Rahmatan, Apik Ilham and Prof. Ir. Arifin Noor Sugiharto,, M.Sc., Ph.D (2022) Variabilitas Beberapa Galur Jagung Pakan (Zea Mays L.) Generasi S2. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman pangan utama di Indonesia setelah padi. Seiring berkembangnya teknologi, jagung juga dapat diolah menjadi produk seperti tepung, minyak dan makanan olahan. Data Kementan (2020) menunjukkan produksi jagung tahun 2020 dapat mencapai 24,95 juta ton pipilan kering, mengalami peningkatan dari tahun 2019 yaitu 20,5 juta ton. Upaya untuk meningkatkan produksi jagung terus dilakukan dengan mengembangkan varietas hibrida. Dimana syarat untuk membentuk varietas hibrida salah satunya dibutuhkan pemilihan tetua unggul. Untuk mendapatkan tetua unggul tersebut dibutuhkan seleksi tanaman dari galur-galur yang berpotensi. Seleksi akan efektif dilakukan pada galur-galur yang memiliki keragaman atau variasi genetik yang tinggi. Variasi genetik yang muncul pada generasi S2 hasil selfing dapat disebabkan oleh adanya segregasi atau terjadi pemisahan gen secara bebas, sehingga dibutuhkan pengamatan variabilitas pada generasi S2. Populasi S2 yang digunakan merupakan hasil seleksi dari generasi S1 sehingga terdapat perubahan keragaman genetik dari generasi sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman antar galur, nilai duga heritabilitas dan keragaman dalam galur pada beberapa galur jagung pakan generasi S2 dan mengetahui galur yang berpotensi sebagai tetua unggul. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2021 di Desa Areng-Areng, Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Penelitian ini menggunakan 33 genotipe yang terdiri dari 33 galur jagung pakan generasi S2 yang disusun dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 3 ulangan. Alat yang digunakan adalah alat pertanian, gunting, timbangan, mistar, kamera, kain atau kertas warna abu-abu, label, kertas milimeter blok, dan sprayer. Variabel pengamatan terdiri atas karakter kuantitatif dan kualitatif. Karakter kuantitatif terdiri dari umur berbunga (hst), umur panen (hst), tinggi letak tongkol (cm), bobot perplot (kg), bobot tongkol (g), diameter tongkol (cm), jumlah susunan baris (baris), bobot 100 biji (g), dan rendemen (%). Sedangkan karakter kualitatif meliputi bentuk ujung daun pertama, warna glume, warna anther, warna silk, bentuk tongkol, dan bentuk biji. Data kuantitatif dianalisis dengan analisis ragam atau uji F (ANOVA) dengan taraf 5%. Jika menunjukkan hasil berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) taraf 5%. Sedangkan data kualitatif disajikan dalam bentuk deskripsi karakter dengan sifat yang mayoritas muncul pada masing-masing galur. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa beberapa galur jagung pakan generasi S2 yang diuji memiliki keragaman antar galur yang rendah pada semua karakter kuantitatif dan seragam pada karakter kualitatif warna glume. Terdapat nilai duga heritabilitas yang sedang hingga tinggi pada beberapa karakter yang diamati. Keragaman di dalam galur tergolong rendah pada karakter tinggi letak tongkol, jumlah susunan baris, diameter tongkol, dan rendemen. Terdapat keragaman di dalam galur dengan kriteria rendah hingga sedang pada karakter bobot tongkol dan bobot 100 biji. Galur yang berpotensi adalah galur PA2, PA9, PA12 dan PA16 karena keragaman di dalam galurnya rendah atau seragam terhadap paling banyak karakter yang diamati.
English Abstract
Corn (Zea mays L.) is the main food crop in Indonesia after rice. With the development of technology, corn can also be processed into products such as flour, oil and processed foods. The data of Ministry of Agriculture (2020) shows corn production in 2020 can reach 24.95 million tons of dry kernels, having an increase from 2019 which reached 20.5 million tons. Efforts to increase corn production continue to be made by developing hybrid varieties. One of the requirements for forming hybrid varieties is the selection of superior parents. To get these superior parents, it is necessary to select plants from potential lines. Selection will be effective on lines that have high genetic variability. The genetic variation that appears in the selfing S2 generation can be caused by segregation or free gene separation, so it is necessary to observe variability in the S2 generation. The S2 population used is the result of selection from the S1 generation so that there is a change in genetic variability from the previous generation. The purpose of this study was to determine the interlines variability, predict heritability and intralines variability of several S2 generation lines of field corn and to identify lines that have the potential to be superior parents. This research was conducted in March-July 2021 in Areng-Areng, Dadaprejo Village, Junrejo District, Batu City. This study used 33 genotypes consisting of 33 S2 generation maize lines which were arranged using a randomized block design with 3 replications. The tools used are agricultural tools, scissors, scales, ruler, camera, cloth or gray paper, labels, millimeter block paper, and a sprayer. Observational variables consist of quantitative and qualitative characters. Quantitative characters consisted of flowering age (DAP), harvest time (DAP), cob location (cm), weight per plot (kg), cob weight (g), cob diameter (cm), the number of rows arrangement (rows), the weight of 100 seeds (g), and kernels per cob ratio (%). While the qualitative characters include the shape of the tip of the first leaf, glume color, anther color, silk color, cob shape, and seed shape. The quantitative data were analyzed by analysis of variance or F test (ANOVA) with a level of 5%. If it shows a significant different, then it is continued with the further test of Tukey Test at 5% level. While the qualitative data is presented in the form of character descriptions with the majority of traits appearing in each line. Based on the results of this research, it can be concluded that several S2 generation lines of field corn had low interline variability in all quantitative characters and uniform in qualitative characters in glume color. There are moderate to high heritability for several observed characters. The intralines variability was classified as low on the characters of the cob location, the number of rows, cob diameter, and kernels per cob ratio. There was intralines variability with low to moderate criteria on the character of cob weight and weight of 100 seeds. The potential lines were PA2, PA9, PA12 and PA16 because the intralines variability was low or uniform for most of the observed characters.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522040171 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 15 Nov 2022 06:06 |
Last Modified: | 15 Nov 2022 06:06 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196334 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
APIK ILHAM RAHMATAN.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |