Pengaruh Komposisi Lanskap Terhadap Keanekaragaman Dan Kelimpahan Parasitoid Hymenopteran Pada Pertanaman Padi

Yanuarti, Indah and Dr. Akhmad Rizali, and Dr. Silvi Ikawati, (2022) Pengaruh Komposisi Lanskap Terhadap Keanekaragaman Dan Kelimpahan Parasitoid Hymenopteran Pada Pertanaman Padi. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Padi merupakan tanaman pangan utama yang banyak dibudiayakan oleh petani di Indonesia. Penurunan produksi padi yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah serangan hama. Populasi serangga hama dapat dikendalikan dengan keberadaan musuh alami dalam suatu agroekosistem. Salah satu jenis musuh alami adalah parasitoid. Lebih dari 80% spesies parasitoid yang termasuk ke dalam Ordo Hymenoptera. Keanekaragaman dan kelimpahan parasitoid hymenopteran dipengaruhi oleh keberadaan inang, suhu dan kelembapan relatif, tumbuhan liar dan jenis vegetasi disekitar lahan. Selain itu, keanekaragaman dan kelimpahan parasitoid hymenopteran di lapang dipengaruhi oleh struktur lanskap yaitu number of patch (NP) dan class area (CA). NP merupakan jumlah patch dari tipe penggunaan lahan yang spesifik, sedangkan CA merupakan luasan area dengan tipe penggunaan lahan yang sama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik lanskap pada setiap lokasi penelitian pertanaman padi, keanekaragaman dan kelimpahan serta komposisi, faktor – faktor yang mempengaruhi keanekaragaman dan kelimpahan serta pengaruh komposisi lanskap terhadap keanekaragaman dan kelimpahan parasitoid hymenopteran pada pertanaman padi. Penelitian dilakukan mulai bulan Januari hingga bulan Maret 2022. Sedangkan kegiatan identifikasi dan analisis dilakukan pada April 2022. Pengambilan sampel serangga dilakukan di 14 titik lahan pertanaman padi yang terletak di tiga provinsi yaitu Sumatera Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Penulis melakukan penelitian hanya pada dua lokasi yang terletak di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Sedangkan 12 lokasi lainnya dilakukan oleh peneliti yang lain. Namun, identifikasi dan analisis serangga hymenopteran pada 14 lokasi dilakukan oleh penulis. Kriteria penentuan lokasi dan plot pengamatan adalah jarak antara lokasi minimal 1 km dan luas lahan pertanaman padi minimal 500 m2. Pada setiap lokasi pengamatan dibuat plot dengan ukuran 10 x 10 m. Pengambilan sampel parasitoid hymenopteran dilakukan dua kali, yaitu pada tanaman padi umur 5 dan 11 MST dengan metode lampu perangkap (LP). LP diletakkan pada bagian tengah plot pengamatan dengan jumlah satu perangkap pada setiap lokasi pengamatan. Pemasangan LP dilakukan pada sore hari pukul 17:00 WIB dan pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari berikutnya pukul 07:00 WIB. Hasil tangkapan dari LP diamati dan diidentifikasi hingga tingat morfospesies. Bersama dengan itu, karakterisasi lanskap dari setiap lokasi penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu survei lapang, pemetaan lahan (digitasi) dan analisis komposisi lanskap. Setelah lokasi penelitian telah ditentukan, maka dapat diketahui titik koordinat pada bagian tengah lahan penelitian di Google Earth. Google Earth merupakan perangkat lunak yang memiliki koleksi peta citra satelit gambaran bumi. Peta dasar yang digunakan adalah peta satelit dari Google Earth. Kemudian peta tersebut ditandai dengan bentuk lingkaran warna merah dan bagian tengah lahan penelitian sebagai titik tengah lingkaran. Bentuk lingkaran tersebut mencakup radius 500 m. Peta tersebut dicetak dan dibawa ke lahan. Survei lapangan dilakukan vi dengan mengamati tipe penggunaan lahan disekitar lokasi. Area yang berada di dalam lingkaran radius 500 m tersebut didelineasi dan diberi keterangan sesuai tipe penggunaan lahan pada setiap lokasi. Delineasi merupakan kegiatan membuat garis batas pada peta yang digunakan untuk membentuk dan menandai suatu wilayah yang mempunyai karakteristik tertentu. Tipe penggunaan lahan yang didelineasi adalah lahan pertanian padi dan lahan pertanian, hutan, perkebunan, pemukiman, jalan, sungai, area industri dan lahan terbuka. Hasil peta yang telah didelineasi tersebut kemudian didigitasi dengan menggunakan perangkat lunak Q-GIS (quatum-geographic information system). Setelah itu, hasil digitasi dianalisis dengan menggunakan fitur lecoS (landscape ecology statistic) yang