Analisis Pengukuran Kinerja Green Supply Chain Management Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP), Objective Matrix (OMAX), dan Traffic Light Sytem (TLS) (Studi Kasus di Pabrik Minyak Kayu Putih Sukun, Ponorogo)

Emaradina, Galuh Melisa and Ir. Panji Deoranto,, STP. MP. Ph.D and Riska Septifani,, STP. MP (2022) Analisis Pengukuran Kinerja Green Supply Chain Management Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP), Objective Matrix (OMAX), dan Traffic Light Sytem (TLS) (Studi Kasus di Pabrik Minyak Kayu Putih Sukun, Ponorogo). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Produksi komoditas strategis hasil hutan bukan kayu daun kayu putih pada tahun 2014 – 2018 memiliki rata-rata sebesar 31.734 ton/tahun dimana salah satu hasil dari komoditas tersebut adalah tumbuhan kayu putih (Melaleuca Cajuputi). Daun dari tumbuhan kayu putih dapat diolah menjadi minyak kayu putih yang salah satunya dilakukan oleh Pabrik Minyak Kayu Putih (PMKP) Sukun, Ponorogo. Green Supply Chain Management (GSCM) penting bagi Pabrik Minyak Kayu Putih (PMKP) Sukun, Ponorogo dalam pengelolaan rantai pasok dari hulu ke hilir yang terintegrasi aspek lingkungan. Perlu dilakukan pengukuran kinerja pada GSCM pada perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hasil dari pengukuran kinerja GSCM yang dijalankan perusahaan yang juga menjadi responden dalam penelitian yang dijalankan. Penelitian ini dapat membantu mengusulkan perbaikan kinerja GSCM perusahaan berdasarkan aktivitas penelitian. Pengukuran kinerja dilakukan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Objective Matrix (OMAX). AHP merupakan metode yang memudahkan penyelesaian dengan terstruktur dan sistematis. Metode ini menggunakan Key Performance Indicator (KPI) dengan konsep perbandingan berpasangan (pairwise comparison). AHP dipilih karena metode ini lebih mudah dipahami, fleksibel, dan memiliki konsistensi yang tinggi dalam menentukan prioritas. Metode OMAX dilakukan dengan dengan melakukan perhitungan nilai interval yang mencakup interval tinggi, interval tengah, dan interval rendah. OMAX digunakan untuk mengetahui nilai pencapaian masing-masing KPI. Penggunaan OMAX nantinya dapat mengetahui hasil dari masing-masing perspektif yang menunjukkan bagaimana hasil pengukuran kinerja. OMAX dipilih sebagai alat pemecahan masalah yang objektif serta fleksibel yang dapat melakukan pemantauan terhadap pencapaian dari perusahaan pada kinerja GSCM. Metode OMAX berkaitan dengan Traffic Light System (TLS) dalam menunjukkan bahwa kinerja GSCM memerlukan perbaikan atau tidak. TLS mempermudah pemahaman pencapaian perusahaan dalam pengukuran kinerja sehingga memudahkan dilakukannya evaluasi dan perbaikan kinerja GSCM. Hasil Penelitian didapatkan bahwa dari 26 KPI yang diterapkan pada perusahaan terdapat 14 KPI yang setelah dilakukan pengukuran masuk ke dalam kategori merah sehingga membutuhkan perbaikan dan menjadi prioritas perusahaan. KPI tersebut terdiri dari 2 KPI perspektif green procurement, 5 KPI perspektif green manufacturing, 5 KPI perspektif green distribution, dan 2 KPI perspektif reverse logistic. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kinerja yang berada pada kategori merah masih berada dibawah target dan memerlukan perbaikan. Rekomendasi perbaikan yang diberikan kepada perusahaan diantaranya perlunya memperkirakan jumlah bahan baku dan estimasi pengiriman. Perusahaan disarankan menerapkan SOP yang jelas terkait berjaannya proses produksi agar sesuai dengan standar didukung dengan peningkatan kemampuan SDM. Meminimalisir kerusakan dari produk perlu dilakukan agar tidak terjadi kerusakan serta menghindari pengembalian produk.

English Abstract

The production strategy of non-leaf wood eucalyptus forest products in 2014 – 2018 had an average of 31,734 tons/year where one of the products of this commodity is eucalyptus (Melaleuca Cajuputi). The leaves of the eucalyptus plant can be processed into eucalyptus oil, one of which is carried out of Breadfruit Eucalyptus Oil Factory (PMKP), Ponorogo. Green Supply Chain Management (GSCM) is important for the Eucalyptus Oil Factory (PMKP) Sukun, Ponorogo in supply chain management from upstream to downstream that integrates environmental aspects. It is necessary to measure the performance of the company's GSCM. This research aims to determine and analyze the results of the GSCM performance measurement carried out by companies that are also respondents in the research carried out. This research can help improve the company's GSCM performance based on research activities. Performance measurement is carried out using the Analytical Hierarchy Process (AHP) and Objective Matrix (OMAX) methods. Analytical Hierarchy Process (AHP) is a method that facilitates a structured and systematic solution. This method uses Key Performance Indicators (KPI) with the concept of pairwise comparison. AHP was chosen because this method is more accessible, flexible, and high consistency in setting priorities. OMAX method is carried out by calculating the interval values which include high intervals, middle intervals, and low intervals. OMAX is used to determine the value of each KPI. The use of OMAX will make it possible to find out the results from each perspective that shows how the results of performance measurement. OMAX was chosen as an objective and flexible problem solving tool that can monitor the companies achievement on GSCM performance. The OMAX method is related to the Traffic Light System (TLS) in indicating that the performance of the GSCM requires improvement or not. TLS facilitates the company’s achievement in measuring performance so as to facilitate the evaluation and improvement GSCM performance. The results showed that of the 26 KPIs applied to the company, there were 14 KPIs which after the measurements were taken into the red category so that they need improvement and this point needs to be highlighted as the company's priority. These KPI’s consist of 2 KPIs from a green procurement perspective, 5 KPIs from a green manufacturing perspective, 5 KPIs from a green distribution perspective, 2 KPIs from a reverse logistic perspective. These results indicate that the performance in the red category still below target and need improvement. The recommendations given to the company included the need to estimating the quantity of raw materials and estimated delivery. The company is also suggests to implement clear SOPs related to the production process so that it is in line with the production standards supported by increasing human resource capabilities. Minimizing product damage that needs to be done in order to prevent more damage and avoid product repairs.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522100236
Uncontrolled Keywords: AHP, GSCM, Minyak Kayu Putih, OMAX,AHP, GSCM, Eucalyptus Oil, OMAX
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Industri Pertanian
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 04 Nov 2022 06:03
Last Modified: 04 Nov 2022 06:03
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196119
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Galuh Melisa Emaradina.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item