Vivianti, Emmalyana and Isti Purwaningsih,, STP., MT and Riska Septifani,, STP., MP (2022) Analisis Risiko dan Mitigasi Risiko Proses Produksi Jamu Jahe Merah Instan Menggunakan Metode Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis dan Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus: Industri Rumah Tangga ‘Murni’ di Kota Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Jamu adalah salah satu pilihan yang digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk meningkatkan imunitas tubuh ketika wabah Covid-19 terjadi. Jahe merah merupakan bahan baku yang paling banyak digunakan dalam pembuatan jamu. Industri Rumah Tangga ‘Murni’ Kota Malang merupakan salah satu produsen jamu jahe merah instan. Selama kegiatan proses produksi jamu jahe merah yang dilakukan oleh Industri Rumah Tangga ‘Murni’ memiliki kemungkinan terjadinya berbagai macam risiko yang belum pernah dilakukan analisis lebih lanjut. Oleh karena itu tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis urutan prioritas risiko dan usulan terkait alternatif mitigasi yang tepat untuk risiko prioritas pada proses produksi jamu jahe merah instan oleh Industri Rumah Tangga ‘Murni’ di Kota Malang. Salah satu metode yang digunakan untuk menganalisis urutan prioritas risiko adalah metode Fuzzy FMEA yang didasarkan pada hasil FRPN. Risiko dengan nilai FRPN tertinggi digunakan sebagai kriteria dalam menentukan mitigasi risiko dengan menggunakan metode AHP dengan cara menyusun masalah dalam bentuk hierarki. Metode tersebut digunakan untuk menilai alternatif secara sistematis dengan melakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparison) pada setiap alternatif yang dipilih. Hasil dari perbandingan berpasangan berupa bobot setiap alternatif sehingga diketahui alternatif mana yang paling tepat untuk segera diterapkan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa proses produksi jamu jahe merah instan memiliki tiga risiko prioritas pada setiap variabel. Risiko prioritas pada variabel bahan baku adalah kerusakan bahan baku selama penyimpanan. Risiko prioritas pada variabel proses adalah sari jahe tidak mengkristal. Risiko prioritas pada variabel produk akhir adalah bubuk jahe merah mengalami penggumpalan. Nilai FRPN risiko prioritas secara berurutan adalah 0,5082; 0,8893; dan 0,5844. Alternatif prioritas mitigasi risiko yang sarankan pada setiap risiko prioritas secara berurutan adalah membuat perencanaan persediaan bahan baku dengan bobot 0,5479; mengikuti pelatihan pembuatan jamu dengan bobot 0,8145; dan memperhatikan perlakukan penyimpanan produk akhir dengan bobot 0,5080. Saran untuk perbaikan risiko yang dialami oleh IRT ‘Murni’ Kota Malang adalah menerapkan usulan alternatif mitigasi pada risiko paling utama yaitu pada variabel proses berupa sari jahe tidak mengkristal. Tindakan mitigasi yang dapat dilakukan berdasarkan prioritas alternatif adalah mengikuti pelatihan pembuatan jamu, membeli alat tambahan untuk mengukur panas api, dan penerapan SOP pada proses produksi.
English Abstract
Herbs are one of the choices used by Indonesians to increase body immunity during the outbreak of Covid-19. Red ginger is the most widely used ingredient in the making of herbs. The home industry ‘Murni’ in Malang Town is one of the producers of instant red ginger herbs. During the work of producing instant red ginger herbs carried out by the home industry 'Murni’ Malang Town, there are possible risks for which further analysis has not been taken. Therefore the purpose of the study is to analyze the sequence of risk priorities and recommendations related to mitigation for priority risks in the process of producing instant red ginger herbs by the home industry 'Murni’ in Malang Town. One method used to analyze risk priorities in the sequence was the Fuzzy FMEA method based on FRPN results. Risks with the highest FRPN value are used as criteria to determine risk mitigation by using AHP methods by composing problems in the form of hierarchy. The method is used to assess alternatives systematically by making pairwise comparisons with each alternative chosen. The results of pairing comparisons are of the weight of each alternative so that it is known which alternative is best for immediate application. The results of this study suggest that the process of producing instant red ginger herbs has three priority risks on each variable. Priority risk on the variable raw materials is damage of the raw materials during storage. A priority risk on a variable process is that ginger essence doesn't crystallize. Priority risk on variable final products is that the red ginger powder is thickening. The rate of a sequential priority FRPN is 0.5082; 0.8893; and 0.5844. An alternative risk mitigation priority suggested at any risk priority in the sequence is to make supply of raw materials with a weight of 0.5479; Taking herbal - making training with a weight of 0.8145; And take notice to the storage of the final product at 0.5080 weight. Suggestions for improvement on the risks that home industry 'Murni’ Malang Town are applying alternative mitigation to the most common risk of the instant red ginger herbs variable instead of crystallizing. Measures of mitigation that can be taken on the basis of alternative priorities are those that take up herbal production training, purchase additional tools to measure the heat of the fire, and the application of soup to the production process.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522100016 |
Uncontrolled Keywords: | Analytical Hierarchy Process (AHP), Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA), Jamu Jahe Merah Instan,Analytical Hierarchy Process (AHP), Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA), Instant Red Ginger Herbs |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Industri Pertanian |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 27 Apr 2022 01:00 |
Last Modified: | 27 Apr 2022 01:00 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190198 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Emmalyana Vivianti.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (3MB) |
Actions (login required)
View Item |