merupakan add in dari perangkat lunak Q-GIS dan didapatkan data berupa luasan CA dan NP pada setiap lahan. Pengambilan data pendukung dilakukan dengan wawacara pada petani pemilik lahan mengenai varietas tanaman, pemupukan dan penggunaan pestisida, sedangkan data suhu dan kelembapan relatif (KR) diperoleh melalui data BMKG secara daring. Analisis ragam dilakukan pada penggunaan pupuk dan pestisida terhadap keanekaragaman dan kelimpahan parasitoid hymenopteran. Sedangkan analisis regresi dilakukan pada suhu dan KR serta komposisi lanskap yaitu CA dan NP hutan, CA dan NP perkebunan, CA dan NP pertanian dan CA dan NP padi terhadap keanekaragaman dan kelimpahan parasitoid hymenopteran. Karakteristik lanskap pada 14 lokasi penelitian berbeda – beda. Terdapat delapan tipe penggunaan lahan yaitu lahan pertanian, perkebunan, sungai, pemukiman, hutan, area industri, lahan terbuka dan jalan. Tipe penggunaan lahan pertanian dan pemukiman terdapat pada semua lokasi. Namun tidak semua tipe penggunaan lahan terdapat pada semua lokasi seperti perkebunan, sungai, hutan, area industri, lahan terbuka dan jalan. Tipe penggunaan lahan yang mendominasi dari 14 lokasi penelitian adalah pertanian, perkebunan dan pemukiman. Dari hasil penelitian, diperoleh 224 individu parasitoid yang terdiri atas 10 morfospesies dari lima famili. Morfospesies dengan sebaran paling tinggi yaitu dari famili Braconidae. Jumlah morfospesies terbanyak yaitu dari famili Barconidae dan Ichneumonidae. Jumlah individu paling banyak yaitu dari famili Cynipidae, sedangkan jumlah individu paling sedikit yaitu dari famili Dryinidae. Faktor budidaya seperti penggunaan pupuk dan pestisida tidak berpengaruh terhadap keanekaragaman dan kelimpahan parasitoid hymenopteran, begitu juga suhu dan KR tidak berkorelasi terhadap keanekaragaman dan kelimpahan parasitoid hymenopteran. Pada komposisi lanskap yaitu CA hutan, NP hutan, CA perkebunan, CA pertanian, NP pertanian, CA Padi dan NP padi tidak berkorelasi terhadap keanekaragaman dan kelimpahan parasitoid hymenoptera. Namun, NP perkebunan berkorelasi terhadap keanekaragaman, tetapi tidak berkorelasi terhadap kelimpahan parasitoid hymenopteran

English Abstract

Paddy is the main food crop that is widely cultivated by farmers in Indonesia. The decline in paddy production in Indonesia is caused by various factors, one of which is pest attack. Populations of insect pests can be controlled by the presence of natural enemies in an agroecosystem. One type of natural enemy is a parasitoid. More than 80% of parasitoid species belonging to the Order Hymenoptera. The diversity and abundance of hymenopteran parasitoids are influenced by the presence of the host, temperature and relative humidity, wild plants and types of vegetation around the land. In addition, the diversity and abundance of hymenopteran parasitoids in the field are influenced by the landscape structure, namely the number of patches (NP) and class area (CA). NP is the number of patches of a specific land use type, while CA is the area with the same land use type. The purpose of this study was to study the characteristics of the landscape at each research location for paddy cultivation, diversity and abundance and composition, factors influencing diversity and abundance and the effect of landscape composition on the diversity and abundance of hymenopteran parasitoids in paddy cultivation. The research was conducted from January to March 2022. While the identification and analysis activities were carried out in April 2022. Insect sampling was carried out at 14 points of paddy planting land located in three provinces, namely West Sumatra, Central Java and East Java. The author conducted research in only two locations located in Gresik Regency, East Java. While the other 12 locations were carried out by other researchers. However, identification and analysis of hymenopteran insects at 14 sites was carried out by the authors. The criteria for determining the location and the observation plot are the distance between the location of at least 1 km and the area of paddy fields of at least 500 m2. At each observation location a plot with a size of 10 x 10 m was made. Sampling of hymenopteran parasitoids was carried out twice, namely on paddy plants aged 5 and 11 MST using the lamp trap (LP) method. The