Nuviani, Eka Putri Irma and Dr. Ir. Mintarto Martosudiro,, MS and Fery Abdul Choliq,, SP., MP., M.Sc (2022) Pengaruh Fungisida Terhadap Alternaria Solani Penyebab Penyakit Bercak Kering Pada Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill.) Di Lapang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Alternaria solani merupakan patogen penyebab penyakit bercak kering pada tanaman tomat. Cendawan A. solani dapat menyerang daun, pangkal batang hingga buah. Kerusakan serangan patogen ini menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, buah yang dihasilkan kecil dan busuk dan berdampak pada pengurangan hasil produksi. Sebagian besar petani menggunakan bahan kimia sebagai tindakan pengendalian. Reaksinya yang cepat dalam waktu yang relatif singkat dan aplikasi yang mudah menjadi alasan petani masih menggunakan fungisida sintesis. Namun, seiring berjalannya waktu penggunaan fungisida diaplikasikan tanpa memperhatikan bahan aktif maupun dosis, sehingga menyebabkan masalah baru seperti resistensi pada patogen. Oleh karena itu, diperlukan pengujian fungisida untuk mengetahui pengaruhnya pada A. solani. Penelitian dilakukan di Desa Junrero Kota Batu, Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan dan LSIH Universitas Brawijaya. Penelitian dilakukan dengan metode rancangan acak kelompok (RAK) dengan 10 perlakuan yiatu FPK-2102 125/75 SE (0,5 ml/l), FPK 2102 125/75 SE (1 ml/l), FPK-2106 400/90 EC (0,5 ml/l), FPK-2106 400/90 EC (1 ml/l), Prokloraz + Propikonazol (1 ml/l), Difenokonazol + Azoksistrobin (0,5 ml/l), Difenokonazol+Azoksistrobin (1 ml/l) , NF-180 20 SC (0,5 ml/l), NF-180 20 SC (1 ml/l), kontrol yang diulang sebanyak 3 kali. Parameter dalam penelitian ini yaitu : intensitas penyakit (selama 7 minggu), efikasi fungisida (1 minggu setelah aplikasi terakhir atau minggu ke 7) dan produksi buah. Sementara itu, dilakukan percobaan di laboratorium untuk identifikasi cendawan pada tanaman bergejala. Gejala awal pada daun terinfeksi A. solani berupa bercak kecil berwarna coklat hingga kehitaman, membentuk lingkaran konsentris yang dikelilingi oleh halo kuning. Berdasarkan hasil uji Anova, diketahui bahwa intensitas penyakit tertinggi terdapat pada perlakuan kontrol (80%) pada pengamatan minggu ke 7, sedangkan intensitas penyakit pada perlakuan lainnya berturut- turut adalah P1 (48.33%), (36%), P3 (32.67%), P4 (43.33%), P5 (37,33%), P6 (49.33%), P7 (46%), P8 (47.67%), P9 (45,67%), menandakan semua aplikasi fungisida efektif dalam menekan intensitas penyakit. Dilihat dari pada pengamatan minggu ke 7, FPK-2106 400/90 EC konsentrasi aplikasi 0,5 ml/l memiliki tingkat efikasi sebesar 59%. Selain tingkat efikasi yang terbaik, perlakuan FPK-2016 400/90 EC (0,5 ml/l) lebih direkomendasikan, dengan konsentrasi aplikasi kecil namun mampu menekan penyakit lebih tinggi, hal ini tampak dari nilai rerata intensitas penyakitnya yang paling rendah. Aplikasi fungisida dapat menekan kehilangan hasil panen. Produksi pada perlakuan P1, P2, P4, P5 dan P8 memiliki nilai rerata yang lebih tinggi daripada perlakuan kontrol dengan kisaran rerata berat produksi 600-750 gram/tanaman. Persamaan regresi y=-1,279x+640,23 dengan nilai R2 sebesar 0.0232 menunjukkan peningkatan intensitas penyakit dapat menurunkan produksi vi buah, kenaikan 1% intensitas penyakit berkontribusi sebesar 2,32% dalam menurunkan hasil produksi. Berdasarkan nilai tingkat efikasi, dapat diketahui bahwa fungisida pada perlakuan FPK-2106 400/90 EC (0,5ml/l) adalah perlakuan fungisida terbaik untuk mengendalikan serangan penyakir yang disebabkan oleh A. solan
English Abstract
Alternaria solani is the causative agent of early blight in tomatoes. A. solani is able to attack leaves, stem base and fruit. The damage caused by the attack of this pathogen causes stunted plant growth, the resulting on small and rotten fruit that impact on reducing production yields. The majority farmers use chemicals as a control measure. The fast reaction in a relatively short time and easy application are the reasons farmers still use synthetic fungicides. However, over time the use of fungicides is applied regardless of the active ingredient or dosage, causing new problems such as resistance to pathogens. Therefore, it is necessary to study the effect of fungicides on A. solani. This search was conducted at Junrero Village, Junrejo Batu City, Plant Disease Laboratory, Department of Pest and Plant Disease, and LSIH Brawijaya University. The study was conducted using a randomized block design (RBD) with 10 treatments : FPK-2102 125/75 SE (0,5 ml/l), FPK 2102 125/75 SE (1 ml/l), FPK- 2106 400/90 EC (0,5 ml/l), FPK-2106 400/90 EC (1 ml/l), Prokloraz + Propikonazol (1 ml/l), Difenokonazol + Azoksistrobin (0,5 ml/l), Difenokonazol+Azoksistrobin (1 ml/l) , NF-180 20 SC (0,5 ml/l), NF-180 20 SC (1 ml/l), control which is repeated 3 times. Endpoints for this study were disease severity (7 weeks), fungicide efficacy (1 week after last application or week 7) and fruit production.During this time, laboratory experiments were conducted for isolation and identification of disease symptoms in plants. Early symptoms on leaves infected with A. solani are small brown to black spots, forming concentric rings surrounded by yellow halo (discolorations). Based on the results of the Anova test, the highest disease intensity was found in the control traeatment (80%) at week 7 of observation, while the disease intensity in the other treatment was P1 (48.33%), P2 (36%), P3 (32.67%), P4 (43.33 %) , P5 (37.33%), P6 (49.33%), P7 (46%), P8 (47.67%), and P9 (45.67%), showing that all fungicide applications were effective in suppressing disease severity. Judging by week 7 observation, FPK-2106 400/90 EC (0,5ml/l) had an efficacy level of 59%. In addition to the best level of efficacy, FPK-2106 400/90 EC is more recommended, with low concentration but able to suppress higher diasese, this can be seen from the lowest disease severity value. Fungicide can reduce crop loss. Production in treatments P1, P2, P4, P5 and P8 had a higher average value than the control treatment with an average production weight range of 600-750 grams/plant. The regression equation y=-1,279x+640.23 with an R2 value of 0.0232 indicates an increase in disease severity can reduce fruit production, an increase of 1 % disease severity contributes 2.32% in reducing production yields. Based on the value of the efficacy level, it can be seen that the fungicide in the treatment of FPK-2106 400/90 EC (0.5ml/l) was the best fungicide treatment to control disease attacks caused by A. solani
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522040141 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 31 Aug 2022 07:57 |
Last Modified: | 31 Aug 2022 07:57 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193862 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
EKA PUTRI IRMA NUVIANI.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |