Sari, Novy Aprillia Eka and Dr. Ir. Sukardi,, MS. and Dr. Ir. Susinggih Wijana,, MS. (2022) Karakterisasi Sifat Fisikokimia Masker Clay dengan Penambahan Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea indica Less.) sebagai Antioksidan Alami. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Permasalahan kulit paling umum disebabkan oleh radikal bebas utamanya paparan sinar UV. Beberapa diantaranya yang sering dihadapi oleh masyarakat Indonesia adalah jerawat, flek hitam, minyak berlebih, hingga penuaan dini. Salah satu jenis masker wajah yang paling umum digunakan adalah clay mask. Penambahan antioksidan dalam formulasi sediaan masker clay berperan dalam menunda inisiasi pembentukan radikal bebas pada kulit. Bahan yang berperan sebagai antioksidan alami adalah beluntas (Pluchea indica L.) khususnya pada bagian daun. Kandungan fitokimia utama pada daun beluntas diantaranya adalah flavonoid, fenolik, tanin, vitamin C, saponin, fenol hidrokuinon, sterol, dan alkaloid. Proses pengambilan senyawa antioksidan pada daun beluntas dengan cara maserasi, karena sifat senyawanya yang bersifat sangat volatil. Berdasarkan uraian tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh ekstrak daun beluntas dengan metode maserasi dengan aktivitas antioksidan tinggi, kemudian diformulasikan menjadi sediaan masker clay dan diuji karakteristik fisik dan kimianya. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor perlakuan yaitu waktu maserasi daun beluntas. Faktor perlakuan terdiri atas 6 level yaitu waktu maserasi 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, 5 jam, dan 6 jam dan setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Penelitian diawali dengan pembuatan ekstrak daun beluntas dengan maserasi yang kemudian dianalisis rendemen, kadar air, dan aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH. Hasil ekstrak dengan aktivitas antioksidan tertinggi diformulasikan ke dalam sediaan masker. Penelitian dilanjutkan dengan uji karakteristik fisik organoleptik dengan parameter warna, aroma, konsistensi, pH, homogenitas, daya sebar, dan waktu kering dengan mengacu pada SNI 16-6070-1999 tentang sediaan masker dan SNI 16-4399-1996 tentang pelembab kulit, serta uji aktivitas antioksidan pada sediaan masker dan diakhiri dengan uji iritasi pada 3 responden sukarelawan. Data yang didapatkan dianalisis menggunakan software SPSS 16.0 dengan metode KS dan dilanjutkan dengan uji DMRT 5%. Berdasarkan hasil penelitian, data yang didapatkan merupakan data yang berdistribusi normal dan memiliki perbedaan signifikan antar perlakuan. Perlakuan terbaik menghasilkan aktivitas antioksidan sangat kuat adalah pada waktu maserasi 6 jam dengan nilai IC50 sebesar 37,289 ppm. Ekstrak tersebut kemudian diformulasikan ke dalam sediaan masker yang menghasilkan karakteristik fisik organoleptik berwarna hijau, beraroma khas daun beluntas, pH 5,5, memiliki konsistensi berbentuk pasta cair dan homogen, dengan daya sebar 7 cm, dan waktu kering selama 14 menit 50 detik. Hasil sediaan tersebut memiliki karakteristik berbeda dengan sediaan masker clay blanko tanpa penambahan ekstrak dimana berwarna putih, beraroma khas gliserin, pH 6,7, memiliki konsistensi berbentuk pasta cair dan homogen dengan daya sebar 6,5 cm, dan waktu kering selama 18 menit 9 detik. Setelah diformulasikan ke dalam sediaan masker clay, hasil menunjukkan bahwa penambahan ekstrak daun beluntas 10% mampu berperan sebagai agen antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 176,421 ppm namun tergolong aktivitas yang lemah. Aktivitas antioksidan sediaan masker clay ekstrak daun beluntas memiliki nilai IC50 yang lebih baik dibandingkan dengan sediaan masker clay tanpa penambahan ekstrak yang memiliki nilai IC50 sebesar 371,785 ppm dimana tergolong aktivitas antioksidan kelompok sangat lemah atau tidak aktif.
English Abstract
The most common skin problems are caused by free radicals, especially UV exposure. Some of them that are often faced by Indonesian people are acne, black spots, excess oil, and premature skin aging. One of the most commonly used types of face masks is clay masks. The addition of antioxidants in clay mask formulations plays a role in delaying the initiation of free radical formation on the skin. The ingredient that acts as a natural antioxidant is “beluntas” (Pluchea indica L.) especially in its leaves. The main phytochemical content in beluntas leaves are flavonoids, phenolics, tannins, vitamin C, saponins, phenol hydroquinone, sterols, and alkaloids. The process of taking antioxidant compounds in beluntas leaves is done by maceration, because of the chemical compounds are very volatile. Based on this description, this study aims to obtain beluntas leaf extract by maceration method with high antioxidant activity, then formulated into a clay mask preparation and tested for its physical and chemical characteristics. The research design used in this study was a Randomized Block Design (RBD) with one treatment factor, namely maceration time of “beluntas” leaves. The treatment factor consisted of 6 levels, namely maceration time of 1 hour, 2 hours, 3 hours, 4 hours, 5 hours, and 6 hours and each treatment was repeated 4 times. The study began with the production of “beluntas” leaf extract by maceration which was then analyzed for its yield, water content, and antioxidant activity using the DPPH method. The extract with the highest antioxidant activity was formulated into a mask preparation. The research was continued by testing the organoleptic physical characteristics with parameters of color, aroma, consistency, pH, homogenity,dispersibility, and dry time with reference to SNI 16-6070-1999 on mask preparations and SNI 16-4399-1996 on skin moisturizers, as well as testing antioxidant activity in the mask preparation and ended with irritation test on 3 volunteer respondents. The data obtained were analyzed using SPSS 16.0 software with the KS method and continued with the 5% DMRT test. Based on the results of the study, the data obtained were data that were normally distributed and had significant differences between treatments. The best treatment to produce very strong antioxidant activity was at a maceration time of 6 hours with an IC50 value of 37,289 ppm. The extract is then formulated into a mask preparation which produces organoleptic physical characteristics of green color, has a distinctive aroma of “beluntas” leaves, pH 5,5, has a consistency in the form of a liquid and homogeneous paste, with a spreading area of 7 cm, and a drying time of 14 minutes 50 seconds. The results of these preparations have different characteristics with blank clay mask preparations without the addition of extract which are white, have a distinctive glycerin aroma, pH 6,7, have a consistency in the form of a liquid and homogeneous paste with a spreading area of 6,5 cm, and drying time for 18 minutes 9 seconds. After being formulated into clay mask preparations, the results showed that the addition of 10% “beluntas” leaf extract was able to act as an antioxidant agent with an IC50 value of 176,421 ppm but classified as weak activity. The antioxidant activity of the beluntas leaf extract clay mask has a better IC50 value than the clay mask without the addition of extract which has an IC50 value of 371,785 ppm which is classified as a very weak or inactive group of antioxidant activity.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522100260 |
Uncontrolled Keywords: | Antioksidan, Ekstrak Daun Beluntas, Maserasi, Masker Clay, Metode DPPH.Antioxidant, “Beluntas” Leaf Extract, Clay Mask, DPPH Method, Maceration. |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Industri Pertanian |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 18 Nov 2022 01:19 |
Last Modified: | 18 Nov 2022 01:19 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196385 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Novy Aprillia Eka Sari.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (3MB) |
Actions (login required)
View Item |