Peningkatan Kualitas Produksi Garam Industri Dengan Pengendapan Nacl Dan Pengendapan Ion Kalsium (Ca2+), Magnesium (Mg2+) Dan Sulfat (So42-) Pada Air Laut

Wae, Ernesta and Dr. rer.nat. Rachmat T. Tjahjanto,, M.Si and Dr. Diah Mardiana,, MS (2019) Peningkatan Kualitas Produksi Garam Industri Dengan Pengendapan Nacl Dan Pengendapan Ion Kalsium (Ca2+), Magnesium (Mg2+) Dan Sulfat (So42-) Pada Air Laut. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kondisi pergaraman nasional sampai saat ini masih belum memadai, terutama kualitas produksi garam rakyat masih belum mencukupi kebutuhan garam industri nasional. Kebutuhan garam konsumsi adalah 17,3% sedangkan sisanya 82,7% digunakan untuk kebutuhan garam industri (Badan Pusat Statistik, 2015). Kebutuhan garam industri mensyaratkan spesifikasi NaCl di atas 97%, kadar Ca 1% dan Mg 1-2% atau di bawah 400 ppm dengan kemurnian garam mencapai 99%. Air laut sebagai sumber bahan baku pembuatan garam selain mengandung NaCl juga mengandung garam-garam terlarut lainnya sebagai pengotor dalam produksi garam dapur. Pengotor NaCl meliputi senyawa yang bersifat higroskopis yaitu MgCl2, CaCl2, MgSO4 dan CaSO4. Masalah utama penyebab rendahnya kualitas garam NaCl industri dari air laut adalah tingginya konsentrasi ion Mg2+, ion Ca2+ dan SO42- . Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas konsentrasi NaCl dengan mengendapkan NaCl pada proses pemekatan dan pengendapan dengan penambahan gas CO2. Konsentrasi Ca2+, dan Mg2+ ditentukan dengan menggunakan titrasi kompleksometri, sedangkan sulfat ditentukan menggunakan UV-Vis serta Cl- viii ditentukan dengan menggunakan titrasi argentometri. Besarnya pengaruh peningkatan konsentrasi dalam metode pemekatan dilihat berdasarkan variasi volume akhir (20, 23, 25, 27 dan 29 mL), sedangkan pada metode karbonasi dapat dilihat berdasarkan variasi volume pemanasan awal ( dari 100 mL menjadi 80, 70, 60 dan 50 mL) dan variasi waktu alir gas CO2 (30, 45, 60, 75 dan 90 menit). Hasil penelitian menunjukan bahwa pada metode pemekatan semakin lama pemekatan atau volume akhir yang semakin rendah maka kadar NaCl menjadi semakin rendah. Hasil pemekatan, hingga volume akhir 29 mL dan 27 mL, memberikan kadar NaCl yang cukup tinggi dengan nilai hampir sama berturut-turut sebesar 96,0 dan 95.4% dengan kadar ion Ca2+ dan Mg2+ sebesar 0,7 dan 0,08 % serta kadar ion SO42- sebesar 3,0%. Metode karbonasi menunjukan bahwa semakin kecil volume akhir pemanasan awal dan semakin lama waktu alir gas CO2 maka NaCl yang dihasilkan semakin meningkat. Hasil karbonasi, hingga waktu alir gas CO2 75 dan 90 menit, memberikan kadar NaCl yang sangat tinggi dengan nilai hampir sama berturut-turut sebesar 98,9% dan 99,6% dengan kadar ion Ca2+ dan Mg2+ sebesar 0,02 dan 0,4 %. Kadar NaCl yang dihasilkan memiliki kemurnian yang sangat tinggi dan memenuhi standar SNI industri.

English Abstract

The condition of national salvage is still not conducive, especially the quality of people's salt production which is not sufficient for national industrial salt. Salt consumption needs are 17.3% while the remaining 82.7% is used for industrial (Central Statistics Agency, 2015). Industrial salt requirements require NaCl specifications of more than 97%, Ca1 %, and Mg1- 2% or under 400 ppm with salt purity up to 99%. Seawater becomes the main raw material for making salt, besides containing NaCl, it also contains other dissolved salts as impurities in the production of salt. NaCl impurities include hygroscopic compounds, namely MgCl2, CaCl2, MgSO4, and CaSO4. The primary problem causing the low quality of industrial NaCl salts from seawater is the high concentration of Mg2+ ions, Ca2+ and SO42- ions. The aim of this study is to determine the increase in NaCl concentration by precipitating NaCl in the concentration and precipitation process by adding CO2. Ca2+ and Mg2+ concentrations were determined using complexometric titration, while sulfates were determined using UV-Vis and Cl-determined using argentometry titration. The magnitude of the increase in concentration in the concentration method x was seen based on final volume variations (20, 23, 25, 27 and 29 mL), otherwise the carbonation method can be seen based on variations in the initial heating volume (80, 70, 60 and 50 mL) and time variations 30, 45, 60, 75 and 90 minutes). The results showed that in the concentration method the longer or the lower of the final volume caused NaCl level became lower. The concentration final volume up to 29 mL and 27 mL, lead high NaCl level with almost similarity percentage 96.0 and 95.4% with a concentration ions level of Ca2+, Mg2+, and SO42- are 0.7, 0.08 and 3.0%. The carbonation method shows that the increase in the production of NaCl is due to the smaller final volume of preheating and the longer contact time of CO2. Carbonation results, the final volume in 75 and 90 minutes, leads to produce high levels of NaCl with similarity percentage 98.9% and 99.6% with the concentration level ions of Ca2+ and Mg2+ are 0.02 and 0.4%. The NaCl content produced has high purity and achieves industrial SNI standards

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/553.632/FMIPA/p/2019/041903902
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 553 Economic geology > 553.6 Other economic materials > 553.63 Salts > 553.632 Rock salt (Sodium chloride)
Divisions: S2/S3 > Magister Kimia, Fakultas MIPA
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 23 Aug 2022 01:45
Last Modified: 23 Aug 2022 01:45
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193424
[thumbnail of ERNESTA WAE.pdf] Text
ERNESTA WAE.pdf

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item