Dinar, Nabila and Ir. Ninuk Herlina,, MS (2022) Hubungan Unsur Iklim Terhadap Produktivitas Cabai Merah (Capsicum Annuum L.) Di Wilayah Bogor Dan Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura penting dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di Indonesia. Produktivitas cabai merah di Indonesia mengalami fluktuasi, pada tahun 2015- 2017 mengalami penurunan yaitu sebesar 8,65 ton/ha pada tahun 2015 dan terus menurun hingga 8,46 ton/ha tahun 2017 perlahan mengalami kenaikan pada tahun 2018 sebesar 8,77 ton/ ha. Daerah sentra produksi cabai merah antara lain Jawa Barat dan Jawa Timur. Produktivitas tanaman dapat dipengaruhi oleh kesesuaian iklim suatu tempat. Tiga unsur iklim yang perlu mendapat perhatian dalam keberhasilan produksi cabai merah adalah curah hujan, suhu, dan kelembaban. Kedua sentra produksi cabai merah, yakni Bogor dan Malang memiliki unsur iklim yang berbeda. Bogor dikenal dengan sebutan kota hujan karena jumlah curah hujan yang tinggi mencapai 4.000-5000mm/tahun, suhu 22,7-31,6ºC dengan kelembaban udara 73,5-90,4% (Hidayat, 2020). Malang memiliki curah hujan tahunan sekitar 1500-3000 mm/tahun, suhu 23,1-25,8°C dengan kelembaban 65,5-81,3% (Ridho dan Suminarti, 2020). Adanya perbedaan kondisi unsur-usur iklim antara Bogor dan Malang diduga mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap produkvitas tanaman cabai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh unsur iklim terhadap produktivitas cabai di Bogor dan Malang. Hipotesis penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara unsur iklim terhadap produktivitas cabai merah (Capsicum annuum L.) di wilayah Bogor dan wilayah Malang Penelitian dilaksanakan bulan April 2021 hingga bulan Oktober 2021 di 2 lokasi yang mempunyai kondisi unsur iklim yang berbeda, yaitu wilayah Bogor dan wilayah Malang. Alat yang digunakan berupa kuisioner wawancara, kamera, dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah data unsur iklim (curah hujan, suhu dan kelembaban) tahun 2001-2020 yang didapatkan dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika) Bogor dan Malang serta data produktivitas cabai merah di Malang dan Bogor tahun 2001-2020 dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan. Metode yang digunakan adalah metode survey. Data unsur iklim (curah hujan, suhu dan kelembaban udara) dan produktivitas dianalisis menggunakan Microsoft Excel. Setelah itu dilakukan dianalisis uji t, uji korelasi dan regresi menggunakan software IBM SPSS Statistik 2.5. Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara unsur iklim (curah hujan, suhu dan kelembaban udara) di wilayah Bogor dan wilayah Malang. Uji korelasi digunakan untuk mengetahui pengaruh unsur iklim (curah hujan, suhu dan kelembaban udara) dengan produktivitas cabai merah. Uji regresi dilakukan untuk mengetahui pengaruh unsur iklim curah hujan terhadap produktivitas cabai merah. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di Bogor memiliki rata – rata curah hujan tahunan sebesar 3.173 mm/tahun, rerata suhu udara udara tahunan sebesar 25,93ºC, rerata kelembaban udara sebesar 83,2% sedangkan Malang memiliki rata – rata curah hujan tahunan sebesar 1.867 mm/tahun, rerata suhu udara udara sebesar 23,64 ºC, rerata kelembaban udara sebesar 77,54%. Unsur iklim (curah hujan, suhu dan kelembaban udara) wilayah Bogor dan wilayah Malang ii berbeda nyata. Hasil pengujian menyatakan bahwa di Bogor unsur iklim suhu dan curah hujan mempunyai hubungan yang nyata dengan produktivitas tanaman cabai, sedangkan kelembaban hubungannya tidak nyata dan di Malang hanya unsur iklim curah hujan yang mempunyai hubungan nyata dengan produktivitas tanaman cabai merah. Model pendugaan produktivitas tanaman cabai merah pada wilayah Bogor Y=-102.367-0.002(curah hujan)+4,510(suhu) dan di Malang Y=-15,888-0,004 (curah hujan)
English Abstract
Red chili (Capsicum annuum L.) is one of the important horticultural commodities in meeting the food needs of people in Indonesia. Red chili productivity in Indonesia fluctuated, in 2015-2017 it decreased by 8.65 tons/ha in 2015 and continued to decline to 8.46 tons/ha in 2017 slowly increasing in 2018 by 8.77 tons/ha. The red chili production centers include West Java and East Java. Crop productivity can be influenced by the suitability of the climate of a place. Three climate elements that need attention in the success of red chili production are rainfall, temperature, and humidity. The two red chili production centers, namely Bogor and Malang, have different climate elements. Bogor is known as the city of rain because of the high amount of rainfall reaching 4,000-5000mm/year, temperature 22.7-31.6ºC with air humidity 73.5-90.4% (Hidayat, 2020). Malang has an annual rainfall of around 1500-3000 mm/year, a temperature of 23.1-25.8°C with a humidity of 65.5-81.3% (Ridho and Suminarti, 2020). The existence of different conditions of climatic elements between Bogor and Malang is thought to have a different effect on the productivity of chili plants. This study aims to determine the effect of climate elements on chili productivity in Bogor and Malang. The hypothesis of this research is that there is a relationship between climate elements and the productivity of red chili in Bogor and Malang. The research starts on April until October 2021 at Bogor and Malang. The tools needed for the research are interview quistionnare, camera and stationery. The materials used in this research are climate data (rainfall, temperature and humidity) in 2001-2020 obtained from BMKG (Meteorology, Climatology, and Geophysical Agency) Bogor and Malang as well as productivity data of red chili in Malang and Bogor in 2001-2020 obtained from Departement of Agriculture. The method used is the survey method. Climate (rainfall, temperature, and humidity) and productivity data are analyzed with the help of Microsoft excel. After that analyzing the t-test, correlation and regression testing with the help of IBM SPSS statistics 2.5. t-test was conducted to determine whether there were differences between climate elements (rainfall, temperature and humidity) in Bogor and Malang. Correlation test was used to determine the effect of climate elements (rainfall, temperature and humidity) with red chili productivity. Regression test was conducted to determine the effect of rainfall climate elements on the productivity of red chili. Based on research that has been carried out in Bogor, the average annual rainfall is 3,173 mm/year, the average annual air temperature is 25.93ºC, the average humidity is 83.2%, while Malang has an average annual rainfall of 1,867 mm/year, the average air temperature is 23.64°C, average humidity is 77.54%. elements of climate (rainfall, temperature and humidity) in Bogor and Malang are significantly different. The test results stated that in Bogor the climate elements of temperature and rainfall had a significant relationship with the productivity of red chili, while humidity had no significant relationship and in Malang only rainfall climate elements had a significant relationship with the productivity of red chili. The estimation model for the productivity of red chili in Bogor Y=-102.367-0.002 (rainfall) +4,510 (air temperature) and in Malang Y=-15,888-0,004(rainfall).
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522040081 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 19 Jul 2022 08:31 |
Last Modified: | 19 Jul 2022 08:31 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192339 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
NABILA DINAR.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2023. Download (3MB) |
Actions (login required)
View Item |