mencapai 2.599.702 kg, tahun 2017 meningkat sebesar 2.671.887 kg, kemudian mengalami kenaikan yang cukup tinggi pada tahun 2018 sebesar 3.594.486 kg. Produktivitas tomat mengalami produksi yang berfluktuatif pada tahun 2015 jumlah produksi tomat sebeesar 992,78 ton, tahun 2016 menurun menjadi 915,987 ton. Hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil tanaman tomat adalah dengan pemberian pupuk hayati yaitu pemberian PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) adalah mikroba tanah yang berada disekitar akar tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam memacu pertumbuhan serta perkembangan tanaman. PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) dijadikan sebagai salah satu cara untuk mengambalikan unsur hara karena terdapat beberapa bakteri dari kelompok PGPR yaitu bakteri penambat nitrogen. Pemberian PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) sebagai pupuk hayati merupakan cara yang alternatif stimulator pertumbuhan tanaman yang ramah lingkungan. Rhizobacteria yang diaplikasikan mengeluarkan hormon pertumbuhn yang berpengaruh terhadap akar dan pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi dari pemberian dosis PGPR yang berbeda pada pertumbuhan dan hasil tomat pada sistem tanam monokultur dan tumpangsari. Hipotesis dari penelitian ini ialah pemberian PGPR dengan konsentrasi 15 ml pada sistem tanam monokultur mampu memberikan interaksi pada pertumbuhan dan hasil tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.). Penelitian ini dilaksanakan di Perumahan Joyogrand RW 09, Kelurahana Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kabupaten Malang pada bulan Oktober 2021 hingga Januari 2022. Alat yang digunakan yaitu tray, cangkul, parang, sekop, hand tally, tali rafia, meteran kain, ember, selang, bilah bambu untuk tajir, tali tajir, timbangan digital, gelas ukur, oven, LAM (Leaf Area Meter), Lux meter, spidol, kertas sampel, buku tulis, pulpen, dan kamera. Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu PGPR, Air, pupuk kandang sapi, tanaman papaya umur 4 bulan dan benih tomat Servo F1. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah Rancangan split plot dengan menggunakan 2 faktor dan diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama yaitu konsentrasi PGPR yang terdiri dari 4 taraf yaitu 0 ml/liter (P0), 5 ml/liter (P1), 10 ml/liter (P2), 15 ml/liter (P3). Faktor kedua yaitu sistem tanam monokultur (K1) dan tumpangsari (K2) dengan tanaman pepaya. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah variabel pertumbuhan (Non destruktif) dan hasil (Destruktif). Parameter pertumbuhan yang diamati yaitu tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), waktu berbunga (hari), persentase bunga mejadi buah (%), jumlah bunga, dan buah yang terbentuk (buah). ii ii Parameter hasil yang diamati yaitu luas daun (cm2), berat basah total tanaman (gram), berat kering total tanaman (gram), laju pertumbuhan tanaman (gram/cm2/hari), jumlah buah pertanaman (buah), bobot buah pertanaman (g) dan bobot buah perhektar (ton/ha). Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) dari rancangan split plot untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari perlakuan. Hasil pengujian apabila menunjukkan terdapat pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji lanjut BNJ (Beda Nyata Jujur) dengan taraf 5%. Hasil penelitian pemberian PGPR dengan konsentrasi yang berbeda dan sistem tanam pada tanaman tomat dapat disimpulkan bahwa pada masing-masing konsentrasi PGPR dan sistem tanam memberikan pengaruh secara nyata terhadap seluruh parameter pengamatan. Pemberian PGPR dengan konsentrasi 15 ml/L pada sistem tanam monokultur memberikan hasil yang terbaik pada pertumbuhan dan produksi tanaman tomat. Semakin tinggi konsentrasi yang diberikan, maka hasil produksi semakin meningkat dan semakin tinggi cahaya yang diterima hasil produksi juga semakin tinggi. Pertumbuhan dan produksi tanaman tomat pada konsentrasi 15 ml/L dengan sistem tanam monokultur memiliki hasil yang tertinggi daripada perlakuan lainnya yaitu 2723,99 kg pertanaman. Hal tersebut dikarenakan pada konsentrasi 15 ml/L merupakan konsentrasi tertinggi pada sistem tanam monokultur dibandingkan konsentrasi lainnya pada sistem tanam monokultur dan tumpangsari. Pemberian PGPR dengan konsentrasi 15 ml/L adalah konsentrasi terbaik sehingga dijadikan rekomendasi untuk budidaya tanaman tomat
English Abstract