LP is placed in the center of the observation plot with one trap at each observation location. Installation of the LP was carried out in the afternoon at 17:00 WIB and sampling was carried out in the morning the next day at 07:00 WIB. The catch from the LP was observed and identified to the morphospecies level. Along with that, the landscape characterization of each research location was carried out through several stages, namely field surveys, land mapping (digitization) and landscape composition analysis. After the research location has been determined, it can be seen the coordinates of the center of the research area in Google Earth. Google Earth is a software that has a collection of maps of satellite imagery of the earth. The base map used is a satellite map from Google Earth. Then the map is marked with a red circle and the center of the research area is the center point of the circle. The circular shape covers a radius of 500 m. The map is printed and brought to the field. The field survey was conducted by observing the type of land use around the site. Areas within the 500 m radius circle are delineated and given information according to viii the type of land use at each location. Delineation is an activity to draw a boundary line on a map that is used to form and mark an area that has certain characteristics. The types of land use that are delineated are paddy farming land and agricultural land, forests, plantations, settlements, roads, rivers, industrial areas and open land. The delineated map results are then digitized using Q-GIS (quatum-geographic information system) software. After that, the digitization results were analyzed using the lecoS (landscape ecology statistic) feature which is an add-in to the Q- GIS software and obtained data in the form of CA and NP areas on each land. Supporting data was collected through interviews with land-owning farmers regarding plant varieties, fertilization and pesticide use, while temperature and relative humidity (KR) data were obtained through online BMKG data. Analysis of variance was carried out on the use of fertilizers and pesticides on the diversity and abundance of hymenopteran parasitoids. While the regression analysis was carried out on temperature and KR as well as landscape composition, namely CA and NP of forest, CA and NP of plantations, CA and NP of agriculture and CA and NP of paddy on diversity and abundance of hymenopteran parasitoids. The characteristics of the landscape at the 14 research sites are different. There are eight types of land use, namely agricultural land, plantations, rivers, settlements, forests, industrial areas, open land and roads. Types of agricultural land use and settlements were found in all locations. However, not all types of land use are found in all locations such as plantations, rivers, forests, industrial areas, open land and roads. The dominant land use types from the 14 research sites are agriculture, plantations and settlements. From the results of the study, obtained 224 individual parasitoids consisting of 10 morphospecies from five families. The morphospecies with the highest distribution is from the family Braconidae. The highest number of morphospecies is from the families Barconidae and Ichneumonidae. The highest number of individuals was from the Cynipidae family, while the least number of individuals was from the Dryinidae family. Cultivation factors such as the use of fertilizers and pesticides did not affect the diversity and abundance of hymenopteran parasitoids, as well as temperature and KR did not correlate with the diversity and abundance of hymenopteran parasitoids. In landscape composition, namely forest CA, forest NP, plantation CA, agricultural CA, agricultural NP, paddy CA and paddy NP were not correlated with the diversity and abundance of hymenoptera parasitoids. However, plantation NP correlated with diversity, but did not correlate with hymenopteran parasitoid abundance

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522040227
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 29 Dec 2022 07:14
Last Modified: 29 Dec 2022 07:14
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196439
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
INDAH YANUARTI.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item