Peranan Ruang Terbuka Hijau Terhadap Penurunan Konsentrasi Co2 Dan Tingkat Kenyamanan Di Dua Perumahan Kota Malang

Widianto, Faris Aditya and Ir. Ninuk Herlina,, MS. (2022) Peranan Ruang Terbuka Hijau Terhadap Penurunan Konsentrasi Co2 Dan Tingkat Kenyamanan Di Dua Perumahan Kota Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kota Malang merupakan kota yang terletak di Jawa Timur dengan jumlah penduduk 843,810 jiwa. Kota ini memiliki daya tarik pariwisata yang cukup tinggi sehingga terjadi perkembangan infrastruktur yang sangat pesat. Perkembangan perkotaaan selain menghasilkan dampak positif ternyata menghasilkan dampak negatif, salah satunya dapat menyebabkan pengelolaan ruang kota yang berat akibat oleh arus urbaniasi sehingga perlu adanya penataan yang tepat dalam pengelolaan tata ruang dalam suatu kota terutama pada kawasan hunian contohnya harus memiliki Ruang Terbuka Hijau yang sesuai. Ruang terbuka hijau sangat diperlukan di wilayah perkotaan yaitu untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan sehat bagi masyarakat kota. Oleh karena itu, dalam pengembangan kawasan perkotaan, diperlukan keseimbangan antara Ruang Terbuka Non Hijau seperti kawasan industri dan kawasan perumahan dengan Ruang Terbuka Hijau. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan ruang terbuka hijau dalam menurunkan konsentrasi CO2 dan tingkat kenyamanan pada dua perumahan di kota Malang yaitu perumahan Permata Jingga dan perumahan Griya Shanta. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga bulan November 2021 di kota Malang yang difokuskan pada dua kawasan hunian yaitu Perumahan Permata Jingga dan Perumahan Griya Shanta. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu CO2 meter, Thermohygrometer digital, lux meter, Peta kedua RTH dari citra Google Earth, aplikasi Statistical Product and Service Solution (SPSS), alat tulis dan kamera. Sedangkan bahan yang dijadikan objek penelitian ialah data suhu udara, konsentrasi CO2 dan vegetasi (Jenis vegetasi dan kerapatan vegetasi) Metode penelitian yang digunakan yaitu metode observasi langsung secara deskripstif yaitu dengan mengumpulkan data secara langsung di lapang dan kemudian data – data tersebut diinterpretasikan dan dianalisis. Pengambilan data dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari yaitu pada pukul 04.00 WIB dan 13.00 WIB. Pengukuran pada pukul 04.00 WIB berfungsi sebagai kontrol yaitu pada saat suhu udara minimum dan CO2 hanya berasal dari vegetasi di dalam ruang terbuka hijau. Sedangkan pada pukul 13.00 WIB di mana suhu udara maksimum dan CO2 berasal dari aktivitas manusia dan kendaraan bermotor di sekitar ruang terbuka hijau. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan penyerapan CO2 di kedua perumahan dan tingkat kenyamanan di kedua perumahan pada pukul 04.00 WIB dan 13.00 WIB maka di analisis menggunakan uji T dengan menggunakan data konsentrasi CO2, intensitas cahaya dan kelembaban udara. vii Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ruang Terbuka Hijau yang terdapat pada perumahan Permata Jingga memiliki kerapatan tajuk sebesar 89,34% dan mempunyai vegetasi dengan daya serap CO2 lebih tinggi jika dibandingkan dengan beberapa jenis vegetasi lain yang terdapat pada perumahan Griya Shanta sehingga mempunyai kemampuan lebih tinggi dalam penyerapan CO2. Dengan kerapatan tajuk yang lebih rapat tersebut memengaruhi suhu udara yang lebih rendah, kelembaban udara yang lebih lembab dan juga intensitas cahaya yang masuk rendah. Namun Ruang Terbuka Hijau yang ada di dua perumahan ini yaitu perumahan Permata Jingga dan Perumahan Griya Shanta masuk dalam kategori tercemar karena nilai CO2 telah melebihi ambang batas maksimal CO2 di udara yaitu sebesar 330 ppm, sedangkan rata- rata terendah Ruang Terbuka Hijau di kedua perumahan ini mencapai 420,2 ppm. Berdasarkan nilai THI yang diperoleh kawasan hunian yang ada di perumahan Permata jingga lebih nyaman jika dibandingan dengan perumahan Griya Shanta

English Abstract

Malang city is a city located in east Java with a population of 843,810 people. This city has a high enough tourism appeal so that there is a very rapid development. The development of the city in addition to producing a positive impact turns out to produce negative impacts, one of which can cause the management of heavy urban space due to urbanization flows so that there needs to be proper arrangement in the management of spatial arrangements in a city, especially in residential areas, for example, must have appropriate Green Open Space. Green open space is needed in urban areas, namely to create a comfortable and healthy environment for the people of the city. Therefore, in the development of urban areas, a balance is needed between Non-Green Open Spaces such as industrial areas and Residential areas with Green Open Spaces. The study aims to analyze the effect of the use of green open space in lowering CO2 concentrations and comfort levels in two housing in the unfortunate city, namely Permata Jingga housing and Griya Shanta housing. The research was conducted in August to November 2021 in malang city which focused on two residential areas, namely Permata Jingga Housing and Griya Shanta Housing. The tools used in the study are CO2 meter, digital thermohygrometer, lux meter, map of both parks from Google Earth imagery, Statistical Product and Service Solution (SPSS) application, stationery and camera. While the material used as the object of the study is data on air temperature, CO2 concentration and vegetation (Type of vegetation and vegetation density) The research method used is a method of direct observation in a descriptive manner that is by collecting data directly in the field and then the data is interpreted and analyzed. Data collection is done 2 times a day, namely at 04.00 AM and 13.00 PM. Measurements at 04.00 AM serve as a control that is when the minimum air temperature and CO2 only comes from vegetation in green open spaces. While at 13.00 PM where the maximum air temperature and CO2 comes from human activities and motor vehicles around green open spaces. To find out the difference in CO2 absorption ability in both housing and comfort levels in both housing at 04.00 AM and 13.00 PM then analyzed using the T test using data on CO2 concentration, light intensity and air humidity. The results of this study showed that the Green Open Space contained in Permata Jingga housing has a headline density of 89,34% and has vegetation with a higher CO2 absorption when compared to some other types of vegetation contained in Griya Shanta housing so that it has a higher ability in CO2 absorption. then with a tighter header density it affects lower air temperature, humidity of the air is more humid ix and also the intensity of light that enters low. But the Green Open Space in these two housings, namely Permata Jingga housing and Griya Shanta Housing, is included in the polluted category because the value of CO2 has exceeded the maximum threshold of CO2 in the air, which is 330 ppm, while the lowest average of Green Open Space in these two housing has reached 420,2 ppm. Based on the value of THI obtained by residential areas in Permata Jingga housing is more comfortable when compared to Griya Shanta housing.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522040210
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 18 Nov 2022 02:25
Last Modified: 18 Nov 2022 02:25
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196388
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Faris Aditya W.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item