Tomato is one of the horticultural commodities that have important economic value in Indonesia. Tomato plants can grow in the lowlands to the highlands of 1500 meters above sea level. Tomato productivity in Indonesia experienced a fluctuating phenomenon, in 2016 it reached 2,599,702 kg, in 2017 it increased by 2,671,887 kg, then experienced a fairly high increase in 2018 of 3,594,486 kg. Tomato productivity experienced fluctuating production in 2015 the amount of tomato production was 992.78 tons, in 2016 it decreased to 915.987 tons. The thing that can be done to increase the yield of tomato plants is by giving bio fertilizers is the provision of PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) are soil microbes that are around plant roots, either directly or indirectly involved in spurring plant growth and development. PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) is used as a way to restore nutrients because there are several bacteria from the PGPR group, namely nitrogen-fixing bacteria. Provision of PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) as a biological fertilizer is an alternative way to stimulate plant growth that is environmentally friendly. The applied rhizobacteria secrete growth hormones that affect roots and plant growth. This study aims to determine the interaction of different doses of PGPR on the growth and yield of tomatoes in monoculture and intercropping systems. The hypothesis of this study is to present PGPR with a concentration of 15 ml in a monoculture planting system capable of interacting with the growth and yield of tomato plants (lycopersicum L.). This research was carried out in Joyogrand RW 09 Housing, Merjosari Village, Lowokwaru District, Malang Regency from October 2021 to January 2022. The tools used were tray, hoe, machete, shovel, hand tally, raffia rope, cloth meter, bucket, hose, bamboo slats for tajir, tajir rope, digital scale, measuring cup, oven, LAM (Leaf Area Meter), Lux meter, marker, sample paper, notebook, pen, and camera. The materials used in the study were PGPR, water, cow manure, papaya plants aged 4-5 months and Servo F1 tomato seeds. The method used in this study is a nested design using 2 factors and repeated 3 times. The first factor is the concentration of PGPR which consists of 4 levels, namely 0 ml/liter (P0), 5 ml/liter (P1), 10 ml/liter (P2), 15 ml/liter (P3). The second factor is monoculture (K1) and intercropping (K2) systems with papaya plants. Parameters observed in this study were growth variables (Non-destructive) and yield (Destructive). Growth parameters observed were plant height (cm), number of leaves (strands), flowering time (days), percentage of flowers to fruit (%), number of flowers, and flowers to fruit (fruit). The yield parameters observed were leaf area (cm2), total plant wet weight (grams), total plant dry weight (grams), plant growth rate (grams/cm2/day), number of fruit planted (fruit), fruit weight (grams) ) and fruit weight per hectare (tons/ha). Observational data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) from a nested design to determine whether or not there was iv iv an effect of treatment. The test results if there is a significant effect, then proceed with the further test of HSD (Honestly Significant Difference) with a level of 5%. The results of the study of giving PGPR with different concentrations and planting systems on tomato plants can be concluded that at each concentration of PGPR and planting systems have a significant effect on all parameters of observation. Administration of PGPR with a concentration of 15 ml/L in a monoculture planting system gave the best results on the growth and production of tomato plants. The higher the concentration given, the higher the production yield and the higher the light received, the higher the production. Growth and production of tomato plants at a concentration of 15 ml/L with monoculture planting system had the highest yield than other treatments, namely 2723.99 kg per plant. This is because the concentration of 15 ml/L is the highest concentration in monoculture cropping systems compared to other concentrations in monoculture and intercropping systems. Giving PGPR with a concentration of 15 ml/L is the best concentration so that it is used as a recommendation for tomato plant cultivation
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522040252 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 02 Jan 2023 04:14 |
Last Modified: | 02 Jan 2023 04:14 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196491 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Menak Simbolon.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (3MB) |
|
Other (Generate index codes conversion from text to indexcodes)
indexcodes.txt Restricted to Registered users only Download (0B) |
Actions (login required)
View Item |